Sepanjang perjalanan pulang, aku memikirkan lelaki yang bersama Zahra. Perasaanku begitu kacau, entah kenapa aku merasa sangat takut kehilangan dia. Padahal baru dua hari aku mengenal dia, Zahra gadis yang berbeda. disekolah ku yang di Bandung, tidak satupun ada wanita yang seperti Zahra. Yah, bisa dibilang Zahra wanita pertama yang berhasil membuatku kagum dengan paras cantiknya, tutur katanya, bahkan tingkah lakunya begitu anggun. (Istri idaman banget).
Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar. Aku mengusap wajahku dengan kasar, lalu mengambil ponsel ku dikantong celana, ingin rasanya aku menanyakan langsung ke Zahra, namun ku urungkan niatku.
Setelah berpikir sejenak, aku kembali mengotak atik ponselku. Ku putuskan untuk menghubungi Zahra.
"Hallo, assalamualaikum" ucap Zahra dari sebrang sana setelah ia mengangkat telepon ku.
"Waalaikumsalam, Zahra gue mau tanya sesuatu ke lo" aku mencoba tenang ketika berbicara dengan Zahra.
"Iya, tanya apa?"
"Tadi lo pulang sama siapa?" Tanyaku to the point.
"Memangnya kenapa?"
"Ya gue pengen tahu aja kenapa lo nolak tawaran pulang bareng gue"
"Maaf aku enggak bisa kalau harus pulang bareng kamu, tapi kalau traktir kamu makan, aku pasti nepatin itu"
Aku tersenyum mendengar ucapannya.
"Oke, gue minta besok lo traktir gue, dan gue mau, gak ada satu orang pun yang ikut. Cuman lo sama gue!!" Ucapku.
"Tapi vin, aku mau mengajak seseorang"
'Pliiss jangan bilang kalok lo mau ngajak cowok itu Zahra, gue gak mau ada yang ganggu waktu gue berdua sama lo'
"Gak ada alasan, gue mau cuman ada kita berdua!! Oke, pokoknya besok lo harus ikut gue"
"I...iya, tapi kamu harus janji enggak akan macam-macam, dan enggak bawa aku ke tempat yang aneh-aneh" jawabnya yang membuat aku tersenyum gemas.
'Dasar bodoh!! Enggak mungkinlah aku berani macam-macam dengan gadis seperti kamu, malah aku ingin ngelindungin kamu dari cowok brengsek manapun yang ingin merebutmu dari aku'
"Hahahah... lo gak usah GR. Gue gak akan macem-macem sama lo"
"Baiklah, aku tutup dulu telfonnya. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam cantik"
"yeah..... besok gue nge date bareng Zahra" ucapku sambil meninju-ninju udara.
Author pov
Setelah Kevin menutup telfonnya, Zahra segera menuju kamar mandi untuk melaksanakan sholat dhuhur, karena pulang sekolah jam 13.00 jadi masih ada kesempatan untuk sholat di rumah.
Setelah sholat, Zahra duduk di tepi ranjang, sambil memikirkan ucapan Gita yang mengancamnya tadi pagi.
'Apa aku urungkan saja niatku untuk mentraktir Kevin? Tapi aku sudah terlanjur janji, dan tidak enak kalau dibatalkan begitu saja, aku kan punya hutang dengan dia. Terus bagaimana dengan Gita?? Aku takut dia akan marah melihat aku bersama Kevin' batin Zahra.
Seharian Zahra memikirkan perkataan Gita. Dia ingin sekali menceritakan kejadian itu kepada Jefri, tetapi dia tidak ingin Jefri semakin membenci Gita. Apalagi sampai kakaknya itu melabrak Gita, pasti akan membuat Gita semakin marah, dan bisa saja melakukan hal nekat terhadap Zahra.
Bagaimana kelanjutannya??
Tetep stay tungguin update-an selanjutnya ya...
Untuk menghargai Author, jangan lupa kasih vote dan comment 😊
Terimakasih 💕❤
![](https://img.wattpad.com/cover/127928786-288-k948241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Maha Cinta (Proses Revisi)
DragosteKisah cinta seorang gadis yang taat agama dengan lelaki bad boy. Keduanya memiliki perasaan yang sama, akan tetapi Zahra menyembunyikan perasaannya hanya karena ia tidak ingin menjalin hubungan dengan ikatan pacaran.