What happen with JULIAN? >>>>Setelah berkali-kali meyakinkan Bang Sat kalau aku tidak mencuri, aku langsung pergi ke dokter. Siapa tahu aku salah makan atau keracunan? Atau bisa saja aku terkena radiasi yang membuat tubuhku menyusut menjadi muda, seperti di film-film...
Namun dokter juga memastikan tak ada yang salah dengan tubuhku. Aku adalah remaja laki-laki yang sehat dan normal. Tunggu dulu..! REMAJA LAKI-LAKI?? Aku seorang pria berusia 30-an for God sake..!
Kuperhatikan penampilanku di kaca etalase toko di pinggir jalan. Seberapa kali aku mengelak, bayangan di hadapanku tetaplah seorang anak laki-laki belasan tahun seumuran Jazzy. Seketika aku teringat anakku yang mungkin masih marah kepadaku.
Ooh... Bagaimana aku akan menjelaskan ini padanya? Siapa yang akan percaya hal begini? Aku mengacak rambutku frustasi.
Aku berjalan menelusuri trotoar seperti orang ling lung. Sampai sebuah kerumunan di depan toko alat musik menarik perhatianku. Penasaran aku mendekat. Sekelompok anak muda sedang memainkan gitar, keyboard, dan drum diiringi dengan tepuk tangan orang-orang di sekitar. terdapat banner COBA GRATIS ALAT MUSIK APA SAJA di depan toko.
"Silakan kakak..! mau main apa? Gitar? Piano? Hanya hari ini lho kakak..!" kata salah satu SPG.
Aku pun tertarik untuk mencoba, namun langsung kecewa saat melihat tulisan kecil di sudut banner 'Just for Teens'. Aku tahu sasaran marketing yang berbau musik akan sukses jika membidik anak-anak muda dan remaja, tapi kenapa?
"Kok cuma buat remaja sih mbak? Emangnya musik cuma bisa dinikmati kawula muda aja?" protesku kurang terima.
"Hari ini khusus buat remaja kakak, besok promosinya buat ibu-ibu..."
Palu mana palu?
Tunggu dulu..! Bukankah aku seorang 'remaja' sekarang? Nggak ada yang tahu kan?
Aku maju dengan percaya diri dan mengambil salah satu gitar listrik. Ku stem ke nada yang pas dan mulai memainkan sebuah melodi, intro dari Sweet Child O' Mind milik Guns N' Roses.
Siapa sangka permainan gitarku mengundang lebih banyak orang untuk mendekat. Pesonaku rupanya masih ada sampai sekarang. Ha hai...!
Tepuk tangan membahana dari kerumunan kecil di siang itu. Aku tersenyum lebar seakan sedang flashback ke masa lalu. Masa ketika aku masih bebas, masih menjadi Julian cowok populer. Mungkin ini anugerah dari Tuhan, aku diberi kesempatan kedua. Walaupun aneh, mungkin ini bukan hal yang buruk.
"Keren kakak...!" kata mbak SPG tadi. Beberapa gadis tanggung berseragam SMA juga memandangku dengan tersipu-sipu.
Aku hanya mengangguk dengan canggung.
Saat hendak beranjak dari tempat itu, tiba-tiba pundakku ditepuk oleh seseorang. Dan betapa kagetnya ketika aku menoleh. Dia salah satu teman band Jazzy..! Oh shit... apa dia mengenaliku?
🎸 🎸 🎸
Nggak lucu nih 'ketangkep' temennya Jazzy. Aku ditarik paksa dengan iming-iming ditraktir bakso dan es cendol di depan toko musik tadi. Dia dengan bangga memperkenalkan diri sebagai Rikas, leader dari band ReFormaSi. Aku tahu dia sering mengantar pulang Jazzy. Bocah cengengesan yang nggak kapok meskipun aku sering galak padanya.
"... Jadi mau nggak lo gue rekrut jadi gitaris? Kalo suara lo oke bisa jadi vokalis juga, ya meskipun gitaris utama tetep gue sih... Tapi gue yakin lo bisa bikin gebrakan di band gue, permainan lo tadi keren banget..! Oh ya, bentar lagi kita mau ikut Festival Musik, tau kan? Hadiahnya lumayan lho... bla bla bla...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet 17 again
Teen FictionJulian menyesal harus menjadi orangtua tunggal di usia yang masih sangat muda. Suatu pagi tiba-tiba dia terbangun dengan tubuh seorang remaja. Bolehkah mengubah masa lalu yang sudah terlewati?