2

30.2K 3.1K 222
                                    

"Ampun-ampun Ryn, sumpah deh enggak lagi-lagi gue iseng," rintihan sakit ke luar dari mulut Guanlin kala tangan Aryn tidak lepas dari mengepal rambut Guanlin sekuat tenaga.

"Bodo amat. Dasar Tino gembel," balas Aryn menyebut nama Ayahnya Guanlin, jambakannya semakin ia kencangkan.

Namun jambakan tersebut di lepas oleh Aryn setelah tangannya kesakitan dan juga karena wajah memelas milik Guanlin.

Guanlin membenarkan rambutnya yang sangat berantakan, "Udah di jambak, di katain juga. Apes banget deh gue."

Aryn yang awalnya sudah kembali berjalan menuju kantin, langsung menoleh ke belakang dengan pura-pura tidak mendengar. "Apa lo bilang?!"

"Enggak, itu cicak apes banget baru nikah tapi langsung di ceraiin," celetuk Guanlin ngasal.

Aryn memasuki kantin dan perlahan mood nya kembali membaik karena aroma wangi yang memanjakan perutnya.

Aryn langsung duduk setelah sampai di meja teman-temannya.

"Gimana, Ryn? Puas mukulinnya?" tanya Jiho, salah satu teman Aryn yang sifat nya bisa di bilang 11/12 dengan Aryn.

"Sebenernya sih belom, tapi kasian," jawab Aryn.

Aryn mempunyai empat sahabat, yang pertama Jiho, yang sifatnya hampir sama seperti Aryn, Jiho ada di kelas sebelah. Lalu ada Siyeon, satu-satunya sahabat Aryn yang berada di kelas yang sama, sifatnya penyabar, Siyeon sering jadi pelerai setiap kali ada yang berantem, kalau Aryn sudah keterlaluan dengan Guanlin salah satunya. Dan dua lagi, namanya Seulgi dan Eunha, mereka berada di kelas yang sama, namun berbeda dengan sahabat yang lainnya, sifat Seulgi dan Eunha bisa di bilang bar-bar, mereka berdua menjadi manusia yang tidak mempunyai malu kalau berada di tempat umum.

Aryn dan Siyeon berjalan menuju kelas setelah bel tanda istirahat berakhir, begitu pula dengan teman-temannya yang lain.

"Selamat siang anak anak, hari ini Ibu mau bagi kelompok untuk pelajaran yang minggu lalu kita bahas ya. Satu kelompoknya ada enam orang, jadi kita buat 6 kelompok. Perempuan dan laki-laki di gabung ya, biar yang laki-laki serius ngerjainnya. Ayo mulai hitung dari kanan," ucap Bu Riska, guru pelajaran Sosiologi.

Decakan sebal terdengar, merasa kecewa karena tidak bisa memilih anggota kelompok sendiri.

Murid-murid mulai menghitung dari kanan. Jadi cara meghitungnya itu, di mulai dari paling depan sebelah kanan, karena membuat 6 kelompok, jadi hitungnya dari 1-6 saja. Murid yang mendapatkan angka yang sama, yang akan menjad satu kelompok.

Aryn dan Siyeon mendapatkan angka yang berbeda karena mereka satu bangku. Aryn dapat nomor lima sedangkan Siyeon dapat nomor enam.

Selesai membagi kelompok, Bu Riska menyuruh murid-murid nya untuk duduk sesuai kelompok yang tadi sudah ditentukan.

Aryn senang tak senang berada di kelompok lima. Senangnya karena cewek-cewek yang di kelompok Aryn bisa di bilang rajin dan pintar. Tidak senangnya karena Guanlin ada di kelompok yang sama dengan Aryn. Bayangin dong satu kelompok.

Guanlin.

Satu kelompok.

Sama Aryn.

Guanlin sama Aryn.

Dunia hancur.

Saat Aryn pindah tempat duduk bersama teman satu kelompoknya, sontak mereka lamgsung menyoraki Aryn.

"Yah, udah deh gak bakal jadi nih tugas."

"Up aja dah gua up."

"Dunia berasa berdua kalo lagi berantem."

Aryn yang masih berdiri di dekat teman kelompoknya, menunjuk Guanlin dan protes ke Bu Siska.

"IBUUUUU SAYA GAK MAU SEKELOMPOK SAMA DIA!!!"

Guanlin yang lagi memainkan ponselnya langsung noleh ke Aryn dengan muka kaget.

"ARYN KALO TERIAK GAK USAH KENCENG KENCENG GAK BISA APA?! MAU IBU LAKBAN MULUT KAMU? HAH?" jawab Bu Riska dengan berteriak juga sambil memegangi dadanya, kaget akan teriakan Aryn yang tiba-tiba.

"Bu, saya gak mau satu kelompok sama dia," Aryn masih saja merengut menunjuk Guanlin, kali ini suaranya pelan.

"Kenapa? Jangan ubah-ubah ah, ribet. Kamu musuhan sama dia?" tanya Bu Riska yang di balas anggukan oleh Aryn.

"Ya udah baikan sebentar. Kalo tugasnya udah selesai, marahan lagi juga gak apa-apa," ucap Bu Riska bercanda, satu kelas langsung tertawa.

"Anaknya Dino, gak usah banyak omong deh," tiba-tiba Guanlin menyahuti, membuat Aryn kesal.

"GUANLIN LU BISA GAK SIH DIEM SEKALI AJA, GAK USAH CARI MASALAH. MAU GUA TAMPOL?!"

"YA AMPUN ARYN GAK BISA DI BILANGIN YA KAMU?!"

Tbc

Falling  -  Lai Guanlin ON REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang