part 4

2.7K 226 1
                                    


Ari menatap clubbing yang ada di hadapannya, ia menghela nafas pelan, pekerjaanya yang menjadi dj menuntutnya untuk masuk ke dunia malam, yah... Ini kali pertama ia mendapat job di club, biasanya ia nge Dj di konser2 atau m&g artis yang memakai jasanya, ia memasuki club yang ada di depnnya, baru saja ia melangkah, ia sudah di jamu dengan adegan2 dewasa, para wanita yang memakai pakaian yang sangat amat minim, dan para pecandu vodka yang sedang teler di kursi bar, ia bergidik ngeri tanpa memerdulikan sekelilingnya, ia berjalan menuju panggung, dan melakukan pekerjaanya dengan hati riang.
Jam menunjukan pukul 00.00, ari segera keluar dari club itu karna ia hanya menerima tawaran kerja sampai tengah malam saja, ia berlari kecil keluar dari club dan brukk....
"Aww.. "Ringisan itu membuat ari reflek membantu orang yang di tabraknya, ia memperhatikan penampilan orang yang di tabraknya, sepatu nike putih, celana levis sobek2, dan baju oblong kebesaran warna putih, serta rambut panjang yang di kuncir asal

"Lo bisa hati-hati nggak sih" bentak cewek yang di tabraknya

"Maaf" ucap ari, cewek itu memutar bola matanya kesal, lalu berjalan santai memasuki club

"Eh, lo mau kemana? "Tanya ari dan itu membuat cewek tomboy itu berhenti berjalan

"Menurut lo" balas cewek itu dingin, ari yang penasaran pun langsung mengikuti cewek yang di tabraknya

"Aneh banget, cewek kecil macam dia doyan banget minum wine" batin ari ketika melihat cewek tadi duduk di mini bar dan memesan satu botol wine dan langsung di teguknya, ari pun ikut duduk di samping cewek itu tanpa memesan minuman haram

"Hay.. "Sapa ari sambil natap cewek itu, cewek itu berlesung dengan wajah kebaratan ia menoleh lalu kembali meneguk wine-nya tanpa membalas sapaan ari

"Doyan banget sih minum begituan, minuman itu berbahaya tau nggak" ucap ari

"Lo siapa sih nasehatin gue" tanpa menghiraukan teriakan ari cewek yang tak di ketahui namanya itu meninggalkannya

***
(Namakamu) duduk di kursi bascame, ia menatap kosong handphone papanya, pertengkarannya dengan iqbaal tadi berhasil membuatnya tidak mood melakukan apapun, ia menunggu papanya shooting yang tak kunjung selesai, padahal jam menunjukan pukul dua belas malam

"Anak papa kok belum tidur" ucap ricky, ia mengelus dahi (namakamu), (namakamu) mendongak menatap wajah lelah papanya

"(namakamu) nunggu papa" ucap (namakamu) serak, ricky yang merasa ada yang ganjal dari putrinya pun bertanya

"(namakamu) habis nangis ya? Ada masalah? "Tanyanya, (namakamu) menggeleng pelan

"Jangan bohong sama papa, cerita aja, lagi bertengkar ya sama iqbaal? "Tanya ricky lagi, (namakamu) memeluk papanya sembari terisak

"Loh.. Kok nangis, anak papa nggak boleh nangis, ayo cerita" ricky menghapus air mata megan

"Hiks... Kak iqbaal udah nggak mau sahabatan lagi sama (namakamu), kak iqbaal marah karna (namakamu) bandel pa, tadi (namakamu) beli permen, hiks... "(namakamu) menjelaskan sesekali terisak, ricky menghela nafas pelan

"Kak iqbaal nggak marah kok, kak iqbaal hanya kecewa saja sama (namakamu) " ucap ricky

"Papa nggak marah sama (namakamu)? " tanya (namakamu)

"Sebenarnya papa kecewa sama (namakamu) tapi nggak papa, jangan di ulangi lagi ya" (namakamu) mengangguk

"Yaudah sekarang tidur yuk, besok (namakamu) terima raport kan" lagi-lagi (namakamu) mengangguk lalu ia tidur, di samping papanya sembari memeluk ricky erat, ricky mengelus pelan dahi (namakamu)

"Leeya, lihatlah buah hati kita, telah tumbuh menjadi gadis yang cantik sepertimu" batin ricky lalu ia ikut memejamkan matanya

Bersambung....

Phey 😘

dad (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang