Help me I'm hungry

220 11 5
                                    

# Di sekolah Jazzy #

"STOOPP..!!"

Kegiatan bermusik langsung berhenti begitu Rikas, sang gitaris sekaligus leader mereka berteriak, tak puas dengan permainan hari ini.

"Lu Gas, bisa main nggak sih? Lu juga Yon... nada lu fals dimana-mana..!"

Gaston yang memegang drum dan Leon sang keyboardist terdiam menyadari kesalahan mereka masing-masing.

"Lu juga Jaz, suara lu kayak kodok..."

"Maksud lo apa?!" kataku tak terima. Meskipun dia leader bukan berarti bisa seenaknya mengatai kami.

"... Maksudnya suara lu kayak... serak gitu, lu habis makan apa sih?" kata Rikas sambil membuat gerakan di lehernya sendiri.

"Ehemm... masa sih... masa iya gara-gara nasi goreng Daddy..." kataku bergumam. Masakan Daddy memang parah. Tak jarang aku maupun Daddy sendiri batuk atau sakit perut.

"Lah, biasanya juga elu kan yang masak?" tanya Leon.

"Nggak selalu, kadang gue, kadang Daddy..." jawabku.

"Ah, alesan... minum jamu sana..!" kata Rikas ketus sambil berlalu pergi begitu saja.

Kami sudah hafal dengan sikap Rikas. Kadang Gaston atau Leon menyebutnya sedang PMS, ha ha... kayak mereka tau aja rasanya PMS.

Kami lalu memutuskan untuk mengisi perut dulu di kantin sebelum pulang. Leon memesan empat mangkok soto dan empat gelas es jeruk.

"Si Rikas tuh, udah kayak mentor aja suka banget marah-marah, masak dia bilang gini...'Eh Gas, lu gebuk kendang aja daripada gebuk drum, nggak cocok...' Lah, belum tau dia gue pernah ikut Orkes Melayu..." kata Gaston yang disambut dengan gelak tawa kami.

"Tapi wajar aja sih, Festival Musik tinggal dua bulan lagi," Arsen, si bassist kami yang jarang banget ngomong ikut berkomentar.

"Ah, emang Si Rikas nya aja kurang piknik..." kata Gaston sambil menikmati soto nya, soto Mbok Darmi yang melegenda.

Sangking cintanya dengan soto Mbok Darmi, dia pernah ingin membuat lagu yang liriknya,
Enaknya soto Mbok Darmi
Penuh vitamin dan gizi...
Belakangan kami tahu itu plesetan lagu yang dinyanyikan dengan nada dari sebuah jingle iklan susu.

"Dia juga bilang gini... 'lo Jaz, lo nggak cocok di band rock, dari nama lo harusnya lo di musik Jazz...' Apa hubungannya?" kataku menceritakan salah satu kekonyolan Rikas. Semua langsung tertawa ngakak.

"Nama panjang lo apa sih?" tanya Leon.

"Karena Mommy dan Daddy suka musik, jadi gue diberi nama... Jazzy Melodi Pratama, bagus kan?" kataku bangga.

Leon dan Gaston tersenyum mengejek.

"... bagus nama kamu," kata Arsen

Gaston gantian tanya nama panjang Arsen.

"Arsena Titanio Raksa"

Spontan tawa kami meledak. Ibu Arsen memang berprofesi sebagai guru Kimia.

"Bhaakk..... cocok kalian berdua, jangan-jangan jodoh," celetuk Gaston.

Aku dan Arsen langsung blushing. Bukan sekali dua kali kami dibilang jodoh.

Setelah itu kami pun pulang ke rumah masing-masing.

"Sory Jaz, gue harus jemput pacar," kata Leon.

"Sama, gue juga mau jemput cemiwiw," kata Gaston yang menunjuk ke gebetannya.

Sweet 17 againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang