Aku menghentikan pertengkaran antara Gita dan Rere. Rere terlihat sangat emosi, jasson menanyakan penyebab pertengkaran mereka.
"Emangnya apa yang kalian ributkan ini?" Tanya jasson.
"Ini temen lo yang ganjen nge hina Zahra se enaknya" Jawab Rere.
Zahra tidak berani melihat ke arahku, dia seperti sedang ketakutan. Aku mencoba bertanya kepadanya. Tetapi dia tidak melirik ku sama sekali.
~
"Kamu kenapa tadi dengan Gita" tanyaku dengan berbisik, tetapi Zahra tidak meresponku.Selama pelajaran aku berusaha mengajak ngobrol Zahra, tetapi sekalipun dia tidak menoleh ke arahku.
"Son, kenapa Zahra selalu lihat kebawah kalok gue ajak ngomong" Tanyaku ke jasson yang duduk sebangku denganku.
"Dia memang gitu, enggak berani bertatapan dengan lelaki. Katanya sih dalam agamanya lelaki dan perempuan tidak boleh saling menatap" Jawab Jasson dia adalah satu-satunya anak yang non muslim dikelas IPA 1.
~
Saat jam istirahat, aku memilih untuk diam ditempatku menemani Zahra yang sedang membaca novelnya."Ini uang pulsa yang kemaren" Zahra berbalik ke arah ku sambil memberikan selembar uang lima puluhan.
"Buat apa? Gue ikhlas beliin lo pulsa"
"Ambil aja, aku enggak mau punya hutang"
"Gue gak bilang itu sebagai hutang. Udah ambil aja buat jajan es" Aku mengembalikan uang yang diberikan Zahra.
"Oke gini aja, sebagai gantinya lo nanti pulang bareng gue" ucap ku yang membuat dia berpikir sejenak.
"Maaf aku enggak bisa" dia menolak tawaranku dan kembali duduk ditempatnya.
Aku langsung memutuskan untuk berpindah tempat disampingnya.
"Gimana kalau kita makan bareng, kamu yang traktir" ucapku saat sudah berada disampingnya.
"Iya tapi jangan nanti, lain kali saja" jawab Zahra sambil beranjak keluar kelas.
'Dia kenapa lebih aneh dari sebelumnya? Apa aku salah ngomong sampai-sampai dia pergi gitu aja?'
"Beb, kamu lagi ngeliatin apa sih?" ucap Gita yang tiba-tiba saja sudah berada disebelahku.
"Apaan sih lo, udah gue bilangin kan nama gue Kevin, gak pake bebeb. Jijik gue dengernya"
Aku segera berdiri dan ingin rasanya keluar kelas mengejar Zahra. Tetapi tangan Gita menahanku.
"Kenapa sih lo suka sama Zahra yang sok alim itu?" Gita mulai memancing emosiku.
"Karena dia lebih baik dari lo"
"Baik apanya? Penampilannya aja yang sok polos dan sok alim. Padahal dibelakang dia pacaran sama kakak kelas bahkan tiap hari di antar jemput, udah kayak sopir pribadi aja tuh, gue sampai kasihan liatnya" ucap Gita yang berhasil membuatku cemburu.
"Hah.. Zahra udah punya pacar? Gak mungkin! Lo cuman pengen manas-manasin gue kan"
"Kalok lo gak percaya sama gue. Lo bisa buktiin entar pulang sekolah!"
Aku hanya diam mendengar ucapan Gita. Rasanya ribuan belatih menusukku kuat-kuat, dan membuat dadaku sesak.
'Enggak mungkin Zahra punya pacar'
***
Saat bel pulang, aku mengikuti Zahra dari kejauhan, untuk mencari tahu siapa pacar Zahra.
"Ngapain Zahra ke parkiran mobil? Hah siapa cowok itu? Dari badge nya seperti anak kelas 12. Apa jangan-jangan dia pacarnya Zahra?" ucapku ketika melihat ada seorang cowok yang menghampiri Zahra dengan menggunakan mobil jazz merahnya.
Untuk part ini aku bikin pendek, karena lagi capek banget.😴
Buat readers, jangan lupa vote comment nya ya 😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/127928786-288-k948241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Maha Cinta (Proses Revisi)
RomansaKisah cinta seorang gadis yang taat agama dengan lelaki bad boy. Keduanya memiliki perasaan yang sama, akan tetapi Zahra menyembunyikan perasaannya hanya karena ia tidak ingin menjalin hubungan dengan ikatan pacaran.