Chapter 6

772 81 7
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca dan komen setelah membaca.
Don't be silent readers juseyo.









Happy Reading...










Soonyoung membuka mata dan menatap Hyuna yang berada atasnya dengan posisi terbalik. Hatinya dilanda kebimbangan lagi. Tak cukup dua hari dia mengurung diri di studionya demi mengenyahkan bayang-bayang Raina yang terus menempel pada benaknya, sekarang malah Hyuna sedang duduk di dekat kepalanya dan terpergok akan menyentuh wajahnya.

Hyuna terlihat terkejut karena Soonyoung tiba-tiba mencengkeram tangannya. Soonyoung melihat sinar ketakutan di mata Hyuna. Entah selama beberapa detik atau berapa menit, Soonyoung malah terjerat ke dalam bening iris mata cokelat Hyuna, mengabaikan Hyuna yang menarik-narik tangannya.

"Err...aku mengantarkan malan malam Anda, Tuan," cicit Hyuna, dia merasa Soonyoung tidak bereaksi selain terus menatapnya tanpa berkedip.

Soonyoung mengerjapkan matanya, lalu dengan kecepatan mencengangkan, dia berjongkok menghadap Hyuna. Kedua tangannya berada di lantai, tepat di samping kanan kiri tubuh Hyuna, dan tubuhnya condong ke arah Hyuna.

"Katakan padaku... Apa kau membenciku Kim Hyuna?" bisik Soonyoung, kepalanya mendekat ke arah Hyuna.

Tentu saja aku membencimu monster sipit sialan, batin Hyuna. Tapi tentu saja dia tak akan mengakui itu pada Soonyoung. Sebenarnya dibanding dengan benci, dia justru lebih cenderung takut pada lelaki ini. Lelaki ini terlihat berkuasa, berkarisma, seksi dan tentu saja menakutkan dengan mata sipit tajam itu.

"Te-tentu saja tidak Tuan. Bagaimana Anda bisa berpikir seperti itu?" Hyuna tergagap, dia menahan napas. Dia merasa takut. Tapi kenapa monster ini begitu mempesona??

"Benarkah?" tanya Soonyoung. Lelaki itu memiringkan kepalanya dan dengan sengaja menatap sayu pada bibir Hyuna. Soonyoung terus mendorong pelan kepala Hyuna ke belakang dengan tatapannya. 

Hyuna semakin terpojok. Jika dia tak melakukan sesuatu, mungkin sebentar lagi kepalanya akan membentur lantai, dan entah apa yang akan dilakukan Soonyoung setelah itu terjadi. Hyuna memejamkan matanya takut, kedua tangannya terkepal erat di kedua sisi tubuhnya. Dia menunggu. Tapi tak ada yang terjadi. Saat Hyuna membuka mata, Soonyoung masih berada di depan wajahnya, masih tampan, dan tersenyum miring. Dada Hyuna bergemuruh.

"Kau tak berpikir aku akan menciummu kan?" bisik Soonyoung.

Hyuna tercekat. Apakah terlihat sejelas itu?? tanya Hyuna dalam hati. 

Soonyoung mundur perlahan dan duduk bersila. Tangan kirinya memegang mangkuk salad. Lalu menunduk dan mulai melahap saladnya. Hyuna memandang Soonyoung tak percaya. Lelaki ini benar-benar seorang penggoda. Mengambil mangkuk salad saja sampai harus membuat jantung Hyuna seperti habis lari marathon begini.

Soonyoung melahap salad'nya dalam diam. Hyuna berada semeter di depannya, sedang memperhatikan Soonyoung makan, lalu matanya tertumbuk pada lutut kiri Soonyoung yang lecet. Hyuna menoleh ke kanan dan ke kiri, menemukan yang dia cari dan berjalan perlahan kesana. Kembali semenit kemudian dengan kotak kecil di tangannya, gadis itu duduk di hadapan Soonyoung yang masih mengunyah. 

Don't Touch MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang