Iqbaal berjalan cepat menyusuri loby-loby rumah sakit, ia merasa panik dan khawatir dengan sahabat hidupnya itu, di belakangnya ada bunda, ayah, serta ari
"Pa gimana keadaan (namakamu)? "Tanya iqbaal kepada ricky ketika ia telah sampai di depan ruangan (namakamu)
"(namakamu) masih di dalam, operasi tranfusi darah, do'ain ya" ucap ricky, iqbaal hanya mengangguk
"Siapa yang udah donorin darah pa? "Ricky menggeleng
"Pendonornya nggak mau identitasnya di publik" jawab ricky
"Gimana kejadiannya ky" tanya bunda rike yang telah duduk disampin ricky
"Ricky nggak tau bun, yang jelas ricky nemuin mobil yang menghalangi mobil box dan di sampingnya udah ada (namakamu) dan seorang gadis yang telah pingsan" ricky menjelaskan, kemudian menatap hitto yang ada di samping kirinya
"Lo sekarang temuin anak lo" ujar ricky menatap hitto tajam
"Nggak "tolak hitto
"Lo tu lebih mirip iblis dari pada seorang ayah" bentak ricky, semua yang ada disana hanya diam
"Tapi gue benci dia kak, benci anak gue sendiri" ucap hitto, ia mengusap wajahnya kasar
"Kenapa? Kenapa lo membenci dia, seharusnya dia yang benci lo to" ucap ricky, ia tak habis pikir dengan pikiran hitto yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri
"Gue kesal sama dia, di usia gue yang masih tiga belas tahun gue harus banting tulang buat hidupin dia"
"Terus apa dia yang menginginkan untuk di lahirkan? Enggak, di usia lo yang baru 13 tahun seharusnya lo sekolah yang benar, tapi lo apa? Malah hancurin masa depan anak orang" ucap ricky
"Lo lihat gue hitto, gue mati-matian buat (namakamu) selalu tersenyum, gue selalu berusaha untuk mempertahankan senyum itu, tapi lo" ricky menghela nafas panjang, ia memegang pundak hitto kuat
"Gue nggak nyangka to, seharusnya lo lakuin hal yang sama kayak gue, temui anak lo, sesali semuanya sebelum terlambat" setelah mengucapkan itu dokter keluar dari ruang operasi
"Bagaimana dok? "Tanya bunda
"Alhamdulillah operasinya berhasil, sekarang pasien sudah di pindahkan di kamar inap, kalian bisa menjenguknya di sana" ucap dokter sembari tersenyum
"Yaudah terima kasih dok" ucap bunda, lalu semua pun menuju kamar inap
***
Ricky menatap anaknya yang nampak pucat itu"Ennghhh" (namakamu) membuka matanya
"Papa... "lirihnya
"Iya ini papa sayang" ucap ricky sembari mengelus rambut (namakamu), (namakamu) mengamati sekelilingnya
"Cewek tadi mana pa? Cewek yang udah nyelamatin aku? "Tanya (namakamu), ricky nampak kaget lalu menatap hitto
"Kak, semuanya saya keluar dulu" pamit hitto lalu pergi, ricky tersenyum nampaknya sahabatnya kini telah menyadari perbuatan salahnya
"Dia juga di rawat seperti kamu" balas ricky
"Aku mau jenguk dia, mau ngucapin terima kasih" ucap (namakamu)
"Nggak, kamu istirahat dulu, tunggu kamu sembuh" sahut iqbaal yang sedari tadi diam
"Tuh nggak di bolehin iqbaal, papa mau ngabarin oma kamu dulu ya, kamu baik-baik sama iqbaal " ucap ricky, (namakamu) mengangguk saja
"Sayang cepet sembuh ya, bunda sama ayah balik dulu, nanti kesini lagi" ucap ayah heri (papanya iqbaal), (namakamu) hanya mengangguk, tinggalah (namakamu), iqbaal, dan ari yang ada di ruangan itu
"Cepet sembuh sahabat hidup aku" ucap iqbaal (namakamu) tersenyum malu
"Nasib nasib" celetuk ari
"Makanya cepet jedor tu doi lo" balas iqbaal
"Udah sering malah, tapi ya gitu" ucap ari, (namakamu) dan iqbaal terkekeh
bersambung......
Boom part
Phey 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
dad (Completed)
Fanfictiontentang (namakamu) Megan al-harun Yang mempunyai ayah Yang penuh kasih sayang, beda dengan aisyah aqilahYang mempunyai ayah temperamental.. kalau penasaran baca ya