Terkadang mimpi dan harapan tidak seindah dan sesuai dengan kenyataan..
Kirana
🍃🍃🍃
Kirana memandang hasil karyanya dengan puas, sebuah kue black fores yang ia buat sendiri telah jadi dan tersaji dengan indah di atas meja. Dengan riang ia memasukan kue tersebut ke dalam kotak kue lalu membawanya menuju apartemen Ifan. Hari ini adalah hari ulang tahun kekasihnya, dan rencananya ia ingin membuat kejutan untuk Ifan.Setelah sampai di depan pintu apartemen, Karina memasukan password yang sudah di hapalnya di luar kepala. Saat ia masuk ke dalam suasana apartemen tersebut sangat sepi, tentu saja karena ini masih jam 6 pagi dan Karina yakin kekasihnya itu masih tidur di jam segini.
Setengah bingung melihat keadaan apartemen Ifan yang biasanya selalu bersih dan rapi, tapi pagi ini di ruang tamu semuanya terlihat kacau. Beberapa botol minuman dan gelas tergeletak di meja, Karina menyerngitkan keningnya sambil menutup hidungnya saat ia mencium aroma sisa minuman yang ada di dalam gelas.
Setelah mengeluarkan kue dari dalam kotak, Karina menambahkan lilin dengan angka 25 di atasnya lalu menyalakannya. Dengan riang ia berjalan menaiki anak tangga bermaksud ingin memberi kejutan pada kekasihnya di pagi hari, dengan sebelah tangan yang menopang berat kue ia membuka pintu kamar Ifan dengan perlahan.
Langkah Karina terhenti saat kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu, sebuah lingerly berwarna merah tergeletak tidak jauh dari pintu tempatnya berdiri. Lalu pandangan lainnya di susul dengan beberapa pakaian yang tercecer di lantai. Pakaian dalam wanita dan pria.
Degub jantung Karina berpacu dengan cepat, dadanya terasa sesak bagai di himpit beban berpuluh-puluh ton. Dengan langkah gontai ia mendekat kearah ranjang.
Jleb..
Di atas ranjang Karina melihat kekasihnya Ifan tengah tidur dengan seorang wanita dalam keadaan badan setengah telanjang yang hanya tertutupi selimut sebatas pinggang, ia menggelengkan kepalanya dengan langkah mundur sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Brak..!
Kue yang di pegang Karina pun terjatuh hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras dan membangunkan kedua sosok yang tengah tertidur di atas ranjang.
Mata Ifan langsung melebar saat ia melihat Karina berdiri dengan menutup mulutnya dan berurai air mata. Ia terperanjat saat melihat keadaannya yang setengag tengah telanjang dan hanya tertutupi selimut sampai pinggang, dengan seorang wanita yang keadaannya tidak jauh berbeda darinya dan tengah tertidur di sampingnya.
"Tidak mungkin!" ucap Karina sambil menggelengkan kepalanya, kakinya terus mundur kebelakang hingga punggungnya menambrak lemari yang ada di belakangnya.
"Rin?" panggil Ifan dengan suara yang rendah.
Karena mendengar sebuah suara, wanita yang tengah tertidur di samping Ifan mulai terbangun dan membuka matanya. Dengan kesadaran yang belum kembali sepenuhnya ia mencoba duduk sambil memegangi selimut yang menutupi dadanya.
"Karina!" ucap wanita itu dengan suara yang tercekat.
Ifan bangkit dari ranjang yang hanya menggunakan boxer, kemudian berusaha mendekati Karina. Hatinya terasa teriris melihat kekasihnya hancur atas perbuatannya. "Rin?" ucap Ifan berusaha mendekati Karina.
"STOP!!" teriak karina sambil menjulurkan tangannya kearah Ifan, langkah Ifan terhenti ia menatap Karina dengan rasa bersalah yang tidak terhingga, sungguh ia tidak bermaksud mrnyakiti Karina sedikitpun.
"Kalian berdua benar-benar menjijikan!" teriak Karina kemudian berlari keluar meninggalkan tempat itu. Dengan langkah yang terseok-seok Karina berusaha berlari sekuat tenaga. Beberapa kali ia menambak orang-orang yang berpapasan dengannya, semua mata memandangnya dengan pandangan bertanya dan penasaran, tapi Karina tidak memperdulikan hal itu yang ia pedulikan saat ini adalah segera pergi sejauh mungkin dari sana.
Ia menangis terisak di dalam mobilnya sambil memukul dadanya yang benar-benar terasa sakit dan sesak. Ia tidak menyangka kekasih dan sahabat yang paling di sayanginya tega melakukan hal seperti ini padanya, dengan kecepatan di atas rata-rata Karina melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
Ring..
Ring..
Suara dari handpone-nya yang terus berbunyi tak ia hiraukan sama sekali, hanya dua nama yang sedari tadi terus menghubunginya. Ifan dan Melisa, dengan perasaan yang hancur ia menambah kecepatan mobilnya. Ia melajukan mobilnya kearah sebuah perbukitan, dengan langkah gontai ia keluar dari mobil lalu berlutut di rerumputan.
Dengan nafas yang memburu dan dada yang bergemuruh Karina berlari menyusuri lorong rumah sakit. Ia baru saja mendapatkan kabar kalau Kakeknya masuk rumah sakit karena serangan jantung mendadak.
Di depan ruang UGD, Karina dapat melihat Neneknya yang tengah terduduk sambil menangis. Dengan langkah yang sengaja ia pelankan ia melangkah dan berjongkok tepat di hadapan Tari neneknya.
"Nek?" panggil Karina dengan lembut sambil menyentuh tangan Neneknya.
"Tenanglah, semuanya pasti baik-baik saja." Karina berusaha tersenyum di tengah kepedihan hatinya. Ya, hanya inilah yang bisa ia lakukan saat ini. Sakit.. Bahkan terlalu sakit. Mengapa ini harus terjadi di saat bersamaan? Ia bahkan merasakan udara di sekitarnya seolah semakin menipis hingga membuat dadanya sesak. Ia memerlukan pegangan, namun pada siapa? Saat ini tubuh tua Neneknya lebih membutuhkannya di banding dirinya.
Tari bangkit kemudian memeluk Karina dengan erat, wanita tua yang telah ringkih itu menangis di dalam dekapan Cucunya. Berusaha tegar dan terlihat baik-baik saja, Karina mengusap air matanya yang sempat mengalir di pipinya. Ia memeluk Neneknya dengan erat dan berusaha mengalirkan kekuatan yang di milikinya.
Tbc..
🍃🍃🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Karina (Tamat√) Terbit E-book
Romance+17 tahun keatas.. Cerita dewasa. Bagi yang merasa belum cukup umur sebaiknya mencari bacaan lain. Terimakasih..