Nevermind

227 13 4
                                    


17 tahun kemudian

"Jaz.. bangun... Jaz..!!"

".... hmmm.... Dad, lima menit... masih ngantuk nih..." gumamku sambil menggeliat, tak rela meninggalkan kasur.

"JAZ..!! Daddy hitung sampe tiga.., satu... dua...."

BYUURRR.....

Segayung air mengguyur wajahku, membuatku megap-megap.

"Ha haa..! satu kosong! yess..." Daddy bersorak girang sambil tertawa.

Aku cemberut dan mau tak mau beranjak dari tempat tidurku yang nyaman.

"Daddy iihh... basah lagi kan kasur Jazzy..." protesku.

"Makanya bangun jangan siang-siang, mau telat lagi ke sekolah? Lagian anak gadis kok sukanya molor? bla bla bla..."

Aku buru-buru masuk kamar mandi daripada harus dengar ceramah Daddy.

Yap... itulah Daddy ku, kadang bersikap immature namun dalam sekejap bisa berubah jadi emak emak yang omelannya sepanjang gerbong kereta.

"Cepetan mandinya! ini udah jam berapa..." kata Daddy sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.

Cklek...

"Iya iya Dad.. please deh..." kubuka pintu kamar mandi dengan kasar dan buru-buru keluar dengan hanya memakai handuk.
Air menetes-netes dari rambut dan tubuhku hingga membasahi lantai.

"Duh Jaz, becek lagi kan..." protes Daddy

'Berisik deh, tadi nyuruh cepat-cepat...' pikirku

Kuhampiri meja makan sambil merapikan dasiku. Seragamku pun belum kumasukkan dan belum rapi sebagaimana mestinya.

"Nasi goreng lagii...!" protesku kesal.

"Udah cepet makan! Daddy lagi buru-buru..." Daddy menyendokkan nasi ke piringku dengan cepat, beberapa butir tercecer di meja, tapi aku tak peduli.

"Bleeghh.... asin! Dad minta kawin ya..." kukecap-kecapkan lidahku lalu minum air putih banyak-banyak.

"Hush..! Astaga ngomongnya Jaz, siapa yang ngajarin anak Daddy kayak gitu..?" Daddy mengelus dada dengan dramatis.

Kemudian kami beranjak. Daddy mengantarku ke sekolah terlebih dahulu dengan naik Pamela. Sepanjang perjalanan seperti biasa, kami berdebat ngalor ngidul. Dari hal paling sepele sampai hal serius yang kemudian berubah menjadi ceramah panjang oleh Daddy ku, sampai Pamela berhenti tepat di depan gerbang sekolah. By the way Pamela itu motor ninja kesayangan Daddy. Mungkin karena dia ngefans dengan mantan model Pamela Anderson yang punya 'melon' berukuran hmm... wow... itu.

"Nanti Daddy pulang agak malam ya, kamu nggak usah kemana-mana, pulang sekolah langsung pulang!"

"Nanti aku ada latihan band..." protesku sambil menyerahkan helm ke Daddy.

"Nggak usah lama-lama latihannya, setengah jam aja..!"

"Iihh... Dad, mana bisa..."

Selalu deh Daddy ini, setiap pagi aku diceramahi kayak anak SD hingga setiap orang menoleh ke arah kami.

"Selamat pagi...!" sapa Pak Doni, guru Fisika ku yang juga teman sekolah Daddy dulu.

"Eh, lagak lu Don... Titip anak gue ya, kalo bandel hukum aja, kasih pelajaran biar pinter..."

Aku maluu bukan main. Beberapa anak tersenyum melihat kami, bahkan ada juga yang tertawa.

"Daddyy...!" protesku.

"Nggak papa Jaz, kalo di sekolah saya guru kamu, kalo di luar, panggil Om Doni doong..!"

Mereka berdua lalu melakukan 'tos' ala ala anak ABG, membuatku geli melihatnya. Pak Doni bahkan tidak takut kehilangan wibawanya.

"Oh ya, nilai ulangan kamu kemarin jeblok lho... nggak belajar ya?" tanya Pak Doni.

Aku buru-buru mencium punggung tangan Daddy dan berlari masuk ke pintu gerbang.

"Masa iya? Eh, Jaz..! Jaz..! Daddy belum selesai ngomong, JAZZ...!!"

🔸🔸🔸

Jazzy baru bangun tidur 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jazzy baru bangun tidur 😊

Segini dulu ya,, jangan lupa klik bintangnya,
Makasih,,, 😳

* yamahoshi *


Sweet 17 againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang