"24"

1.4K 65 1
                                    

Setelah makan gue pun langsung naik ke atas ke kamar Radit.

"Lu kemana aja ? Lama banget" ucap Radit saat gue sampai di ambang pintu.

"Yah gue makan dibawah, kalo gue bawa kesini bakal abis sama lu" ucap gue sambil berjalan menghampiri Radit.

"Lu lagi ngapain ?" tanya gue sambil ngerangkul Radit dari belakang.

"Ini gue lagi ngerangkai kata-kata buat nanti" ucapnya.

"Hmmm, temennya Fasya jadi gak bantuin lu ? tadi ditunggu di cafe gak datang, niat gak sih bantuinnya ?" cerocos gue.

"Mereka jadinya datang ke sini" sahutnya.

"Yaudah ah gue mau tidur, tadi waktu tidur gue lu ganggu" tutur gue lalu memejamkan mata.

Tak agak lama gue memejamkan mata ada suara berisik seperti banyak orang, walau jarak kasur dan ruang khusus sofa kaya gitu terhalang lemari tetep aja terdengar.

Ternyata itu temen temen Fasya.

"Ck berisik banget" ujar gue lalu menutup telinga gue dengan guling.

Mereka pun membahas kegiatan nanti.

Karena berisik gue pun akhirnya bangun.

"Dit, Radit" teriak gue dari kasur.

"Ada apa Nai ?" tanya Radit menghampiri gue.

"Siapa sih berisik amat" ucap gue pura pura gak tau.

"Temennya Fasya, lu ikut gabung kan lu tim sukses juga" tutur Radit.

Gue pun ditarik Radit ke arah mereka.

"Kenalin ini Naira sahabat gue dari orok" tutur Radit.

"Hay gue Naira" ucap gue tersenyum lalu berjabat tangan dengan mereka.

Mereka terdiri dari 3 cowo dan 2 cewe.

Kita pun berdiskusi sudah hampir satu jam, jujur gue males banget bahas ini.

"Anday Radit nyiapin kaya gini buat gue, pasti gue jadi cewe yang paling beruntung" tutur gue dalem hati sambil memandang Radit yang sedang menjelaskan rencana yah.

"Gimana ? Setuju ?" tanya Radit ke kita.

"Setuju" sahut mereka tetapi gue hanya diem.

"Nai lu gimana ?" tanya Radit.

Belum ada jawaban apapun dari gue hp gue pun bergetar menandakan ada telpon masuk.

"Hah ? Iya iya gue setuju" ucap gue.

"Nomor siapa yah ?" ucap gue pelan.

"Bentar Dit gue angkat telpon dulu" tutur gue.

Gue pun lalu beranjak pergi dari hadapan mereka.

"Hallo, sama naira ?" ucapnya dari sebrang sana.

"Iya hallo, ini siapa ?" tanya gue.

"Aku Dimas" sahutnya.

"Oh, ada apa Dim ?" tanya gue heran.

"Nanti malem sibuk gak ?" tanya balik.

Sahabat jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang