Tentangmu aku ingin menulis satu, seratus, seribu, tak terhingga kata lagi. Wajahmu mengutuk pikiranku. Penuh.
**
KAMAR Indira didominasi dengan lagu milik Rendy Pandugo yang berjudul Hampir Sempurna. Saat ini, Keysha, Resha, Andini, Disti, Kayla, dan Amanda sedang menikmati makan siang dengan lauk ayam bakar di kamar Indira sembari ditemani oleh lagu yang melantun begitu merdu.
"Habis ini kalian pada mau kemana?" tanya Andini sambil masih mengunyah makanannya dengan lahap.
Amanda mengangkat bahunya pertanda ia tidak tahu.
"Gue habis ini les sih," balas Keysha. "Tapi, gak tau mau otw jamber."
"Jaman aja apa les-les liburan gini?" ledek Resha.
Keysha yang memang sudah biasa diledeki seperti itu pun hanya bisa tertawa saja.
"Gapapa, Resh, yang penting bisa ketemu Ezra." Keysha balik memberikan nada candaannya di dalam kalimat tersebut.
Memang, di antara kelima sahabatnya itu, baru Indira yang mengetahui mengenai perasaan Keysha yang sesungguhnya kepada Bara. Sisanya, hanya sebatas meledek alias bercanda. Tak ada lagi selain Indira yang tahu tentang perasaan Keysha yang sesungguhnya.
"Najis lo, cabe banget dasar!" Kali ini giliran Disti yang menanggapi ucapan Keysha.
Gadis berkacamata itu langsung merespon dengan cengiran tak berdosa–andalannya itu.
Satu per satu dari sahabatnya melangkah meninggalkan kamar Indira untuk membuang box makanannya di luar hingga tersisa Keysha yang terakhir menghabiskan ayam bakarnya begitu bersih. Ketika sedang asik-asiknya menghabiskan sisa-sisa ayam bakar miliknya sendiri, tiba-tiba pintu kamar Indira diketuk dari luar dan muncul adik Indira paling bungsu yang masih duduk di bangku kelas 5 SD, yaitu Ian.
"Kak, itu di depan ada temennya lagi," ucapnya setengah mengintip kondisi kamar kakaknya.
"Hah? Siapa?" tanya Indira bingung setengah mati. Karena setahunya, tidak ada lagi temannya yang ingin datang ke rumah Indira.
"Cowok, dua." jawab Ian polos.
"Mama sama papa mana?" tanya Indira kembali.
"Tadi pergi keluar, tapi Ian lupa mau pergi kemana." Masih dengan wajah polosnya anak kecil itu berdiri di depan kamar Indira.
"Oke, kamu keluar dulu, ya." Indira memerintah adiknya untuk keluar.
Gerakan secepat the Flash pun dilakukan oleh gadis yang saat ini sedang dikuncir kuda, Indira langsung menyambar kain hijab apapun itu yang ada di lemarinya sekedar untuk menutupi auratnya. Begitupula dengan Resha, Amanda, dan Kayla, mereka pun langsung menggunakan kembali kain hijabnya yang sebelumnya di lepas akibat kegerahan.
Dengan berat hati, Indira menghampiri kedua teman laki-lakinya itu di pelataran rumahnya. Ya, siapa lagi jika bukan Arkan dan Bara?
Arkan dan Bara hanya menggunakan satu motor dari tempat tongkrongan mereka, karena memang jaraknya dapat dibilang cukup dekat dengan rumah Indira dan juga Keysha.
"Ngapain sih lo berdua kesini?!" Indira mulai melontarkan berbagai pertanyaan yang lebih terdengar seperti pengusiran secara halus.
Arkan dengan wajah sok gantengnya itu menjawab, "Ya mau minta makan dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
book i | everglow ✔️
Teen Fiction[based on true story] Gadis itu bersembunyi dibalik bayangannya, memendam seluruh rahasianya yang semakin lama membunuh secara perlahan. Dia membantumu untuk bisa bersamanya dan dia selalu disana untuk mendengarkan seluruh keluh kesahmu. ...