Aku mengukir namamu dalam diam.
Aku memperhatikan tiap hal yang kau lakukan.
Aku terdiam, tersenyum, terdiam, lalu tersenyum lagi.
Bukan karena aku gila, melainkan karena aku percaya.
Meski hanya setitik, cercah harapan itu tidak akan hilang.Kau yang membuat janji kekakanan itu.
Kau juga yang memaksa jari mungil ini mengait di kelingkingmu.
Meski kini kau lupa, meski ingatan itu hancur bersama tragedi kala itu.Aku di sini untuk membuatmu percaya.
Aku di sini hanya menjadi pengamat diam.
Melihatmu penuh tawa, melihatmu jatuh cinta, melihatmu menampilkan pipi berwarna senja.Meski kini tidak ada ruang untukku.
Meski hanya aku yang harus mengingatnya.
Aku akan selalu di sini,
Terus menanti janji lama yang kau berikan.
Terus menunggu sampai kau tak tahan pada dunia ini,
Sampai aku menjadi pelipur lara karena air matamu.Bahkan saat dunia ini tak menerimamu lagi.
Kedua tanganku masih terbuka lebar untuk menyambutmu.
Aku masih disini,
Disini menunggu kau menepati janji.Indri.S
7 November 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu yang Memahami Cinta
Puisi[Kumpulan puisi yang didedikasikan untuk kalian yang memahami cinta] Kudambakan cinta seperti dongeng pelipur lara Kudambakan cinta yang kan menghapus segala duka Tak khayal kuberlari, merintih, terluka, dan merana Kini bukan cinta yang kurasa, ju...