Bab. 15 - Cinta & Benci

3.6K 1.1K 178
                                    

Bab. XV - Cinta & Benci

TUBUH yang semakin kurus itu tidak membuat perutnya yang membuncit juga semakin mengecil. Justru di bagian sana semakin bertambah besar setiap harinya. Tentu saja, karena di dalam rahimnya tengah tumbuh sesuatu yang bernyawa. Sesuatu yang membuat tangisannya semakin menjadi kala ia mengingatnya.

Hanya isakan pilu yang kini berbicara, seolah menjelaskan betapa hancur dirinya, betapa perih luka yang kini sudah menghujam hatinya.

Sungguh, hati Sakura semakin remuk kala mengingat apa yang waktu itu Sasuke ucapkan kepadanya.

Kenapa pria yang selama ini dia puja dan memujanya bisa sampai hati berbicara seperti itu kepadanya?

Kenapa ucapannya saat itu seolah-olah mengatakan bahwa aku ini hanyalah wanita penggila harta!? Dia pikir, dengan uang yang akan dia berikan, semua masalah akan selesai!?

💍

Sudah dua minggu sejak kepergian Naruto, sejak saat itu juga Sasuke semakin tidak mau menemui Sakura. Terakhir kali mereka berbicara hanya pada hari itu, hari di mana Sakura benar-benar merasa sakit olehnya. Hari di mana Sasuke benar-benar menganggap Sakura tak lebih dari sekadar wanita matrealistis.

Namun, walaupun begitu Sakura tidak menyerah dan melepasnya begitu saja. Esoknya. Esoknya. Hingga saat ini Sakura kembali berdiri di hadapan pintu rumah Sasuke, rumah yang dulu ditinggali oleh pria itu dan seorang wanita pemilik manik safir.

"Sasuke."

Pintu terbuka, menampilkan sesosok pria yang sangat Sakura rindukan.

Perlahan, tangan Sakura terangkat untuk menyentuh rahang sang pujaan hati. Sakura melirik tulang pipi Sasuke yang tercetak jelas, membuat wajah pria itu tampak lebih tirus dari sebelumnya. Kantung matanya juga tampak hitam serta sedikit sembap.

Kenapa dia? Apa dia sudah menangis? Atau ...

"Sas, kau sakit?"

Bukan jawaban sewajarnya yang Sakura terima. Sasuke malah menepis tangannya dengan kasar.

Kedua mata Sasuke memang tampak sayu, namun entah mengapa tatapan tajamnya sama sekali tidak berkurang saat melihat Sakura. Sungguh, lagi-lagi rasa perih menyayat sesuatu dalam dada Sakura dengan perlahan.

Tanpa berkata apa-apa, Sasuke lantas berjalan melewatinya.

"Kau mau ke mana, Sas?"

Pertanyaan Sakura membuat langkahnya terhenti.

"Pergi mencari wanita itu lagi!?" Suara Sakura meninggi. Entah sejak kapan kedua pipinya basah. Yang Sakura tahu, dirinya sudah tidak bisa menahan lagi semua ini. Semua kepedihan yang Sasuke beri. "Dia sudah pergi dari hidupmu! Bahkan mungkin, sekarang dia sudah hidup bahagia dengan pria lain!"

" .... " Tangan yang semula hendak menyentuh pintu mobil itu kini tampak terkepal erat di samping badannya. Sasuke masih membelakangi Sakura. Tapi, Sakura yakin bahwa pria itu pasti mendengar jelas semua ucapannya.

"Berhenti mencarinya!" Sakura melangkah, mendekati Sasuke yang masih bergeming.

"Lihatlah aku!" Sakura meraih sebelah tangan Sasuke dari belakang. "Aku sedang mengandung anakmu, Sas. Ini anak kita. Kumohon ... berhentilah mencari--"

The Dream Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang