Julian POV
Begitu sampai di tempat kerja, aku langsung disambut omelan Bang Satya, boss ku.
"Jul, CB silver kemaren elu yang ngerjain?"
"Iye Bang.."
"Ngadat lagi tuh, lu kerja macem gimana sih?"
Bangsat, eh maksudku Bang Sat marah-marah.
"Yee... kemaren keburu diambil ma yang punya, padahal belum selesai..." kataku membela diri.
"Benerin lagi dah..!" perintahnya.
"Oke Bang Sat..!" jawabku.
"Udah gue bilang jangan, panggil gue gitu, panggil Bang Tya!"
"Iye Bang Sat...tya," doo... lidah susah amat...
Di bengkel Maju Jaya milik Bang Satya atau biasa kupanggil Bang Sat inilah aku menggantungkan nasibku. Mencari rejeki demi menyambung hidupku dan anakku. Mencari uang untuk masa depannya supaya dia bisa menjalani hidup yang lebih baik.
Saat aku sibuk mengutak-atik motor CB silver, sebuah mobil memasuki bengkel ku. Mobil Sport mewah warna biru metalic yang merk nya bisa membuatmu ditarik pajak berkali-kali lipat oleh pemerintah. Semua penghuni bengkel tertegun termasuk Bang Sat yang langsung menghentikan kegiatan makan cimol pedasnya.
Sang pemilik mobil keluar dengan anggun. Semua langsung melongo bahkan ada yang memekik. Bagaimana tidak, itu Gandhi Nata! vokalis band The Pirates, sudi mampir ke bengkel tua di sudut kota ini..!
Gandhi Nata berjalan menghampiri Bang Sat yang susah payah menelan cimol nya dan mengusap-usap tangan dengan gugup ke baju montir nya.
"Mm...Mas Gandhi ya? ada yang bisa saya bantu?" tanya Bang Sat sambil menyalami tangan Gandhi dengan semangat.
"Saya dapet rekomendasi dari temen katanya disini bagus..." Gandhi melihat sekeliling bengkel, tampak sedang menilai.
"Disini bisa modifikasi mobil kayak punya saya nggak?" tanyanya lagi sambil menunjuk 'emas berjalan' yang dia bawa dengan sedikit ragu.
"Ooh... tenang Mas Gandhi, bengkel saya ini meskipun kecil, bisa menangani motor dan mobil apapun, dari mobil Jepang, mobil Eropa, sampai mobil India, insyaallah bisa... Artis-artis juga pernah bawa mobil mereka kesini. Syahroni, Rappi Achmad..."
"Saya cuma modif bagian luarnya sedikit kok," Gandhi memotong kata-kata Bang Sat dengan tidak sabar, seperti...'Tidak tertarik apa yang anda katakan, yang penting saya bisa cepat-cepat pergi dari bengkel bau ini...'
"Oohh... bisa bisa... JUUL!! JULI..!"
Siapa lagi yang dipanggil Si Boss kalau bukan aku. Kupingku nggak budeg kali booss...
"Iye Bang..."
"Lu layanin Mas Gandhi ya! Lu pernah ngerjain mobilnya Syahroni kan?" kata Bang Sat.
Aku mengangguk, Bang Sat memang selalu mengandalkanku jika berhadapan dengan motor atau mobil 'bagus', termasuk salah satu mobilnya Syahroni artis cetar itu.
Gandhi lalu menyuruh ku melihat kondisi mobilnya dan memberitahukan maksudnya. Gandhi tampak meneliti penampilanku. Aku hanya menundukkan kepala.
"Julian... lo Julian Pratama dulu anak BinTar kan?" kata Gandhi.
Aku mengumpat dalam hati. 'Udah jadi artis kok dia masih ingat gue..?'
* Flashback *
Harmoni suara drum, gitar, dan keyboard berpadu dengan suara vokal khas cowok remaja mendendangkan sebuah tembang dari Dewa 19, Elang. Penonton berjingkrak Jingkrak mengikuti alunan lagu. Para gadis-gadis memekik girang mengelu-elukan."Aaa... Juliann...!! ganteeng bangett...!!"
"Doniii... Iihh... nggak ku kuu....!!"
"Julliiiaaaann...!!!"
Kelima remaja yang jadi primadona hari itu begitu senang. Bagai diatas angin, berasa memiliki dunia melihat fans-fans kecil mereka.
Sampai panitia acara menyerahkan piala untuk menentukan siapa yang terbaik. Dua perwakilan finalis Tawuran Musik antar SMA se-Jabodetabek maju ke depan.
Gandhi Adinata vokalis The Pirates dari sebuah SMA bertaraf 'International School' dan Julian Pratama dari SMA Bina Taruna, sang vokalis Revolution. Julian tampak begitu percaya diri, membuat Gandhi sedikit jengah. Dari segi penggemar dia kalah banyak. Dalam hati pun dia mengakui saingannya itu lebih baik darinya.
Dan benar saja. Predikat juara jatuh ke tangan Revolution. Gandhi harus rela menjadi yang kedua. Tak akan pernah dilupakannya tawa mengejek dan seringai menyebalkan dari Julian. Yang membuat Gandhi menyumpahi dalam hati 'Besok gue yang bakal ketawain lo...! lihat aja...'
Dan bertahun tahun kemudian, Tuhan mengabulkan doanya yang hari itu merasa 'teraniaya'.
* End of flashback *Dan disinilah Ghandi tersenyum sinis kepadaku. Oo... lihatlah dia sekarang. Karir cemerlang, terkenal, kaya raya, dia juga mempunyai istri yang cantik seorang model. Bak manusia dari dunia lain yang berbanding terbalik dengan duniaku.
Dan sekarang aku adalah seorang kacung. Berjongkok membetulkan mobilnya dengan baju lusuh dan badan yang kotor terkena oli. Menatap minder ke arah Gandhi yang berdiri berkacak pinggang. Sungguh ironis.
"Eeh... Juli, lu kenal Mas Gandhi?!" mata Bang Sat langsung berbinar-binar.
"Lu kerja di tempat beginian?" Gandhi seolah tak menganggap Bang Sat.
Aku merasa emosi, namun berusaha sabar. Bagaimanapun juga dia adalah seorang pelanggan. Aku tak ingin terjadi apa-apa dengan Bengkel Maju Jaya milik Bang Sat. Sedangkan Bang Sat sendiri tampak 'shock'.
"Mau apa lu Gan?" hilang sudah sopan santun ku.
"Wezz... gue cuma nanya aja," kata Gandhi dengan mengacungkan dua jarinya.
"Tapi ngomong-ngomong bakat musik lo masih ada kan?"
Orang-orang di sekitar melihat kami dengan tatapan aneh.
Gandhi menepuk-nepuk pundakku. Pasti dia merasa 'menang' dengan posisinya sekarang. Belasan tahun sudah berhasil menjadikannya menjadi seorang selebriti yang arogan.
"Bassist gue lagi kena kasus, lu tau kan? ya... siapa tau aja..." kata Gandhi dengan kalimat menggantung.
"Atau lu bisa jadi pesuruh gue, ha ha ha..!"
Sumvahh... ingin rasanya kusumpal mulut sombongnya dengan kain bekas cucian ban.
Seandainya waktu bisa kuulang lagi... Pasti aku tak akan bernasib seperti ini... Ah, apa yang kupikirkan..?
🍂 🍂 🍂
Entah kenapa saya suka menamai tokoh utama dengan huruf berawalan 'J' 😁
Jangan lupa vote comment ya..! silent reader juga gakpapa deh... 😁 yg penting tetap follow cerita ini,
Take care, jaga kesehatan ya..! 🙆 lg musim penghujan ☔☔
Saya juga lagi flu nih... 😪 (curhat 😁)** yamahoshi **
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet 17 again
Fiksi RemajaJulian menyesal harus menjadi orangtua tunggal di usia yang masih sangat muda. Suatu pagi tiba-tiba dia terbangun dengan tubuh seorang remaja. Bolehkah mengubah masa lalu yang sudah terlewati?