10

15.9K 2.1K 76
                                    

"GUANLIN!!!!"

Suara Aryn bak terpaan angin, angin puting beliung, membuat satu kelas refleks menutup telinganya. Tak terkecuali Guanlin.

"Ah elah, gue kan udah minta maaf, Ryn," pelaku yang namanya diteriaki hanya membalas dengan wajah memelas.

Sedangkan yang teriak, alias Aryn, bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Guanlin yang sedang berdiri di depan kelas.

"HARI INI TUH GUA PIKET," teriak Aryn lagi sambil menggucangkan tubuh Guanlin, walau harus sedikit menjinjit untuk memegang bahu Guanlin. Ya gimana tidak kesal, hari ini jadwalnya Aryn piket, namun dengan sengaja Guanlin mengotori lantai kelas dengan menumpahkan teh pucuk miliknya.

"Ya abisan lo gua tanya malah bengong."

Aryn melepaskan tangannya dari bahu Guanlin, "AH BODO AMAT GUA MARAH SAMA LO LIN."

"WOI ANJING GAK USAH TERIAK-TERIAK GAK BISA APA?! MAU BIKIN KUPING ANAK SEKELAS BUDEG?!"

Aryn terdiam saat ketua kelas ikut teriak, lalu ia melemparkan senyuman manis pada ketua kelas dan memggumamkan kata 'maaf' tanpa suara.

"WOI ANJING LO JUGA TERIAK YE," teriak Guanlin kepada ketua kelas.

Aryn sontak memukul lengan Guanlin sambil melotot, aksi membela itu membuat anak kelasan berseru kencang, menggoda.

"Iye tau yang udah bela-belaan."

"Cailah dibelain."

"Pahlawannya maju."

Aryn berjalan kembali ke tempat duduknya sambil berucap, "Ssttt."

~

"Ya udah tunggu parkiran bentar ya, gue tinggal ngepel se-ubin lagi nih."

"Oke."

Setelah balasan terdengar, Aryn langsung memutuskan panggilan dan menyimpan kembali ponselnya. Lalu dengan semangat meneruskan kembali piketnya. Yang tadi telepon itu Sadam, dia udah janji akan menjemput Aryn dan menunggu lebih lama lagi karena Aryn harus piket terlebih dahulu.

Setelah semuanya selesai, Aryn buru-buru mengambil tasnya dan berlari ke parkiran. Tidak enak kalau Sadam menunggu terlalu lama, dengan menjemput dirinya saja sudah merasa tidak enak, apalagi harus menunggunya.

Dilihatnya Sadam yang berdiri di samping mobilnya, lambaian Aryn layangkan sambil tersenyum ceria.

Duh gantengnya.

"Dam, maaf ya lama," ucap Aryn sambil terengah-engah.

Sadam mengangguk, "Gak usah lari, gue di sini gak ke mana-mana."

"Ya udah, yuk."

Setelah mobil Sadam meninggalkan sekolah, di sisi lain ada Guanlin yang baru saja kembali dari kantin, membawa 2 gelas minuman. Namun tidak menemukan siapa-siapa di kelasnya yang sudah bersih.

"Aryn, nih gue bawa minuman kesukaan lo!"

"Aryn?"

Kecewa, padahal Guanlin sudah menunggu Aryn sampai piketnya selesai. Aryn sudah lebih dulu pulang. Dengan Sadam, tentu saja tanpa Guanlin tahu.

Duh sedihnya.

Falling  -  Lai Guanlin ON REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang