"7"

2.6K 69 0
                                    

Kringgg.... Alarm dikamar gue bunyi yang sekian kali dan sekarang menandakan jam 06.30.

"Mati gue kesiangan" ujar gue langsung bangun.

Gue pun langsung mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi, namun saat akan berlari hp gue bunyi dan tertera nama Radit. Gue pun mengangkat sambil berjalan ke kamar mandi.

"Apa ? Bentar Dit gue kesiangan"

"Terserah lah gue bisa pergi sendiri, serah lu" ujar gue kesal.

Gue pun selesai mandi langsung turun untuk sarapan.

"Sayang kamu kesiangan ?" tanya mamah melihat gue yang buru-buru.

"Iya mah lagian gara-gara Radit tadi malem aku harus nemenin dia dulu, jadi aku bangun kesiangan" sahut gue bete.

"Loh kok jadi salahin gue sih" sahut Radit tiba-tiba datang.

Gue pun melihat Radit yang baru datang dengan wajah bete.

"Ngapain lu kesini ? Lu kan mau pergi duluan" ujar gue.

"Ya kali Nai gue ninggalin lu" sahut Radit sambil duduk sebelah gue.

"Yaudah yu berangkat" ajak gue.

"Bye mah,pah" lanjut gue sambil mencium pipi mamah papah.

"Loh kan gue baru duduk Nai, yaudah bye mah pah Radit juga berangkat" ujar Radit mengejar gue.

"Hati-hati sayang" ujar mamah mengikuti gue ke depan pintu bersama papah.

"Iya mah" sahut gue sambil sedikit berteriak.

"Anak kita selalu aja ada tingkah lucunya, yang selalu bikin papah tersenyum" ujar papa sambil merangkul mamah.

"Iya bener kamu pah,mamah juga senang punya Naira, yaudah yu kita makan lagi nanti kamu kesiangan lagi" ujar mamah mencolek hidung papah.

"Iya istriku sayang" sahut papah tersenyum lembut.

Saat sampai disekolah untungnya gerbang belum ditutup dan gue pun merasa lega.

"Ayo Dit cepetin, pelajaran ibu Tri nih gue takut dihukum" ujar gue.

"Iya kalem Nai" Sahut Radit.

"Gue nunggu di depan yah Dit" ujar gue.

Saat sedang menunggu Radit gue melihat Dito menghampiri gue, gue pun langsung bete.

"Hai Nai, cantik banget hari ini" ujar Dito sambil mencolek dagu gue.

"Apaan sih lu, pergi sana" ujar gue mengusir Dito.

"Lu sombong amat sih Nai" sahut Dito.

"Suka-suka gue" sahut gue jutek.

"Gue akan bikin lu sengsara selamanya, denger itu Nai" bisik Dito lalu pergi meninggalkan gue.

"Maksud Dito apa yah ? Males banget gue dengernya paling cuma bercanda udahlah gak usah dipikirin" gerutu gue dalem hati.

Saat Radit melihat Dito dia langsung berlari ke gue.

"Nai lu gak apa apa kan ?" tanya dia memegang wajah gue.

"Gapapa kok, lu kenapa khawatir banget sih ?"ujar gue cuek.

"Engga, btw Dito ngomong apa tadi ? " tanya Radit cemas.

"Cuma bilang gue bakal sengsara seumur hidup, tapi ya udahlah Dit paling dia bercanda" ujar gue jujur sambil berjalan.

"Brengsek emang tuh cowo, udah keterlaluan" ujar Radit dalam hati.

Sahabat jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang