'Diriku bagai sepotong kayu yang terbawa hanyut mengikuti arus sungai. Tak memiki tempat berlindung dan tak tau harus kemana melangkah.'
🍃🍃
Ifan termagu menatap kearah kue yang keadaannya telah hancur di lantai, kue black forest yang keadaannya sudah tak berbentuk lagi. Ia meremas rambutnya dengan kasar, pikirannya benar-benar kacau, Karina tersakiti karena kebodohannya dan ke egoisannya. Di sampingnya Melisapun tidak berhenti menangis, mereka sama-sama takut. Takut kehilangan Karina.
Ifan berjalan kesana kemari dengan gelisah, sudah puluhan kali ia menghubungi nomor Karina tapi gadis itu tidak mengkat panggilannya sama sekali. Ia takut sesuatu yang buruk menimpa kekasihnya. Karina pergi dengan perasaan hancur lebur dan amarah yang mengusai akal sehatnya, ia tau sifat gadis itu dengan baik. Karina akan melampiaskan amarahnya dengan mengemudikan mobilnya secara ugal-ugal di jalan.
"Ba-Bagai mana ini? Karin mengetahui per... Hiks perbuatan kita?" ucap Melisa sambil menangkupkan kedua tangannya di wajahnya.
"Tenanglah... Semua akan baik-baik saja." ucap Ifan berusaha menenangkan Melisa meski sebenarnya hatinya juga merasa gelisah. Ia memeluk Melisa dari samping sambil membelai kepala wanita itu secara perlahan.
Ifan sangat mencintai Karina, tapi ia juga menginginkan Melisa yang tidak lain merupakan sahabat dari kekasihnya.
Karina merupakan gadis yang baik, malah bisa di bilang hampir sempurna. Ia cantik, pintar, berpendidikan, sopan santun, ramah dan dari keluarga terpandang. Tapi Ifan juga menginginkan Melisa. Gadis manis sederhana yang bisa memberikan ia kepuasan yang tidak bisa di berikan oleh Karina kepadanya.
Ifan menjalin hubungan dengan Karina sudah empat tahun lamanya, dan ia berhubungan dengan Melisa di belakang Karina hampir dua tahun.
"A-aku akan memohon pada.. nya agar... Agar ia mau memaafkan aaku, aku tidak bisa kehilangan dia Fan, tidak bisa." ucap Melisa dengan sesegukan.
"Tenanglah, Karina gadis yang baik. Dia pasti memaafkanmu." ucap Ifan sambil membelai rambut Melisa.
Setidaknya mungkin ia memaafkan mu, entah dengan diriku..
🍃🍃🍃
"Bagaimana keadaan Kakek sekarang?" tanya Karina sambil menggenggam tangan keriput yang telah membesarkannya dan memberikannya kasih sayang selama ini.
"Masih di tangani oleh dokter." ucap Tari dengan sendu.
"Tenanglah Nek, semuanya pasti baik-baik saja. Kakek tidak mungkin tega meninggalkan kita." ucap Karina dengan suara yang rendah sambil mendekap tubuh rapuh Neneknya.
Seorang dokter terlihat keluar dari ruang UGD, Karina dan Neneknya Tari segera menghampiri dokter tersebut untuk menanyakan keadaan
Babang Atmaja yang merupakan Kakeknya. Dokter mengatakan jika kondisi kesehatan Kakeknya perlahan sudah mulai stabil, dan sekarang sudah bisa di pindahkan ke ruangan rawat.Karina dan Tari menghela nafas lega, mereka tidak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur dan terimakasih terhadap Tuhan karena masih memberikan kesempatan untuk hidup pada orang yang mereka cintai. Setelah itu, mereka berdua berjalan mengikuti di belakang para suster yang mendorong bangkar di mana Bambang berbaring dan kemana akan di pindahkan.
Karina duduk di sofa yang terdapat di ruang rawat inap tempat Kakeknya di rawat, ia mengambil handpone-nya kemudian memeriksa semua pesan dan panggilan yang masuk ke handpone-nya. Ia mengacuhkan pesan-pesan dan panggilan dari Ifan dan Melisa, ia segera mendeal nomor Tiara untuk memberitahukan bahwa keadaan Kakeknya sudah baik-baik saja sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Karina (Tamat√) Terbit E-book
Romance+17 tahun keatas.. Cerita dewasa. Bagi yang merasa belum cukup umur sebaiknya mencari bacaan lain. Terimakasih..