20. The medical heart

146 7 0
                                    

Sorry for typo
Happy reading. 😊

                                      🐾🐾🐾

      Menyelami kedukaan yang terlalu lama. Itu yang sedang ia lakukan hingga sekarang ia terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ia terlalu larut dalam duka hingga ia tak tahu lagi rasa. Begitu rugi. Ia diperbudak dirinya sendiri. Ia diperbudak egonya.

     Ia sadari bahwa yang ia lakukan itu hanya menambah bebannya saja. Ia lupa harus kepada siapa Cinta ini di tujukan. Ia terlalu egois untuk menyadari "Cinta Sejati" itu sendiri.

     Kata terlambat itu tidak ada. Begitulah kata Zakiya. Wanita tegar yang mencoba untuk bertahan. Mencoba lagi hidupnya. Menata lagi hidupnya di tengah kesakitan yang ada.

    Semangat yang digemakannya sungguh membuat hati Sandra berdebar hangat. Bergemuruh. Terasa di aliri air sejuk yang menentramkan hati. Seperti biasa ia selalu menjadi penyejuknya Sandra.

    Batin Sandra menghangat. Obatnya telah hadir lagi mengisi hari-harinya yang kelabu. Ia ingin menata hidupnya dan ingin berjalan pada jalan itu. Jalan terjal menuju taman Indah.

    Sekarang biarlah hati itu sembuh dulu hingga ada yang mengisinya kembali. Tapi, sungguh sebetulnya hati itu sudah terisi kembali oleh banyak orang yang menyayanginya.

                                      🐾🐾🐾

     "Mau pergi sekarang?" Suara itu menyeruak ke dalam indra pendengarannya. Padahal, suara itu masih terdengar lemah. Nyaris tak terdengar.

      Dengan langkah pelan ia kembali duduk di pinggiran ranjang pesakitan. Tangannya sibuk memangku seorang bayi yang tengah tertidur. Matanya cukup teduh saat ini untuk melihat seseorang yang terbaring.

     "Aku cuman gak ingin seseorang yang aku sayang pergi gitu aja tanpa pamit"

      Sedikit senyuman hadir begitu saja di wajah sayunya. Tak ada tangisan dan tak ada kesedihan. Sebenarnya ini yang ia harapkan.

     "Maaf ya, aku harus pergi sekarang. Inshaallah, aku kesini kali-kali. Kamu jaga kesehatan, jangan down terus tetep spirit ya.. " bisiknya lembut.

      Tangan kirinya mencoba menggengam tangan hangat Sandra. Ia ingin merasakan tangan itu sebelum ia pergi. Tangan yang sudah membuatnya mendapat sebuah arti kasih sayang. Tangan yang membuatnya tak merasa menyesal mendekap buah hatinya. Tangan yang membuatnya melangkah dari kesengsaraan. Tangan yang hangat dan selalu hangat.

      "Ya, kamu juga.  Kalau udah sampai, kabarin aku. Kalau gak aku marah sama kamu.." candanya di tengah suara lemahnya.

     "Ya, nanti aku kabarin San.. Aku pamit ya. Assalamu'alaikum"

     "Wa'alaikumsalam"

                                      🐾🐾🐾

       Sandra menatap jendela rumah sakit. Memikirkan sesuatu yang tak kunjung berakhir. Ia meringis sedikit dalam hatinya. Dadanya sedikit bergemuruh.

    Ia sedikit takut atas apa yang ia pikirkan, tapi itu bukan hal yang salah, 'kan? ia hanya takut tak bisa mempertahankannya.

    Suara pintu terbuka mengambil alih perhatiannya. Seorang dokter muda dan perawat memasuki ruangannya. Ia sendiri sudah merasa jauh lebih baik sekarang, hanya saja ada perasaan tak tenang yang tak kunjung hilang.

    "Kunjungan rutin ya.. " ia tersenyum seadanya.

     Dokter bersama perawatnya memeriksanya dan menyatakan jika ia sudah lebih baik dibanding kemarin. Bahkan dokter itu mengatakan padanya ia akan keluar dari rumah sakit 1-2 hari lagi.

BERHIJRAH atau TIDAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang