"27"

1.7K 57 7
                                    

Hari ke hari gue dan Dimas semakin dekat

Hingga suatu hari kita datang ke sebuah cafe gue menyeruput secangkir coklat panas dengan wajah kesal.

Dihadapan gue Dimas hanya menatap gue bingung.

"Nai" panggilnya pelan tanpa ada sahutan dari gue.

"Nai" panggilnya ulang.

"Aku tuh bete Dim, kenapa hari ini Radit gak datang ke rumah setidaknya ngabarin kek lewat chat" gerutu gue tiba-tiba.

"Kamu masih belum bisa lupain Radit ?" tanyanya dengan wajah sedikit kecewa.

"Eh maksud aku bukan gitu, kamu tersinggung yah ?" tutur gue.

"Kamu masih belum bisa nerima aku Nai di hidup kamu ?" ucap Dimas to the point yang buat gue makin bingung.

"Aduh gimana yah, bukan gitu Dim tapi gue butuh waktu" sahut gue.

"Hahaha sans aja Nai" sahutnya dengan ketawa hambar.

"Mau aku anter ke rumah Radit ?" lanjutnya.

"Gak ah males, ohya kalo kamu besok kerumah aku, aku gak ada aku pergi" ucap gue.

"Pergi kemana ?" tanya Dimas.

"Mantai sama Radit, dia udah janji juga sih dari waktu itu" tutur gue.

"Cuma kalian berdua ?" tanyanya lagi.

"Iya" sahut gue tersenyum.

"Berarti kapan-kapan kita juga bisa mantai bareng juga dong" ucapnya.

"Boleh kok" sahut gue.

Dimas pun hanya tersenyum.

Setelah selesai kita pun memutuskan untuk pulang.

"Yakin gak mau aku anter ke rumah Radit ?" tanya Dimas saat diperjalanan pulang.

"Boleh deh" sahut gue.

Kita pun pergi ke rumah Radit.

"Hayu ikut masuk aja" ucap gue.

"Tapi gak ada siapa siapa Nai, masa mau nyelonong masuk aja" sahutnya.

"Gapapa kok, ayo buruan" ucap gue menarik tangan Dimas.

Kita pun menaiki tangga menuju kamar Radit, Radit sedang berada dikamar mandi.

"Dim duduk dulu disana, aku panggil dulu Radit" ucap gue.

"Dit, masih lama gak ?" teriak gue di depan pintu kamar mandi.

"Bentar lagi Nai" sahutnya.

Saat keluar kamar mandi Radit bingung karena melihat Dimas.

"Lama banget dah" ujar gue saat liat Radit.

"Lamaan juga lu kalo mandi, eh Nai ini siapa ?" ucap Radit sambil duduk sebelah Dimas.

"Ini Dimas yang waktu itu gue janjiin mau gue kenalin" sahut gue.

"Saya Dimas calon TUNANGAN Naira" ucap Dimas menekan kata tunangan yang buat gue dan Radit kaget.

"Hah ? Tunangan ? Maksudnya ?" tanya Radit bingung.

"Iya jadi gue sama Dimas tuh dijodohin mamah sama papah" sahut gue santai.

"Loh kok gak cerita sih ?" ucap Radit lagi.

"Abisnya lu kan lagi sibuk sama acara lu" sahut gue.

"Udah gue gak mau debat, besok jadi yah mantai" lanjut gue.

Sahabat jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang