"Ahah, yang benar saja kakak bicara seperti itu." Kekeh Gauri yang kemudian melirik Swara. "Aku berharap makanan ini beracun, supaya apa yang kakak inginkan bisa didapatkan!" Serunya tersenyum menyeringai bermaksud tahu apa yang dikatakan kakaknya tadi dengan menyindir Swara.Swara yang sedikit peka akan perkataan Gauri hanya bisa mengerutkan dahi dan membulatkan matanya. "Heh?" Yang sedikit dibuat bingung juga.
"Sudah... Sudah! Dimakan rotinya sebelum dingin!" Kesal Sanskar memaksa memasukan roti kebab itu kedalam mulut Gauri.
"Mphh, astaga kakak!" Gerutu Gauri sambil berusaha menelan kebab nya, sementara Swara hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua.
••••
Sadhana menoleh terhadap Geet dengan rasa kebingungan. "Siapa dia?" Tanyanya bergumam.
"Dia.. Madhubala Malik, Kekasih baruku.." Jawab Maan terpaksa.
TAARR
Sadhana merasa hancur akan apa yang dikatakan oleh mantan kekasihnya itu, dan dia pun mulai mengingat ucapan Alekh saat itu.
"Aku tahu siapa yang kau pikirkan saat ini, apa kau memikirkan Maan? Hn? Ah memang sulit untuk melupakan pria kesayanganmu, karena kau akan menyesal menikah denganku jika dia semakin tampan."
TAARR
"Apa lagi jika sekarang ia telah mendekati gadis sangat muda darimu, aku dengar dia pengacara. Tapi, dia tidak akan mungkin bisa membebaskan pria itu selama bukti yang ada."
TAARRR
Sadhana memundurkan langkahnya sambil menggelengkan kepalanya dan berkata "Tidak! Ini tidak mungkin! Bukankah kau berjanji akan selalu bersamaku!? Lalu, apa ini? Hah! Kau mulai mendekati seorang gadis sangat muda dariku, sebenarnya apa kurangnya aku untukmu Maan!? Apa!?" Protes Sadhana sambil menangis histeris, sementara Geet hanya diam saja melihat mereka berdua bertengkar dengan rasa sakit hati.
Maan tersenyum sinis terhadap Sadhana. "Karena kau telah mengingkari janji itu!" Singkatnya.
"Katakan apa yang telah membuatmu seperti ini? Apa karena wanita JALANG itu!?" Emosi Sadhana sambil menunjuk arah Geet.
Kesabaran gadis itu sebenarnya mulai habis ketika orang itu menyebutnya sebagai 'Jalang' dan ini rasanya tidak adil baginya, padahal Geet dan Maan tidak memiliki hubungan apa-apa, lalu mengapa Sadhana bisa menyebutnya seperti itu? Untuk menenangkan situasi ini dan apalagi banyak paparazzi yang menyaksikan mereka bertiga, Geet menoleh terhadap Maan. "Maan, sebaiknya ayo kita masuk kedalam. Kita akan membahasnya lagi nanti." Sahut Geet.
Maan pun menggenggam erat tangan Geet, sehingga Sadhana yang melihatnya mulai cemburu besar. "Kita lihat saja, siapa yang menepati dan siapa yang mengingkari. Jika kau menepati, katakan apakah anakku masih hidup? Dimana dia?" Ujar Maan sambil meneteskan airmata.
TAARR
Tubuh Sadhana bergetar ketika ia ditanya soal Supriya, karena ia tidak tahu kemana Alekh membawa gadis itu pergi "Dia perempuan, Supriya namanya.." Lirihnya dan Geet merasa mengenal anak itu. Kemudian, Sadhana memejamkan matanya sambil menangis tersedu-sedu. "Tapi, aku tidak tahu dimana dia!" Sambungnya.
"Jika kau mengingkari, kau akan berkata seperti tadi." Sambung Maan.
"Maan, percayalah padaku.. Bukan aku yang membawa Supriya pergi!" Pinta Sadhana seolah memohon.
"Maafkan aku, Sadhana.. Kau telah membuatku kecewa." Maan sudah kecewa, tanpa basa-basi Maan dan Geet pun masuk kedalam mobil dengan keadaan tidak memperdulikan, sementara Sadhana menyebut nama Maan dan memohon untuk percaya kepadanya dan meminta kesempatan kedua dari Maan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal
ActionBOOK 1 (Cerita Sudah Lengkap) Highest Rank: #134 in Action (12/11/17) Sebuah penuduhan Geet yang masih anak-anak terhadap Maan pada 10 tahun silam atas kematian kedua orangtua dan orang lain, membuat gadis itu merasa sangat bersalah padanya ketika i...