"10"

2.2K 79 0
                                    

Selepas makan kita pun mempersiapkan untuk tidur.

"Baik adik-adik acara selanjutnya tidur, semua harus solideritas dalam tidurpun jangan sampai ada teman kalian yang hilang karena sangking nyenyaknya kalian, dan ingat gunakan waktu ini sebaik-baiknya karena hanya dalam waktu ini kalian bisa mengistirahatkan badan kalian untuk persiapan acara yang selanjutnya" tutur Dito.

"Siap kak" sahut mereka.

"Baiklah silahkan kembali ke tenda kalian masing-masing" ujar Radit.

"Terima kasih kak" sahut semua bubar.

"Dan untuk bagian keaman jangan lupa mengawasi untuk malam ini" tutur Dito.

"Siap Dit" sahut mereka.

Mereka pun meninggalkan lapangan dan bagi panitia yang mendapat tugas malam ini akan siap-siap berjaga, dan gue sama Radit pun berjalan ke arah tenda gue karena badan gue udah kerasa sakit.

"Tenda lu dimana Dit ?" tanya gue.

"Sebelah tenda lu, kenapa emang ?". Sahutnya datar.

"Oh, gak gue cuma nanya" ujar gue.

"Yaudah sana masuk tenda" ujar Radit.

"Yaudah bye Dit" sahut gue.

"Ok bye" ujar Radit.

Gue pun tersenyum dan masuk ke dalam tenda.

Gue pun memaksakan memejamkan mata untuk tidur tapi gak bisa, gue pun keluar tenda untuk mencari udara segar.

"Kenapa gak bisa tidur sih ? Padahal kan gue ngantuk" gerutu gue.

Gue pun nyamperin tenda Radit.

"Dit, Radit" ucap gue pelan takut membangunkan yang lain.

Tapi gak ada jawaban dari dalem tenda.

"Ih Radit mana sih, gue takut" tutur gue.

Tiba-tiba ada tangan yang menempel pundak gue

"Aaaahhhhh...." jerit gue.

"Berisik Nai" ujar Radit sambil membekap mulut gue.

"Gila lu bikin gue kaget aja" ujar gue kesel.

"Hahaahah lu nya aja yang penakut" ejek Radit.

"Gk gue gak takut, kata siapa ? Masa anaknya papah Wirawan takut" ujar gue sombong.

"Belagu lu Nai nanti ada yang ngikutin baru tau rasa" tutur Radit.

"Apaan sih Dit gak lucu" ujar gue.

"Katanya gak takut" goda Radit.

"Tau ah" ujar gue ketus.

"Idihh cuma gitu marah, eh iya kenapa lu gak tidur ?" tanya Radit.

"Gak tau nih padahal gue udah ngantuk tapi gak bisa tidur, temen setenda gue udah tidur semua" tutur gue.

"Terus ?" tanya Radit mulai ada perasaan bakal nyusahin dia.

"Lu temenin gue ok, pokona harus titik" ujar gue.

"Tuhkan feeling gue bener pasti mau minta nemenin gue, ogah ah gue ngantuk" ujar Radit.

"Yakin lu gak akan nemenin gue ?" tanya gue mulai memasang wajah akting mau nangis.

"Iyalah gue yakin"Sahut Radit tak peduli.

"Yaudah masuk gue mau disini aja sendiri, biarin di hantuin juga gue berani kok" ujar gue masih akting.

"Yaudah, lu tungguin aja siapa tau nanti ada hantu yang nyantel di hati lu" ujar Radit sambil balik badan dan menahan tawa.

Sahabat jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang