"9"

2.2K 83 0
                                    

Gue pun menghampiri Dito dan Cesil. Selama disana gue hanya memasang wajah bete.

"Sil jangan tinggalin gue sendiri, gue gak mau duaan sama Dito" minta gue ke Cesil.

"Iya Nai gue tau kok" sahut Cesil yang
membuat gue sedikit lega.

"Hai Nai gue duduk deket lu yah" ujar Dito.

"Gak boleh, duduk disana aja napa ?" sahut gue ketus.

"Yaudah gue pindah deh demi calon gue" sahut Dito sambil mencolek dagu gue.

"Jangan pernah sentuh gue !!!" sahut gue kesel.

Dito pun terkekeh melihat itu.

"Makin gemes deh gue kalo lo udah ngambek" ujar Dito dari bangku sebrang.

Melihat kelakuan gue Cesil hanya tersenyum.

Gak agak lama terdengar lantunan lagu Beauty and the Beast, ternyata itu milik Cesil.

"Angkat aja dulu Sil, siapa tau penting" tutur Dito.

"Nai bentar yah gue angkat telpon dulu" ujar Cesil.

"Jangan lama yah Sil" sahut gue dengan wajah takut, bukan takut sama yang lain tapi takut Dito makin melunjak.

"Iya pasti" sahut Cesil.
Q
Melihat cesil menjauh membuat dito langsung mengambil alih duduk di sebelah gue.

"Akhirnya gak ada yang ganggu kita berdua" tuturnya tersenyum.

"Berdua aja sana sama ranting pohon" tutur gue yang bikin Dito tertawa.

"Lucu banget leluconya" ucapnya.

"Kenapa sih nai lu kalo deket gue bawaannya bete mulu" lanjut Dito sambil ngerangkul gue.

"Mana sih Cesil lama amat" tutur gue sambil mondar-mandir.

Gak agak lama Cesil pun datang dengan wajah bingung.

"Kenapa lu Sil ?" tanya gue.

"Aduh gimana yah Nai gue disuruh pulang sama ibu gue soalnya ayah gue masuk rumah sakit, tapi kalo lu gue tinggal gimana ?" sahut Cesil bingung.

"Gimana dong, yaudah kamu pulang aja nanti suruh aja Tina kesini temenin gue" ujar gue.

"Ok Nai gue balik dulu bye hati-hati" sahut Cesil.

"Bye juga salam yah buat ibu lo dan gws buat ayah lu" teriak gue.

"Ok thank's" sahut Cesil.

Setelah menunggu beberapa menit namun Tina tak kunjung datang.

"Mana sih Tina lama amat" gerutu gue.

"Yaelah Nai, sans aja kali" sahut Dito kembali merangkul gue.

"Apa sih lu lepasin, jangan kurang ajar yah" sahut gue nambah jengkel.

"Ah lu Nai jual mahal amat lagian disini kita cuma berdua" ujar Dito mulai mengelus pipi gue.

"Jangan kurang ajar yah lu" ujar gue sambil mulai berjalan.

"Mau kemana lu Nai ?" tahan Dito dan dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah gue.

"Lu kurang ajar banget sih" dorong gue hingga dia terjatuh.

"Lu jaga aja disini sendiri" ujar gue sambil meninggalkan Dito.

"Nai" teriak Dito.

Gue pun menghampiri kelompok Radit dengan wajah takut.

Sahabat jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang