10. Aku Ingin Menikahimu, Madhu!

154 8 0
                                    


Geet menggigit bibir bawahnya sendiri, karena sepertinya Maan mulai mencurigainya. “Mati aku...” Batin gadis itu mulai panik dan tanpa basa-basi lagi ia mematikan ponselnya, lalu berbalik badan menghadap pria itu sambil tersenyum menyeringai. “Geet? Geet siapa, Maan?” Sambungnya bertanya seolah pura-pura tidak tahu. “Geet Handa maksudmu?” Tanyanya lagi.

Maan menggelengkan kepalanya. “Bukan apa-apa.” Ucapnya seraya menahan emosi karena sepertinya ia mulai mencurigai gadis itu, tetapi ia pendam karena terjadi kesalahpahaman terhadap identitas sang pengacara ini.

“Baiklah kalau begitu,” Singkat Geet. “Oh ya, apa kau mau ikut kerestoran bersamaku? Disana banyak sekali hiburan menyanyi, dan mungkin kita akan tenang dengan adanya hiburan. Kau mau?” Ajak gadis itu tersenyum lebar, sementara pria itu diam menatapnya sendu. “Ayolah kumohon!” Pinta Geet.

Maan membulatkan matanya. “Iya, baiklah!” Turut pria itu padanya.

“Benarkah?” Tanya Geet, Maan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Yey! Sağol.. Sağol canım benim!” (Yey! Makasih.. Makasih sayangku!) Seru gadis itu yang seraya memeluk Maan sejenak, kemudian melepaskan pelukannya. “Kalau begitu, ayo!” Ajaknya lagi sambil menarik tangannya ke mobil.

••••

Swara dan Sanskar akhirnya tidur satu ranjang dalam posisi berpelukan nan berhadapan, ini pertama kalinya bagi Swara tidur bersama seorang pria. Memang ini bukan niatnya untuk itu, tapi dia melakukan ini untuk menghilangkan rasa takut dan trauma atas kejadian Chirag dan Baldev yang menyiksanya tadi siang. Nafasnya terengah-engah saat dia mengingat kejadian itu dalam mimpinya, dia pun mengeratkan pelukannya sehingga membuat Sanskar sedikit terbangun.

“Aku takut! Jangan sentuh aku! Pergilah!”

Pria itu sedikit terkejut ternyata gadis itu memeluknya semakin erat, apalagi ditambah dengan ngingauan dari seorang gadis yang benar-benar takut akan kejadian itu, sampai-sampai keringatnya bercucuran diseluruh tubuhnya. Sanskar mulai iba padanya, pria itu memeluknya erat juga sambil membelai kepalanya. “Tidak apa-apa, semuanya akan berakhir. Akulah yang akan mengakhiri semuanya yang berhubungan denganmu, tenanglah.” Lirih Sanskar sambil membelai kepala sang gadis.

Akhirnya, Swara pun kembali tenang, diam, dan tertidur lelap dipelukkan Sanskar.

••••

Mobil hitam itu berhenti direstoran bintang 5 yang tak jauh dari ujung selat tanduk. Mereka berdua pun turun dari mobilnya sambil bergandengan tangan, kemudian masuk kedalam restoran itu. Tanpa disadari Rishab dan Aarti juga ada disana.

Didalam restoran, Geet dan Maan memilih untuk duduk paling belakang, saat itu juga Rishab memperhatikan kedua pasangan itu. “Bukankah itu Geet?” Gumamnya yang memperhatikan mereka berdua sedang asyik mengobrol seperti orang pacaran sambil masing-masing memegang buku menu makan lalu mereka berdua memesan makanan yang sama.

“Yang mana?” Tanya Aarti sentak ikut mendongak.

“Itu Geet, yang memakai jaket hitam bersama seorang pria yang memakai kemeja seperti jas itu.” Ujar Rishab.

“Heh? Itukan salah satu Narapidana yang dipenjara seumur hidup? Lalu kenapa bisa bersama Geet?” Batin Aarti terdiam.

“Aku akan memanggilnya kemari.” Ujar Rishab.

“Untuk apa?” Tanya Aarti sambil mengangkat kedua pundaknya.

Rishab tersenyum tipis. “Kau tidak perlu tahu.” kekehnya. “Karena ini rahasia.” Sambungnya tersenyum lebar.

Aarti membulatkan matanya. “Kau akan bermesraan dengan muridku Geet dihadapanku, aku bisa marah.” Gerutunya cemberut.

“Baiklah baik, aku akan mengajakmu datang kerumahku, kau akan tahu semuanya disana.” Ujar Rishab menghibur kekasihnya.

EternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang