6. Pergilah...

121 9 0
                                    

Ölene Kadar
6. Pergilah...

••••

“Madhu, apa yang kau lakukan?” Tanya Maan berbisik dibibirnya.

Sementara gadis itu memundurkan langkah dan kembali duduk dikursi dan mengalihkan pembicaraan, pria itu juga turut ikut duduk dihadapan Geet dan memandang emosi. “Ayolah jangan emosi, sebenarnya aku akan berangkat kekampus untuk tugas piket, tapi sebelumnya aku datang kesini untuk menemuimu dan maaf telah membuatmu bangun sepagi ini. Oh ya, apa yang tahu? Ternyata sangatlah sulit bertemu denganmu.” Ujar Geet sambil mengeluarkan sesuatu diatas meja. “Sampai-sampai aku berkali-kali meminta izin pada polisi, dan aku datang kemari untuk membawakan jas untukmu. Kau bisa memakainya saat persidangan nanti. ” Ujar Geet tersenyum menyeringai.

Maan kebingungan akan tingkah lakunya Geet sambil menaikkan satu alisnya. “Lalu?” Tanyanya.

“Setelah kau bebas nanti, kita akan membalas dendam akan semuanya, termasuk orang yang yang telah membuatmu hancur.” Jelas Geet.

“Apa yang harus kulakukan untuk hal itu?” Tanya Maan.

“Kita akan berakting, kita akan berpura-pura berhubungan, tujuan ini untuk melindungimu. Karena kemungkinan, kau memiliki orang yang diam-diam membencimu yang akan menghancurkan hidup dan kariermu.” Jelas Geet memegang tangan Maan, sementara pria itu hanya diam memandang gadis itu. “Tapi, a.pa yang kau inginkan selain kebebasan? Aku akan membantumu untuk merebut kembali apa yang kau miliki darinya.” Sambungnya bertanya.

“Aku menginginkan Sadhana dan anakku.” Ujar Maan serius, sementara Geet tersenyum tanda akan menuruti keinginan Maan. “Tapi baiklah, aku setuju.” Sambung Maan.

“Maafkan aku Maan, karena aku telah berdusta padamu. Aku janji ketika semuanya telah selesai, aku akan mengungkapkan semuanya tentang diriku yang sebenarnya. Bencilah padaku semaumu, pergilah yang jauh setelahnya.” Batin Geet.

“Baiklah sampai disini saja kita bicaranya.” Tekad Geet yang berdiri dari kursi.

Maan menaiki satu alisnya. “Cepat sekali.” Gerutunya.

“Karena aku sedang sibuk. Oh ya, jangan lupa pakai jasnya.” Kemudian Geet mencium bibirnya lagi sejenak.

‘CUPP’

Sesudah mecium pria itu, gadis itu berjalan sampai depan pintu, penjaga lah yang membukakan pintunya. “Dah sayang..” Seru Geet yang pergi meninggalkan Maan.

Maan hanya diam tersenyum melihat Geet pergi, tangannya memegang bibirnya sendiri dan ini pertama kalinya ada gadis muda yang mencium bibirnya 2 kali, berbeda dengan Sadhana, dia tidak berani mencium Maan walaupun sekilas kening.

••••

Di gudang, Swara terduduk lemas dikursi, dengan kondisi mengenaskan, rambut berantakan, wajah lebam dan bengkak dan memiliki banyak luka-luka lain disekitar tubuhnya. Sementara Sanskar melihat gadis itu dibalik jendela, matanya terpejam dan airmata pun akhirnya jatuh juga dipipinya. Sanskar pun tak kuat akan demikian, tanpa basa-basi ia membuka pintu dan menghampiri gadis itu.

Sepertinya Sanskar luluh terhadap penderitaan Swara...

Swara terkejut dan ketakutan ketika pria itu datang menghampirinya, matanya kembali merah dan airmatanya berceceran sambil menggelengkan kepalanya tanda ia tak ingin disentuh maupun didekati, namun pria itu tak peduli, ia tetap menghampiri Swara kemudian berjongkok dan melepaskan ikatan tali dikakinya. “Namaku Sanskar, aku hanya pria desa biasa. Aku melakukan ini untuk mendapatkan uang dan uang itu digunakan untuk mengobati adikku Gauri yang lumpuh.” Ujarnya, sementara Swara menangis tersedu-sedu sambil menundukkan kepalanya.

