Murid Baru

171 26 19
                                    

Author pov

Hari ini sangat melelahkan bagi Zahra, karena dia semalaman mengerjakkan tugas Sejarah yang diberikan oleh Pak Hanif. Dia berjalan malas menuruni anak tangga lalu, menuju meja makan.Jefri yang sejak tadi duduk dimeja makan memandang aneh wajah adik kesayangannya itu.

"Eh.. dek. Kenapa tuh muka, lesuh amat" ucap Jefri yang sedang menggoda adiknya.

"Iya nih kak capek banget, aku enggak tidur semaleman gara-gara ngerjakan tugas dari pak Hanif yang numpuk padahal dari kemaren siang aku kerjain" keluh Zahra.

Jefri tersenyum mendengar ucapan adiknya, dia merasa kalau adik kesayangannya kini sudah dewasa. Sudah mengerjakan kewajibannya sendiri, biasanya kalok ada tugas, Zahra selalu saja merepotkan kakak nya.

"Iya emang kalau SMA itu pasti banyak tugas, jadi wajar aja kalau kayak gitu" ucap Jefri.

"Tapi kak, gak seharusnya ngasih tugas murid sampek numpuk gitu. Zahra juga butuh jam istirahat apalagi kemaren kan weekend harusnya itu jalan-jalan. Bukannya ngerjakan tugas sekolah" Zahra memanyunkan bibirnya yang membuat Jefri gemas.

"Begadang boleh saja.. kalau ada perlunya.." Jefri bernyanyi sambil mencubit pipi Zahra.

"Aw... sakit kak. kakak kalau cubit pipi orang suka sembarangan, pantesan gak ada yang mau pacaran sama kakak" celoteh Zahra.

"Eh.. anak bunda gak ada yang boleh pacaran. Zahra sama Jefri, ingat ya kalian jangan pacaran" sahut Dewi yang mendengar obrolan kedua anaknya.

"Iya. Ayah juga gak suka kalau anak ayah pacaran. Dalam agama kita, tidak diajarkan untuk berpacaran. Ayah ingin kalian menjalin hubungan yang halal dengan ikatan pernikahan" sambung Agung yang menyetujui perkataan istrinya.

"Ih ayah.. Zahra kan masih sekolah, kok udah bahas soal nikah" ucap Zahra.

"Eh dek, bentar lagi kamu yang nikah duluan. Kamu kan udah dijodohin sama ayah" goda Jefri yang sengaja ingin membuat adik kesayangannya marah.

"Gak mau ah.. Zahra gak mau di jodoh-jodohin. Pokoknya Zahra masih mau sekolah. Kakak aja yang nikah duluan" ucap Zahra kesal.

"Emangnya siapa calon mantu bunda yang mau dijodohin sama Zahra?" Tanya Dewi sambil menyiapkan makanan.

"Itu ma tukang somay yang tiap hari nanyain Zahra ke ayah, iya kan yah" Jefri mulai mencari teman untuk menggoda Zahra.

Agung hanya tersenyum melihat tingkah anak sulungnya yang jail.

"Ih udah ah.. ayok kak buruan makan nya keburu telat nih" Zahra mencoba mengalihkan pembicaraan.

Zahra memang tidak senang jika kakak nya mulai membicarakan tukang somay yang sering menanyakan dirinya, memang usia tukang somay itu terbilang muda, karena dia baru saja lulus SMA dan tidak memiliki biaya untuk lanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Tetapi, Zahra tidak mau jika nantinya tukang somay itu beneran akan menjadi calon nya, bukan faktor ekonomi atau pendidikan yang membuat Zahra tidak menyukainya, melainkan tingkah lakunya yang dinilai kurang baik bagi Zahra.

"Bentar dek.. baru aja nyampek nih makanan" jawab Jefri yang sedang mengoleskan slai cokelat diselembar roti yang dia pegang.

"Kamu gak sarapan za?" Tanya Dewi.

"Enggak usah deh bun, Zahra makan disekolah aja, keburu telat"

"Ya udah bun, yah. Zahra berangkat dulu ya" pamit Zahra sambil mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

"Bunda yang cantik dan Ayah yang Ganteng tapi masih gantengan anaknya. Jefri ganteng pamit dulu ya" pamit Jefri yang diiringi gurauan garingnya.

"Assalamu'alaikum" ucap Zahra dan Jefri serempak.

"Wa'alaikumsallam" jawab Dewi dan Agung.

***

Zahra pov

Sesampainya disekolah, Aku segera meninggalkan kakak ku. Aku menuju kelas yang bertuliskan 10 Ipa 1. Yah, itu kelasku.


"Teeeeett......"
07.00
Bel berbunyi pertanda awal pelajaran dimulai. Seharusnya jam pertama diisi oleh guru kimia, tetapi yang datang bu Dian guru Bp kelas 10. Beliau tidak sendiri, dibelakang pintu ada seseorang yang sedang berdiri dengan seragam berbeda, sepertinya dia anak baru.

"Assalamu'alaikum" salam bu Dina.

"Wa'alaikumsalam" jawab kami serempak.

"Anak-anak hari ini kalian kedatangan murid baru, pindahan dari Bandung. Silahkan masuk" ucap bu Dina seraya mempersilahkan anak itu untuk masuk.

"Hai perkenalkan saya Kevin firmansyah pindahan dari Bandung. Saya pindah karena ngikut bokap yang lagi ditugaskan di daerah sini" lelaki itu memperkenalkan diri.

'Subhanallah dia begitu tampan.... aah Zahra gak boleh gitu, dosa. Astagfirullah..' ucapku dalam hati yang tertegun melihat wajah Kevin.

Lelaki itu berhasil membuat para wanita tergoda dengan ketampanannya, perawakannya tinggi, tubuhnya atletis, dia baby face, alisnya hitam dan panjang. Sehingga banyak teman perempuanku yang menggoda dia, bahkan sampai menawarkan tempat duduk disamping mereka.

"Haii kevin, duduk disebelahku ya" ucap Gita cewek yang terkenal ganjen di kelas 10 ipa 1.

"Tidak, terimakasih. Saya duduk di sini saja" ucapnya yang menolak tawaran Gita.

Dia berjalan ke bangku yang terletak di belakangku, tapi tatapannya tertuju ke arahku. Aku mencoba untuk mengabaikan nya.

"Hai, kamu cantik" dia berbisik ke telingaku saat melewati bangku yang ku duduki. Aku terpatung dengan tatapan melotot, kaget mendengar ucapannya.

'Hah apa tadi? Dia bilang aku cantik? Entah kenapa hati ku rasanya kebawa angin dan terbang melayang-layang di langit. Tunggu, dia duduk dibelakangku?? Oh ya robb kenapa dia harus duduk disitu sih?'

Gimana ceritanya??
Semoga suka dengan part ini. 😊🙏
Jangan lupa vote, komennya ya ❤

Sang Maha Cinta (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang