Seorang wanita cantik berdiri menghadap sebuah jendela yang memperlihatkan pemandangan di luar sana. Seulas senyum terukir di bibirnya sebelum ia merasakan sebuah tangan yang melingkari perutnya di sertai hembusan hangat menerpa lehernya.
"Apa yang kamu lakukan hm?" Suara berat mengalun tepat di sebah telinganya.
"Coba tebak." Mata wanita tersebut berbinar, ia menjawab tanpa mengalihkan tatapannya dari gedung-gedung pencakar langit yang dipandanginya.
"Mm, kalau aku tidak salah tebak saat ini pasti kamu sedang membayangkan kelurga kecil kita di masa depan."
Wanita itu terkekeh mendengar jawaban kekasihnya. Ia memutar tubuhnya hingga kini ia dapat dengan jelas menatap wajah tampan yang tengah menatapnya dengan pandangan lembut, kemudian bersandar di dada bidangnya.
"Rasanya aku sudah tidak sabar untuk meminangmu." Ifan mengeratkan pelukannya, mengecup pucuk kepala Karina. Kemudian helaan nafas terdengar membuat gadis bernama Karina itu mendongak.
"Kalau begitu pinanglah aku." suaranya begitu lembut.
"Maaf, sayang. Aku belum bisa. Kamu tau sendiri saat ini aku sedang merencanakan proposal untuk memenangkan tender besar. Aku tidak ingin fokusku terbagi, tolong mengertilah kuharap kamu sabar menungguku.
Karina terdiam mendengar jawaban tunangannya. Ia tau sudah sejak lama kekasihnya itu menantikan meraih terder impiannya. Yang bisa ia lakukan hanyalah memberi dukungan dan menunggu. Menunggu Ifan hingga siap mempersuntingnya. "Baiklah. Semoga kali ini kamu sukses dengan usahamu."
"Terimakasih sayang. Aku janji setelah tender kali ini di menangkan aku akan membawa kedua orang tuaku untuk menentukan pernikahan kita." Ifan merasa beruntung karena memiliki kekasih seperti Karina yang selalu menuruti keinginannya.
"Kapan kamu pulang? Kenapa tidak memberitahuku kalau kamu sudah kembali?" Suara manjanya kembali terdengar.
"Aku ingin memberimu kejutan." Perlahan Ifan meraih dagu Karin mengangkatnya lalu memiringkan kepalanya dan mengecup bibir ranum Karina yang sangat ia rindukan. "Aku sangat merindukan rasa manis ini." Ucapnya di sela pagutannya.
Dengan nafas memburu keduanya mengakhiri ciuman mereka. Ifan mengusap bibir kekasihnya yang kini membengkak karena ulahnya. Mengecupnya ringan sebelum benar-benar mengakhiri ciuman mereka.
"Jadi.. Mana Kejutannya?" Tanya Karin dengan manja.
Ifan terkekeh mendengarnya. Bagi sebagian orang yang mengenal sosok Karina pasti akan terkejut melihat tingkahnya yang berubah layaknya anak kecil sekarang ini. Namun tidak dengan orang-orang terdekatnya, karena yang mereka kenal memang beginilah sosok Karina sesungguhnya. Tangguh di luar namun rapuh di dalam.
"Coba tebak."
Karina mengerutkan keningnya memikirkan sesuatu. Sejak tadi ia tak melihat apa pun yang Ifan bawa untuknya. Ia bahkan mengira bahwa kekasihnya itu tak membawakannya oleh-oleh seperti biasanya.
"Coklat.." Tebak Karina.
"Salah." Ifan mengecup bibir Karina sebagai hukuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Karina (Tamat√) Terbit E-book
Romance+17 tahun keatas.. Cerita dewasa. Bagi yang merasa belum cukup umur sebaiknya mencari bacaan lain. Terimakasih..