Ikatan kaki itu akhirnya lepas juga, Sanskar berdiri dihadapan Swara dengan pandangan datar. “Pergilah..” Serunya yang tanpa basa-basi pergi meninggalkan gadis itu yang kesulitan berdiri, Sanskar tidak peduli apa-apa lagi, ia pergi dengan keadaan pintu yang terbuka, sementara Swara berdiri melihat kepergian pria tersebut.

••••

Kosiyolu Unversity, 05:04am...

Mobil taksi berhenti digerbang kampus, Geet turun dari taksi lalu membayar ongkos. “Ini, Tuan..” Ucap Geet yang langsung berlari masuk kedalam kampus meskipun dalam suasana gerimis.

Sesampai dikampus, gadis itu berjalan kekelasnya namun terhalang karena kedua temannya datang menghampirinya.

“Hey Geet! Kau habis darimana saja?” Sahut Veera, tapi hanya diam mendatar.

“Lalu dimana pria itu?” Sambung Thapki celingak-celinguk mencari seseorang. “Bukannya dia ada bersamamu?” sambungnya bertanya.

Geet mengerutkan dahinya. “Pria yang mana? Banyak pria yang sering bersamaku.” Ujar Geet.

Thapki membulatkan kedua matanya. “Rishab, Geet.. Rishab!” Ujarnya yang dilanjuti oleh anggukan Veera.

“Aku tidak tahu.” Singkat Geet. “Lebih baik ayo kita mengepel.” Sambungnya pergi meninggalkan mereka berdua.

“Geet, Tunggu!” Teriak Thapki dan Veera mengikuti Geet.

••••

Lain halnya dengan gadis yang sedang tidur dikamar mewah, walaupun Alekh memberikan segalanya untuknya. Tapi, gadis itu tidak merasa jika bukan Maan yang ada disampingnya dan terus melamuni pria itu.

—Flashback—

Mereka berdua pasangan yang bahagia, saking lupanya karena hidup bahagia, Sadhana datang dan memberitahu Maan dengan wajah ketakutan. “Maan, aku hamil.” Katanya pada pria yang berfrosesi sebagai seorang Dokter itu.

Maan tersenyum pada Sadhana dan bahagia. “Benarkah?” Sambil memegang pundak sang gadis itu. “Katakan padaku, apa itu benar? Apa itu anak kita?“ Celotehnya, dan wanita itu mengaggukkan kepalanya.

Maan memeluk gadis itu dengan eratnya dan Maan berjanji akan menikahinya dalam minggu ini saat tengah musim semi tiba.

Bahkan saat berjalan-jalan Maan merangkul Sadhana sambil mencium keningnya dengan sangat mesra, Ya! Sangat mesra! Maan sangat mencintai Sadhana begutupun dengan Sadhana, mereka berdua sudah memasuki cinta mati.

“Maan, kau janjikan? Setelah kita menikah, kau akan mengajakku ke istana Topkapi berdua?” Tanya yang yang merangkul pinggang Maan.

“Aku janji.” Singkat Maan mencium kening gadis itu lagi.

—Flashnow—

“Hei!” Kejut seorang pria yang tidur bersamanya, gadis itu menoleh terhadap pria tersebut dengan pandangan sendu.

“Hmm?” Dehem Sadhana.

“Aku tahu siapa yang kau pikirkan saat ini, apa kau memikirkan Maan? Hn? Ah memang sulit untuk melupakan pria kesayanganmu, karena kau akan menikah denganku jika dia semakin tampan.” Ujar pria itu yang ternyata adalah Alekh sambil mengubah posisi tidurnya. “Apa lagi jika sekarang ia telah mendekati gadis sangat muda darimu, aku dengar dia pengacara. Tapi, dia tidak akan mungkin bisa membebaskan pria itu selama bukti yang ada.” Sambungnya.

Sementara Sadhana hanya terdiam memikirkan Maan. “Aku ingin kau masih setia padaku, aku mencintaimu Maan.” Gumam Sadhana.

••••
TO BE CONTUNED..

EternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang