Kevin pov
Setelah mendengar penjelasan Zahra, kenapa perasaanku berubah. Aku merasa tidak pantas untuk mendapatkan Zahra, dia terlalu baik untukku.
Dia benar-benar wanita baik, dan tidak pantas denganku yang tidak banyak mengerti agama. Aku pasti bukan salah satu tipe lelaki yang disukai Zahra.
"Memangnya kenapa kamu tanya begitu?" Tanya Zahra yang membubarkan lamunanku.
Aku sangat bingung menjawabnya. Seharusnya hari ini aku bisa ngungkapin perasaanku ke Zahra, dan meminta Zahra menjadi pacarku. tetapi perasaan ragu muncul begitu Zahra mengatakan kalau suatu saat nanti dia akan menunggu seorang lelaki yang datang untuk mengkhitbahnya bukan mengajak nya pacaran.
"Enggak... cuman tanya aja" jawabku dengan gugup.
"O gitu ya" Zahra kembali memakan ice cream yang ia beli.
'apakah pantas aku dengan Zahra? Bagaimana kalau ku simpan saja perasaan ini, membiarkan semuanya hilang seiring berjalannya waktu. Tetapi aku tidak bisa, di satu sisi aku sangat ingin mempertahankan perasaanku terhadap Zahra. Ya Allah, baru kali ini aku sangat takut kehilangan seseorang yang aku cintai'
Bunyi ponselku memecah keheningan sejenak antara aku dan Zahra.
"Hallo assalamualaikum" ucapku yang mulai terbiasa mengucap salam ketika menerima atau menelfon seseorang.
"Hah? Tumben kamu ngucapin salam gitu?" Ucap seorang wanita dari sebrang sana.
"Sorry ini siapa ya?" Jawabku sambil berjalan menjauh dari tempat Zahra.
"Masak sih kamu lupa sama aku? Aku Selsa pacar kamu. Semenjak kamu pindah, aku kangen banget sama kamu vin"
Sial, kenapa wanita possesive itu bisa ngehubungin aku? Dulu dia memang pacarku, itupun karena aku terpaksa nerima dia. Setiap hari dia nangis-nangis memintaku buat jadi pacarnya, sampai dia nekat mau bunuh diri kalau aku tidak menerimanya. Sampai akhirnya aku menerima dia, tetapi aku tidak tahan dengan sikapnya yang posessive, ingin rasanya aku mutusin dia, tapi dia malah merengek meminta aku untuk tidak melakukan hal itu.
Syukurlah Ayahku mendapatkan tugas di sini, jadi aku punya alasan untuk putus dengan wanita itu, dan mengganti nomorku. Terus kenapa dia masih bisa menghubungiku??
"Hallo vin, kenapa kamu diam?" Ucapnya saat aku sempat befikir sejenak.
"Eh... iya... lo dapet nomer gue dari siapa?"
"Dari om Lukman, dia yang ngasih nomer kamu ke aku"
Enggak mungkin papa ngasih nomerku ke Selsa, dia kan sangat tahu gimana enggak sukanya aku sama Selsa.
'Apa iya papa yang ngasih nomer gue ke cewek ini, gue harus tanya langsung nih ke papa'"Ada apa?" Tanyaku ke Selsa.
"Aku bawa kabar gembira buat kamu dan hubungan kita"
"Hubungan kita? Kita kan udah gak ada hubungan apa-apa. Gue juga udah mutusin lo, jadi kita udah gak ada hubungan lagi" ucapku agak berbisik takut Zahra mendengar.
"Kan kamu mutusin aku karena jarak bandung dan tempat kerja papa kamu jauh, dan kita tidak bisa lanjutin hubungan dengan LDR an. Mangkanya kamu mutusin aku. Iya kan?" Ucapnya yang sangat percaya diri kalau aku masih menganggapnya 'Pacar'
"Enggak, gue bener-bener udah anggap hubungan kita putus. Jangan hubungi gue lagi. Ngerti lo!!" Tanpa mengucap salam, aku langsung mematikan telfonnya.
Dari kejauhan ku lihat Zahra yang masih terdiam menunggu aku selesai telfon. Aku segera menghampiri dia dan berniat mengajaknya untuk jalan-jalan ke tempat lain.
"Maaf kelamaan ya nungguin aku" ucapku saat sudah kembali ke tempat Zahra.
"Enggak papa vin. Kita langsung pulang yuk, aku khawatir bunda nyariin aku"
"Oh oke ayok" jawabku.
'Kenapa harus sesingkat ini sih waktu buat berduaan sama lo, padahal gue mau ngajak lo ke tempat yang lebih romantis'
Ku urungkan niatku mengajak Zahra jelan-jalan ke tempat lain, dan memutuskan untuk mengantarnya pulang.
~
Sesampainya di perumahan tempat Zahra tinggal, aku segera menghentikan motorku di samping rumah yang bergaya modern dengan warna fresh perpaduan antara hijau muda dengan putih yang memberikan kesan simple dan unik. karena Zahra memintaku untuk berhenti di samping rumahnya. Dia takut salah satu keluarganya melihatnya dengan seorang lelaki."Aku pulang dulu ya" pamitnya.
"Ehem... katanya kalau pulang bareng aku gak bisa, tapi ini kenapa pulangnya bisa bareng ya?" Ucapku menggoda Zahra.
Terlihat jelas senyum malu dari bibirnya yang semakin menambah aura kecantikan diwajahnya.
"Ya, kalau aku gak bareng kamu. Terus pulangnya naik apa, aku kan enggak tahu jalan"
"Iya, iya Zahra cantik"
"Aku masuk dulu ya" ucap Zahra dengan wajah malunya
"Zahra.." aku reflek menarik tangan Zahra.
"Astaghfirullah" Zahra segera melepas tanganku.
"Maaf, aku gak bermaksud..."
"Iya, ada apa?" Tanya nya sambil menunduk.
"Makasih untuk hari ini" ucapku ngasal karena jantungku sudah mulai tidak beraturan.
Bagaimana dengan perasaan Kevin?
Apakah Kevin akan berjuang dengan perasaannya?
Apakah Selsa akan datang dan masuk dalam kehidupan Zahra?
Tungguin kelanjutannya 😂
Jangan lupa vomment ya 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Maha Cinta (Proses Revisi)
RomanceKisah cinta seorang gadis yang taat agama dengan lelaki bad boy. Keduanya memiliki perasaan yang sama, akan tetapi Zahra menyembunyikan perasaannya hanya karena ia tidak ingin menjalin hubungan dengan ikatan pacaran.