Padahal aku belum memberikannya izin untuk pergi ke pesta itu tapi dia sudah berangkat lebih awal sebelum aku berkata apapun, dan dia tetap egois merasa benar bahwa aku udah memberikan izin padanya tapi memang itulah sifatnya tapi kenapa dengan semua kisah kita yang lalu, dengan semua masalah kita yang lalu. Kenapa semua masalah yang sama selalu terulang lagi, lagi dan lagi apakah itu yang namanya cinta?.
Di saat orang yang kau sayang lebih mementingkan hal lain yang telah kau rencanakan sejak awal, padahal itu yang membuat kita bahagia. Dia dengan mudahnya membatalkan hal itu dibandingkan acara temannya yang baru baru ini direncanakan, itu benar benar terasa sakit. Tapi yasudahlah itu memang pilihannya aku hanya bisa mengikutinya. ("Pesta yang merusak kebahagianku")
"Pesta" Satu kata itu penyebabnya, kebahagian kita hilang karenanya. Walaupun pada akhirnya, kita berbaikan dan mencari jalan keluar tapi aku yakin masalah yang sama akan terulang lagi karena cinta tanpa masalah itu tidak lengkap adanya atau bahkan itu bukanlah cinta seperti kertas putih tanpa noda.
Aku tetap pada ketegasan ku tetapi juga ada sisi keluluhan didiri ini karena ingin mempertahankan hubungan dan karena janji yang sudah di ikrarkan kita berdua.
Dia meminta maaf.
"Yasudah aku minta maaf bukan bermaksud aku menyepelekan kamu tapi memang waktu pestanya yang baru direncanakan mendadak dan jadinya engga sempet menunggu kata "iya" dari kamu"
"Yaudah, kalau memang itu penyebabnya tapi kamu bisa kan janji ke aku kalau kamu bakal pulang sebelum jam 11.00?"
Didalam hati, aku hanya ingin dia tidak lelah dan jatuh sakit karena acaranya padahal hari itu juga dia kembali ke rumah kostnya di Jakarta.
"Iya aku janji kok, aku bakal pulang jam 11.00 tepat"
"Yaudah lanjutin aja pesta kamu, aku takut mengganggu"
"Kamu kenapa? Kok masih kayak gini tanggapan kamu ke aku"
"Engga, gapapa aku udah fine kok cuma belum terlalu membaik aja"
"Yaudah kalo emang begitu keadaanya"
"Iya, nanti aku kabarin lagi kalo aku udah lebih membaik gausah dibales yah. Love you sayang"
Dia tidak membalas lagi pesannya, padahal aku ingin dia membalasnya walaupun aku sedikit gengsi untuk bilang kalo "aku mau dirayu untuk tetap melanjutkan kolom chat itu" hahaha ya itu lah perempuan selalu gengsi untuk menyampaikan apa yang sebenernya dia mau.
Menunggu dan menunggu diriku membaik padahal sih aku sudah membaik tidak ada yang perlu ditunggu wkwk, hanya sebuah gengsi yang ada didiriku detik ini, dan aku mengharapkan dia akan menanyakan kabar ku terlebih dahulu. Satu jam berlalu belum ada kabar darinya walaupun memang aku yang bilang untuk tidak membalas pesan dikolom chatnya tapi seharusnya dia tahu bagaimana perasaanku yang sebenernya, yasudahlah aku akan memulainya lebih dulu.
"Hayyy kamu gimana udah dirumah udah jam 11.05 nih? kalo emang udah, kamu istirahat yah gausah kemana mana lagi"
"Kamu udah membaik? Maaf yah aku masih merasa bersalah, aku udah dirumah kok ini juga lagi dikamar aku rebahan"
"Udah donggg cuma masalah sepele kok, iya gapapa kok sayang manusia galuput dari kesalahan. Oh iya kamu berangkat kayak biasanya kan nanti?"
"Engga, bukannya aku ada rencana sama kamu buat kerumah kamu dulu, sebelum aku berangkat lagian juga, aku kangen sama kamu. Terus soal novel, katanya mau lanjut ngerjain itu"
~Ngomong ngomong lagi ada perencanaan nulis novel bareng hahaha
"Iya sih, tapi gaperlu kok aku bisa nyelesain sendiri lagian juga cuma cari penokohan sama alur ceritanya aja"
"Engga, aku tetep mau ketemu kamu kalo aku mau ya mau dan aku pasti mampir kerumah kamu nanti sebelum aku berangkat"
"Yaudah, kalo itu mau kamu. Aku tau kalo kamu udah mau pasti kamu lakuin, hati hati yah di jalan nanti"
"Iya sayang"
Aku sengaja tidak meneruskan percakapan itu karena aku ingin dia istirahat dulu dari pada dia engga tidur sama sekali sebelum berangkat nanti.
YOU ARE READING
Pesta
RomantizmCuma cerita kecil dari penulis amatiran tapi kalo mau dibaca sih Alhamdulillah, bersyukur kepadaMu ya Allah