"sesekali pergilah ke stasiun terdekat, lalu lihatlah sepasang rel sedih itu, dan kamu akan paham –rasanya bersisian namun pada ujungnya tak pernah bisa bersama."**
HARI demi hari sudah terlewati tanpa terasa, seluruh kelas XII SMA Nusantara sudah semakin sibuk mempelajari materi Ujian Sekolah, Ujian Nasional, hingga Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa disebut dengan SBMPTN, tak terkecuali Keysha. Ia mengikuti bimbingan belajar di dekat rumah dan sekolahnya bersama dengan teman-teman satu sekolah lainnya. Keysha pun satu kelas bersama Bara, Kayla, Resha, Andini, Baskara, serta masih ada beberapa teman satu sekolah lainnya. Kelas Keysha di bimbingan belajar tersebut memang berisi beberapa murid kelas XII IPS 1 dan 2 dari SMA Nusantara.
Beberapa hari yang lalu, SMA Nusantara sudah kembali melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) seperti biasa setelah menikmati liburan selama dua minggu lebih, yaitu dalam rangka libur Natal dan libur Tahun Baru. Bagi siswa-siswi kelas XII, mereka mulai disibukkan dengan Try Out dan lain sebagainya. Keysha pun pulang lebih malam dari biasanya dikarenakan ada tambahan dari bimbingan belajarnya begitu pula dengan teman-teman yang lain.
"Key, nanti les gak?" tanya Bara yang sudah menghampiri tempat duduk Keysha seperti biasa.
Keysha hanya mengangguk tanpa menatap lawan bicaranya, bahkan pandangannya lebih fokus menatap buku kumpulan soal yang sedang ia kerjakan. Gadis itu dapat merasakan juga bahwa Bara sudah duduk tepat di kursi Indira sambil ikut mengerjakan buku kumpulan soal SBMPTN miliknya yang sengaja ia bawa ke tempat duduk Keysha.
Keysha menoleh menatap Bara. "Ini lo mau ngapain disini?"
"Ya belajar lah, SBMPTN tinggal beberapa bulan lagi." balas Bara.
Keysha menghela napas panjang tanpa memberi respon apapun lagi, lalu ia kembali fokus mengerjakan soal-soal di bukunya.
Beberapa menit kemudian, tangannya di senggol dari arah kiri sehingga tepat ketika Keysha sedang menulis, tulisan yang berisi hitungan Matematikanya tercoret. Maklum, Keysha memang seorang kidal alias menulis menggunakan tangan kiri.
"Woi kecoret anjir!" Keysha menggerutu kesal.
Bara hanya menatap Keysha datar, kemudian kembali pada tujuan utamanya menyenggol tangan Keysha. "Key, ini gimana caranya sih?"
Lelaki itu menarik kursi Indira lebih dekat ke arah Keysha dan tentu saja hal itu membuat gadis tersebut secara spontan menahan napas untuk beberapa detik. Fokus, Keysha! Keysha berkali-kali mengucapkan kalimat itu dalam hati.
Gadis yang menggunakan kacamata frame hitam itu berusaha untuk tetap fokus, lalu ia kembali mencerna soal Ekonomi yang ditunjuk oleh Bara. Setelah beberapa menit ia memikirkan jawaban dan pembahasan mengenai soal Kurva Permintaan dan Penawaran tersebut, akhirnya ia menemukan hasilnya. Langsung saja Keysha menjelaskan kepada Bara.
"Ini jawabannya C sih, menurut gue," ucap Keysha sambil menunjuk opsi C.
"Kok bisa C?" Bara mengernyit.
"Nih, itu kan garisnya miring ke kiri gitu kan berarti itu Permintaan. Habis itu kan kalo pendapatan masyarakatnya naik berarti kurvanya geser ke kanan, kalo turun gesernya ke kiri. Jadi jawabannya C itu kata gue." jelas Keysha.
Bara terlihat dengan serius menyimak penjelasan Keysha. Hal itu pun tak luput dari pandangan Keysha, bahkan rasanya Keysha ingin memberhentikan waktu agar keduanya bisa sedekat seperti sekarang ini. Namun, pikiran itu langsung ia singkirkan dengan cepat dengan menggelengkan kepalanya kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
book i | everglow ✔️
Teen Fiction[based on true story] Gadis itu bersembunyi dibalik bayangannya, memendam seluruh rahasianya yang semakin lama membunuh secara perlahan. Dia membantumu untuk bisa bersamanya dan dia selalu disana untuk mendengarkan seluruh keluh kesahmu. ...