Chapter 2

895 102 10
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca dan review setelah membaca.

Don't be silent readers juseyo...









Happy Reading...












Seorang namja mungil bersurai pirang tengah menempelkan ponsel ke sebelah telinganya, menunggu teleponnya dijawab. Sudah hampir 15 menit yang lalu dia menelepon seseorang tapi tak kunjung dijawab. Dia menghentakkan kakinya kesal.

"Aishh...sudah kuduga si bodoh itu belum bangun. Awas saja, akan kuguyur air di kepalanya kalau aku sampai disana tapi dia belum siap," gumam namja kecil itu sambil berjalan cepat, dia menyambar tas selempang kecil dan menyampirkan talinya di pundak. Setelah mengunci apartemennya, dia menghentikan taksi dan bergegas menaikinya. Belum ada semenit menghempaskan pantatnya di taksi, ponselnya berbunyi.

"Yoboseyo..."

"......."

"Iya benar,"

"......."

"Oh begitu... Baiklah, saya akan kesana secepatnya. Terima kasih untuk infonya,"

Ketika namja mungil itu menutup ponselnya, taksi yang dinaikinya sudah berhenti di sebuah kawasan apartemen mewah. Setelah membayar ongkos taksi, dia bergegas ke lobi dan masuk ke lift lalu naik menuju lantai paling atas apartemen mewah itu. Wajahnya yang cemberut, langkah kakinya yang cepat dan menghentak-hentak, menandakan namja mungil itu sedang menahan kesal.


*******


Hyuna melangkah pelan, mendekat ke  arah ranjang besar itu dengan ragu. Dia melirik sekilas ke arah Jun yang tersenyum memandanginya. Tampaknya namja tampan berhidung mancung itu benar-benar mengerjainya, bagaimana bisa tugas pertamanya seberat ini?? Tak bisakah dia hanya mencuci baju atau mengepel lantai saja?? 

Hyuna sudah sampai di depan Tuan Muda'nya. Dia melihat dengan jelas Tuan Muda'nya sedang tertidur pulas, tenggelam di dalam mimpinya. Hyuna mengangkat tangan kanannya dan menusuk pipi Tuan Muda dengan jari telunjuknya. Dia mengerjap dan menunggu selama 3 detik, tapi tak ada perubahan apapun. Lelaki yang tertidur pulas itu tampak tak terusik sama sekali. Lelaki itu bahkan tersenyum. Well, sepertinya mimpinya sungguh indah hingga dia enggan untuk bangun.

Hyuna menoleh ke arah Jun lagi, mencoba mendapatkan bantuan. Tapi Jun hanya tersenyum dan mengangguk, membuatnya mau tak mau harus berusaha lagi membangunkan lelaki di hadapannya ini. Tangannya terangkat lagi, bersiap untuk menyentuh bahu sang Tuan Muda hingga tangannya tinggal beberapa centi dari pundak Tuan Muda'nya, Hyuna mendengar hentakan kaki seseorang mendekat dan suara seseorang yang menggelegar, membelah kesunyian di kamar berukuran luas itu.

Don't Touch MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang