Zahra jatuh cinta?

106 16 8
                                    

Zahra tidak fokus dengan belajarnya, dia terus kepikiran dengan sosok Kevin yang saat ini sudah membuat dia senyum-senyum sendiri.

'Ada apa denganku? Kenapa aku jadi terus-terusan mikirin cowok aneh itu? Apa aku suka sama dia?? Aduh Zahra jangan sampai kamu suka sama dia' batin Zahra.

Adzan isya' telah berkumandang. Zahra menutup buku pelajarannya, lalu dia segera mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah.

Selesai melaksanakan sholat, Zahra berniat untuk menonton tv di ruang keluarga. Saat dia melipat mukenahnya, handphone Zahra berbunyi menandakan panggilan masuk dari seseorang.

"Hah?? Kevin ngapain telfon aku?" Zahra terkejut ketika melihat nama Kevin di layar ponselnya.

Nomor Kevin sudah di save oleh Zahra, tetapi nama kontaknya tidak ditulis sesuai kemauan Kevin, karena menurut dia itu sangat berlebihan.

"Hallo" Sapa Zahra yang sudah mengangkat telfon dari Kevin

"Hallo, cantik. Lagi apa??" Tanya Kevin dari sebrang sana.

"Wa'alaikumsallam" jawab Zahra sengaja karena Kevin tidak mengucapkan salam.

"O iya Assalamu'alaikum warrokhmatullahi wabarokatu.." ucapnya dengan nada yang dibuat-buat seperti pengumuman di masjid.

"Wa'alaikumsalam warrokhmatullahi wabarokatu.. ada apa telfon malem-malem?" Tanya Zahra sambil menahan untuk tidak tertawa dengan ucapan salam dari Kevin.

"Ya gak papa. Emangnya gak boleh gue telfon lo?"

"Ya boleh aja, tapi kalau gak ada yang penting mendingan gak usah telfon deh, aku lagi sibuk nih"

"Sibuk mikirin gue kan? Ya gue tahu itu kok, udah lo gak perlu nyibukin diri buat mikirin gue. Besok disekolah juga bakalan ketemu, lo puas-puasin tuh pandangin muka gue yang ganteng ini"

"Ih apaan sih? Gak usah ke GR an. Aku gak mikirin kamu" jawab Zahra judes.

"Lo gak usah bohong, udah jujur aja deh gak usah malu-malu, hahaha..."

"Udah ya, aku lagi sibuk. Assalamualaikum" ucap Zahra.

Belum sempat Kevin menjawab salam, Zahra segera mematikan telfonnya.

'Kenapa dengan jantungku?? Apa aku sakit? Duh kenapa jantungku bereaksi jauh lebih cepat dari sebelumnya. Kenapa aku begitu bahagia sekaligus deg-degan saat berbicara dengan dia? Apa aku jatuh cinta? Apa aku menyukainya? Ya rabb pertanda apa ini??' Batin Zahra.

Zahra mengurungkan niatnya untuk menuju ruang keluarga, dia sibuk sendiri dengan perasaannya. Zahra terlalu polos dalam hal perasaan, dia tidak pernah merasakan jatuh cinta, karna dari kecil dia tidak dikenalkan yang namanya cinta oleh ibunya. Dia tidak pernah merasakan rasanya jatuh cinta. Dia memahami arti suka, tetapi dia tidak tahu bagaimana rasanya suka dengan lawan jenis, karena dia begitu menutup diri terhadap lelaki manapun.

Saat ini Zahra lebih memilih untuk tidur, karena dia sudah tidak sabar untuk berangkat ke sekolah, padahal baru tadi pagi dia mengenal Kevin, tetapi Kevin berhasil membuat Zahra memikirkan tentangnya, sampai-sampai dia tidur lebih awal demi menunggu datangnya pagi.

***

Keesokan harinya, Zahra sangat bersemangat untuk berangkat ke sekolah. Dengan sedikit berlari Zahra menuruni anak tangga, lalu menuju ke meja makan.

"Pagi bun, yah" sapa Zahra sambil duduk dan mengambil roti.

"Pagi Zahra" jawab Agung dan Dewi.

"Ceria banget kamu, sampai-sampai kakak nya enggak disapa juga" ucap Jefri.

"Hehehe.. iya maaf lupa, selamat pagi kak Jefri.."

"Iya pagi juga Zahra" dengan muka yang dibuat-buat Jefri menjawab sapaan Zahra.

Zahra terkekeh geli dengan sikap kakaknya.

"Amit-amit jabang bayi, tuh muka nyeremin amat" ucap Zahra sambil mengetok-ngetok meja.

"Hahahahah... tapi tetep ganteng kan" canda Jefri yang garing membuat Zahra tertawa renyah.

"Ya udah kak kita langsung berangkat aja yuk, takut telat nih" Zahra segera berdiri dari tempat duduk.

"Iya iya, tumben semangat banget?" goda Jefri.

"Apaan sih kak, biasa aja kali. Bun, yah Zahra sama kak Jef berangkat dulu ya" pamit Zahra sambil mencium punggung tangan kedua orangtuanya, begitupun juga Jefri.

***

Sesampainya di sekolah, Zahra meninggalkan Jefri begitu saja. Dia langsung pergi ke kelas tanpa berpamitan dengan kakaknya.
Saat Zahra berjalan menuju kelas, tiba-tiba Gita menarik tangan Zahra menuju kamar mandi yang kebetulan sedang sepi.

"Eh mau lo apa deket-deketin Kevin? Apa perlu gue laporin ke pacar lo!!" bentak Gita yang terlewat emosi.

Hampir semua murid tidak mengetahui hubungan antara Zahra dan Jefri yang sebenarnya adik kakak, terutama Gita. Mereka mengira kalau Zahra dan Jefri adalah sepasang kekasih, Zahra tidak ingin ada yang tahu tentang hubungan persaudaraan mereka selain kedua sahabatnya Rere dan Fira yang pernah datang kerumahnya untuk belajar kelompok, begitupun juga Jefri, karena permintaan kedua orangtuanya yang tidak mengizinkan Jefri dan Zahra berpacaran, jadi mereka bersiasat untuk tidak memberi tahu teman-temannya dan membiarkan kabar kedekatan mereka sebagai kekasih.

"Maksud kamu apa git? Aku enggak rebut Kevin dari siapapun, dan aku enggak ada hubungan apa-apa dengan dia" jawab Zahra dengan ketakutan.

"Gak usah bohong deh lo, lo suka kan sama Kevin..!! Terus kakak kelas yang ganteng itu juga lo rebut dari gue. Lo munafik ya.. penampilan lo aja sok polos, sok alim, padahal hati lo BUSUK..!!!" ucap Gita dengan nada yang semakin membuat Zahra ketakutan.

Gita dulu sangat menyukai Jefri, dia sering sekali menelfon, dan mengirim pesan, sehingga membuat Jefri ilfil dan memutuskan untuk mengganti nomor baru.

Duh... jadi gak tega lihat Zahra di bentak-bentak sama Gita. 😭
Penasaran dengan kelanjutannya??
Jangan lupa comment dan vote, biar author semangat buat lanjutin ceritanya. 😂😊❤💕

Sang Maha Cinta (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang