Bab. 4 - Wanita yang Sebenarnya

4.7K 1.1K 85
                                    

Bab. IV - Wanita yang Sebenarnya

Pikiran Sasuke kacau sejak malam itu; malam di mana dia bertengkar hebat dengan Naruto yang juga malam di mana Naruto mengobati lukanya dan menciumnya. Sampai saat ini pun Sasuke masih merenung, memikirkan perihal perasaan Naruto kepadanya yang sama sekali tidak goyah walau cintanya bertepuk sebelah tangan.

Sasuke sungguh tak mengerti. Kenapa istrinya itu tetap bertahan meski sudah mengetahui bahwa dia memiliki wanita lain? Bahkan, sepertinya Naruto juga telah paham apa yang sudah dia lakukan bersama selingkuhannya. Demi Tuhan, Sasuke tak paham dengan jalan pemikiran istrinya. Padahal yang Sasuke inginkan saat tadi malam Naruto segera pergi saja bukan malah mengobati luka yang diakibatkan tamparannya sendiri serta memohon maaf atas perlakuannya itu melalui sebuah ukiran tinta di atas kertas.

Tiba-tiba saja bisikan lembut Naruto ketika semalam kembali terngiang dalam benak Sasuke hingga ia pun tertegun dalam sesaat.

Cinta ...?

Apakah alasan dia bertahan karena dia memang sangat mencintaiku sehingga dia rela mengorbankan perasaannya? Tapi ... aku tidak mencintainya. Aku mencintai orang lain. Hatiku sudah terlanjur dimiliki oleh wanita yang saat ini bersamaku.

"Kegiatanmu sejak tadi hanya melamun dan melamun. Kau ini kenapa, sih, Sasuke-kun? Apa yang mengganggu pikiranmu?" Nada suara dari wanita yang sejak beberapa jam lalu berbaring bersama Sasuke terdengar kesal. Karena baru hari ini Sasuke banyak mendiamkannya, padahal biasanya mereka selalu begitu mesra apalagi bila sudah berduaan dengan posisi dan suasana intim seperti ini.

"Hanya memikirkan pekerjaan," jawab Sasuke, bohong. Ya, tentu saja ia berbohong. Karena mana mungkin Sasuke berani mengatakan yang sejujurnya bahwa ia sedang memikirkan Naruto--wanita yang berstatus sebagai istrinya--. Jika itu sampai terjadi, sudah dipastikan wanita yang saat ini sedang berbaring dengannya akan marah besar. Oh, tidak! Sasuke tak ingin hubungan mereka renggang.

"Tidurlah, Sayang. Ini sudah malam." Sasuke berbisik lembut seraya mengecup pucuk kepala wanita itu yang bersandar manja di dadanya.

Rambut panjang sang wanita yang selalu tergerai indah membuat Sasuke selalu tak tahan untuk tidak mengelus dan menciumnya.

Si wanita tak menjawab, tapi tubuh mungilnya berbalik untuk menghadap penuh kepada Sasuke hingga dia pun memberi tatapan yang begitu lekat sebelum wajahnya mendekat pada wajah Sasuke, semakin dekat sampai akhirnya jarak di antara mereka terkikis oleh sebuah ciuman. Namun, percumbuan yang dimulai oleh sang wanita tak berlangsung lama karena Sasuke segera mengakhirinya. Sasuke sadar, jika ciuman itu terlalu lama dia tidak akan bisa mengendalikan diri, terutama hasratnya yang selalu bergejolak bila sudah bersama wanitanya ini.

Sedikit menghela napas, Sasuke lantas melirik arloji yang menempel di pergelangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 21:00. Tidak terasa dia sudah lima jam menghabiskan waktu berdua dengan kekasihnya ini sejak pulang bekerja. Ya, karena setiap pulang mengajar Sasuke selalu menjemput wanita itu untuk berkencan atau terkadang mereka hanya menikmati waktu berduaan di rumah sang wanita. Dan Sasuke akan pulang di saat kekasihnya sudah terlelap.

Pertemuan dan menghabiskan waktu bersama hingga malam yang nyaris mereka lakukan setiap hari tak pernah sekali pun membuat mereka merasa bosan. Terutama Sasuke, pria itu tak pernah terlihat malas dan jenuh. Justru, bila sudah bersama kekasihnya ini Sasuke selalu tampak ceria dan lebih banyak tersenyum. Dan semua itu didasari oleh alasan sederhana, yaitu karena Sasuke sangat mencintainya. Bagi Sasuke, hanya wanita inilah yang paling bisa membuatnya nyaman.

The Dream Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang