"Semesta, tolong sampaikan seluruh perasaan terpendam ini kepadanya. Tak apa jika pada akhirnya tak ada balasan; saya hanya butuh ia tahu kebenaran –karena memendam perasaan terlalu lama hanya semakin menekan luka yang belum tersembuhkan."
**
SELURUH siswa SMA Nusantara sudah mulai berbaris di lapangan atas dan bawah untuk melaksanakan upacara bendera di setiap hari Senin-nya. Seperti biasa, bila ada murid yang tidak menggunakan atribut lengkap, maka mereka terpaksa harus berbaris sendiri di bagian depan –tepat menghadap ke arah matahari.
Barisan kelas XII memang seperti biasa selalu berada di lapangan atas. Matahari seolah dengan baik hatinya menyapa seluruh siswa SMA Nusantara, hal itu tentu saja membuat beberapa siswa berkali-kali menyeka keringatnya sendiri. Tak terkecuali, Keysha. Gadis itu bahkan sudah menyipitkan matanya akibat matahari yang begitu menyengat. Ia hanya bisa berdoa dalam hati, agar upacara segera selesai.
"Key, udah ngerjain PR Akun belom?" Suara seseorang di sampingnya berhasil membuat pemilik nama Keysha itu menoleh.
"Yang mana?" Keysha berbalik menanyakannya.
"AJP Tn.Hartono," balas Bara sambil mengfokuskan pandangan lurus, agar guru tidak curiga dengan gerak-geriknya. "Udah belom?"
Keysha mengangguk.
"Oke, gue liat entar ya."
Dan lagi-lagi, Keysha hanya mengangguk.
**
Bel jam pelajaran terakhir berbunyi, murid-murid XII IPS 1 pun mulai sibuk mengerjakan dengan express tugas Akuntansi yang baru saja diberikan tepat dua hari yang lalu. Guru Ekonomi mereka yang satu itu memang tiada duanya, masuk kelas hanya memberikan tugas tanpa ampun, kemudian ia keluar lagi. Sekalipun beliau mengajar, baik Keysha maupun teman-temannya yang lain tidak begitu mengerti apa materi yang sedang dijelaskan gurunya tersebut.
"Nih Key," Bara mengembalikan buku Akuntansi milik Keysha. "Thanks ya."
"Iya, santai." jawab Keysha.
Sedaritadi Indira hanya bisa membatin dalam hati hingga akhirnya ia pun tidak tahan untuk tidak berbicara kepada Keysha mengenai hal tersebut.
"Key, mau sampe kapan?" bisik Indira.
Ditanya seperti itu oleh Indira, tentu saja membuat Keysha bingung setengah mati.
"Maksudnya?" Keysha bersikap seolah tidak tahu apa-apa.
"Mau sampe kapan lo kayak gini terus ke dia, Key?" Tatapan Indira seolah langsung terpaku ke arah punggung Bara yang terlihat sedang serius mengerjakan tugas Akuntansi yang memang belum ia selesaikan.
Keysha menggeleng. "Udah, Dir, gapapa."
Indira menghela napas panjang, ia benar-benar tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu itu. Memangnya hati Keysha terbuat dari apa sih sehingga gadis itu bisa-bisanya tersenyum ketika perasaannya pun sedang tidak baik-baik saja.
"Mendem kelamaan gak baik juga b-,"
Belum sempat Indira menyelesaikan kalimatnya, Keysha sudah terlebih dahulu memotong. "Kita belajar Akun dulu ya, Dir."
Sejujurnya, Keysha tidak ada niatan sama sekali untuk belajar Akuntansi di sekolah, lagi pula ia juga tidak mengerti apapun materi yang dijelaskan oleh Bu Ine –guru Ekonomi sekaligus Akuntansi– di kelas saat ini. Gadis itu hanya ingin pembicaraan keduanya mengenai Bara berhenti. Ia tidak ingin membahas topik itu lebih lanjut, Keysha pun tahu diri akan posisi dirinya di mata Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
book i | everglow ✔️
Jugendliteratur[based on true story] Gadis itu bersembunyi dibalik bayangannya, memendam seluruh rahasianya yang semakin lama membunuh secara perlahan. Dia membantumu untuk bisa bersamanya dan dia selalu disana untuk mendengarkan seluruh keluh kesahmu. ...