2 - Kepercayaan

307 34 2
                                    



Seseorang yang tidak dikenali sedang duduk di atas kasur Koki. Kulitnya putih dengan pipi merona. Dia memandangi Koki dengan tatapan tajam. Apa orang ini berbahaya?. Tubuh Koki berjalan mundur tanpa dia sadari. Tunggu dulu, ini kan rumahnya, kenapa jadi dia yang panik. "Siapa kau?!" akhirnya Koki buka suara.

Seseorang di depannya, yang Koki tahu adalah seorang laki-laki, hanya memandangnya. "siapa?" katanya bingung.

Koki tambah panik. Ada orang yang tak di kenal di kamarnya, dan saat ditanya bukannya menjawab pertanyaan si pemilik rumah, orang asing itu malah balik bertanya padanya. "jangan main-main ya, kenapa kau bisa ada di kamarku? Maksudku, bagaimana kau bisa masuk ke rumah ini?!" oh tidak, setelah sekian lama, Koki baru merasakan panik lagi. dan ini membuatnya sulit berpikir.

"aku, juga bingung"

Koki kesal. Dia berusaha tenang dan mulai memperhatikan orang di depannya. "AAHH!... kus.." koki menyumpah tertahan. Dia menuju lemari bajunya. "sebelum itu pakai ini!" dia melemparkan sepasang piyama pada laki-laki itu saat dia sadar tamu 'yang tak diundang'nya hanya tertutup selimut.


- - -


Lagi-lagi Koki di dapur. Tapi sekarang dia tidak sendiri, seseorang yang belum dia kenal sedang duduk di hadapannya. Koki berpikir keras bagaimana agar orang di depannya mengaku dan menyebutkan identitasnya. Sedangkan orang di depannya hanya menunduk menatap roti di atas meja tanpa ekspresi.

"apa kau mengenalku?" tanya Koki. Bisa saja dia salah satu keluarga orang tuanya yang datang berkunjung bukan?.

"sedikit"

"kau tau dari siapa rumah ini?"

"darimu"

"kau mengikutiku?!".

"kau yang membawaku kesini"

HAH?! 

Mungkin orang di depannya sudah gila, bagaimana mungkin Koki yang mengajaknya kerumah ini sedangkan mereka baru bertemu tadi?!. Koki memandang orang itu dengan tatapan mengintrogasi. Berharap orang di depannya berhenti bermain-main dan segera bicara. "dengar, aku sedang tidak ingin bercanda dengan siapa pun, jadi bicaralah dengan jujur"

"baiklah" laki-laki itu sekarang mengalihkan pandangannya pada Koki lalu menunjuk meja "apa ini bisa dimakan?" tanyanya. "aku boleh makan ini?" dia bertanya lagi saat Koki mengangguk.

'dia sedang mempermainkan aku' batin Koki. "makan saja"

Orang di depannya meraih roti di atas meja lalu memakannya dengan cepat dan lahap. Tanpa disadari sejenak Koki terpana. Orang ini menikmati makanannya seperti makanan itu adalah makanan terakhirnya. Sedangkan Koki? Kini tidak ada makanan yang menggugah nafsu makannya. Perutnya lapar, tapi mulutnya tidak menginginkan apapun. Dan beberapa saat yang lalu, mungkin juga sekarang, Koki berharap tindakannya akan membawanya pada tempat yang lebih baik. Kedamaian.

"kenapa?" laki-laki itu bersuara saat rotinya telah habis dan menyadarkan Koki dari lamunannya yang berbahaya.

"apanya yang kenapa?" pandangan Koki membidik orang di depannya. "siapa kau sebenarnya?" kali ini Koki bertanya ke inti masalah. Dia tak berminat berlama-lama dengan orang yang tak dikenal.

"tidak tau"

"hah?!"

"dia bilang aku makhluk yang hampir tidak berguna"

Koki terhenyak. 'kenapa tiba-tiba berkata seperti itu?'. "bukan itu yang aku tanyakan, kau tidak perlu menceritakan masalah pribadimu" dia membuang pandangannya ke arah jendela dapur berusaha mengabaikan curhatan lawan bicaranya. "cukup bilang siapa dirimu, dan pergilah dari sini" katanya pelan.

You're Not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang