••••
#OleneKadar_Haznot
Part 1: PENGACARA GEET.
Soundtrack: Seila Ki Jaawani.••••
11 Tahun kemudian...
Kini Geet sudah menjadi gadis dewasa yang sangat cantik, mata yang besar, gigi gingsul yang banyak disukai lelaki, rambut sebahu dan tubuhnya yang sempurna, dia menjadi mahasiswa tercerdas di Universitas Kosiyolu Turki dalam bidang hukum. Terkadang wanita itu cengengesan, tapi kadang diam. Geet memiliki hobi yang begitu biasa ia lakukan setiap hari, yaitu bernyanyi dan menari dikamarnya sambil memegang sisir yang dianggapnya sebagai Mic. Geet sangat menyukai lagu-lagu Turki, apalagi penyanyi tersebut ialah Mustafa Ceceli sampai seharian ia tidak berhenti mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi tersebut, ia juga menyukai lagu dari India dan Tamil.
Kalau ia bosan, kadang ia pergi ke diskotik bersama para sahabatnya untuk bersenang-senang sebagai menghilangkan rasa jenuh yang kini melandai dirinya.
Hidup Geet memang menyebalkan ketika ada seorang pria sok romantis datang menghampirinya. Oh ya, nama pria itu adalah Rishab. Memang sih, wajahnya sangat manis, tapi dia bukan type dari gadis yang berusia 21 tahun ini.
Tapi sekarang entahlah, apa Geet masih ingat akan kesalahannya telah menuduh seorang pria atas kematian orang tuanya atau tidak? Sehingga membuat pria tersebut dipenjara seumur hidup.
Hanya Geet sendiri yang tahu tentang hal itu...
••••
17 September 2016, Istanbul, Turki. Kosiyolu Universitas....
‘KRINGGGGG...’
Bel pulang sudah berbunyi pada sore ini, semua para mahasiswa serta mahasiswi yang berhamburan keluar dari universitas. Beda dengan Geet, bukannya pulang tapi justru pergi kekantin.
Geet melangkahkan kakinya ke kekantin sambil memegang perutnya karena menahan lapar dari pagi hari, Geet cemberut dan marah kalau dia lagi lapar. “Ya Tuhan, sampai kapan aku begini terus?!” Gumamnya menggerutu. Sesampai di kantin, Geet duduk dan melihat-lihat menu makanan yang dipajang ditembok. Geet sadar ketika tahu ia membawa sedikit uang disakunya, ia meraih uang disakunya dan epreksinya semakin cemberut ketika ia melihat uang yang dipegangnya masih 5 Lira. Dia menghela nafas “Fyuh..” dan bergumam “Andai saja aku tidak masuk universitas ini, pasti aku sudah memegang banyak uang.” Gumamnya mengeluh.
Namun seorang pria telah mendengar gumaman Geet yang mengeluh, dia tersenyum menyeringai sambil menghampiri gadis itu kemudian duduk disampingnya. “Tapi kau masih beruntung, Geet.” Ucapnya yang membuat gadis itu terkejut dan menoleh kepandangan pria itu. “Nenekmu masih bisa menguliahkanmu.” Sambungnya tersenyum lebar.
“Rishab? Kau?” Pekik Geet.
“Iya ini aku, apa kau melupakanku? Oke baiklah, sekarang kita berkenalan lagi dan namaku Rishab Kundra.” Ujar Rishab menyeringai.
Geet mendengus kesal. “Sudah diamlah!” Ketusnya sambil menundukkan kepalanya dimeja, kemudian ia bangun dan menoleh karena Rishab memegang kacamata milik Swara. “Apa itu milik Swara?” Tanya Geet, Rishab masih terdiam dan gadis itu semakin kesal dibuatnya, dia berteriak pada pria tersebut “Hey! Answer me now!” yang mengejutkan ibu kantin yang mengemaskan barang.
Rishab membulatkan matanya. “Iya, ini milik Swara.” Jawabnya santai sambil menunjukkan kacamata itu.
“Boleh kuminta?” Tanya Geet, sementara Rishab mendengus kesal dan memberikan kacamata itu padanya. Geet tersenyum lebar sambil memakai kacamata tersebut, kemudian menunjukkannya pada Rishab. “Cantik tidak?” Tanyanya menyeringai.
“Seperti gadis culun.” Ucap Rishab singkat.
Geet cemberut dan memalingkan pandangannya dari Rishab. “Kau memang sulit diajak kompromi.” Ucapnya menggerutu.
Rishab tertawa sejenak. “Kecuali kalau kita sudah menikah, benar kan Geet?” Candanya yang membuat Geet kembali menoleh dan memberikan tatapan sinis pada pria itu, pria itu semakin senang meledek Geet. “Ups, maaf.” Sambungnya menyeringai.
••••
Disisi lain saat tengah perjalanan pulang dari kampus, ketiga orang ini sedang berjalan lesu untuk pulang kerumah.
“Hey, apa kalian nanti tidak ada acara?” Saut Ragini.
Swara menggelengkan kepala sambil mengangkat kedua pundaknya. “Aku tidak tahu.” Ucapnya yang dilanjuti oleh anggukan dari Laksh.
“Jika tidak, bagaimana jika besok kita jalan-jalan? Ajak Geet dan Rishab juga, kalian mau kan?” Ajak Ragini.
Swara mengerutkan dahinya. “Lalu, bagaimana dengan misi kita sebagai pengacara yang diberikan oleh Aarti?” Tanyanya yang dilanjuti oleh anggukan dari Laksh.
Ragini tersenyum penuh kemenangan. “Tenang saja, selama Rishab masih ada semuanya pasti akan berhasil.” Ujarnya.
Laksh mengerutkan dahinya. “Maksudnya?” Tanyanya singkat.
“Secara langsung, Rishab murid kesayangannya.” Sambung Swara.
“Hmm, benar juga.” Gumam Laksh berpikir apa yang dikatakan Swara memang benar.
••••
Masih dikantin, Rishab melihat Aarti akan datang kemari. Rishab panik dan menarik tangan Geet yang membuat gadis itu terkejut dan panik. “Hey Rishab! Apa yang kau lakukan!?” Kejut Geet.
“Diamlah.” Ucap Rishab yang masih menarik tangan Geet untuk menjauh dari kantin.
Rishab terus menarik tangan gadis itu sampai ke parkiran mobil. Sesampai didepan mobilnya, pria itu menyuruh Geet masuk, Geet mendengus kesal sambil membulatkan matanya. “Iya baiklah baik! Aku masuk!” Ketus gadis itu, kemudian mereka berdua pun masuk kedalam mobil.
Kini mereka berdua sudah didalam mobil, Geet yang masih kesal menoleh pada Rishab. “Baiklah, aku sudah masuk kedalam mobil sesuai keinginanmu. Tapi, apa tujuanmu datang kemari?” Tanyanya kesal.
Rishab mendekatkan kepalanya ketelinga Geet dan berbisik sesuatu, Geet terkejut dan mengerutkan dahinya. “Hah?” Gumam Geet. Tapi, pria itu terus berbisik dan akhirnya gadis itu mengerti dan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Rishab menjauh dari Geet dan tersenyum menyeringai. “Bagaimana? Apa kau mengerti?” Tanya Rishab.
Geet menganggukan kepalanya. “Iya aku mengerti, tapi apa yang harus aku lakukan?” Tanyanya.
“Kau calon pengacara yang baik, lakukan apa yang aku minta besok, aku akan memberitahu semuanya cara-caranya.” Jelas Rishab.
“Oh oke,” Singkat Geet.
“Terimakasih, aku akan mengantarkanmu pulang.” Ucap Rishab sambil menyalakan mesin mobilnya.
••••
Selama 11 tahun, Maan menghabiskan hidupnya didalam penjara bersama Narapidana lain. Dia merasa sakit hati atas tuduhan dari Geet saat itu masih 10 tahun, gadis yang membuatnya dipenjara seumur hidup dan Alekh telah berhasil merebut Sadhana.
Untuk menenangkan dirinya, ia duduk diranjang dan ingat tuduhan gadis kecil tersebut, kadang ia duduk dimeja bersama para Narapidana lain menikmati segelas teh dan Roti Simmit yang dibuatkan oleh masing-masing Narapidana. Sambil hal itu, Maan terus mengingat gadis tersebut.
“Geet.” Gumam Maan menyebut nama Geet.
••••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal
ActionBOOK 1 (Cerita Sudah Lengkap) Highest Rank: #134 in Action (12/11/17) Sebuah penuduhan Geet yang masih anak-anak terhadap Maan pada 10 tahun silam atas kematian kedua orangtua dan orang lain, membuat gadis itu merasa sangat bersalah padanya ketika i...