"serangan serangga!!!"
Tubuhnya merespon cepat. Tangannya menampik serangga yang dilemparkan salah satu anak - yang ia sebut sebagai 'teman' – agar tak mengenai tubuhnya. Ia bergidik sedangkan teman-temannya – yang semuanya laki-laki - tertawa terbahak-bahak.
"kau seperti perempuan saja" anak berbaju merah menujuknya tanpa kehilangan waktu untuk tertawa.
Entah kenapa ia ikut tertawa juga walaupun ia tidak merasa lucu. Dalam hatinya, ia masih merasa ngeri. Serangga adalah hal yang paling ia takuti dan teman-temannya tau itu. tapi sepertinya teman-temannya menganggap itu lucu dan menggunakan serangga untuk 'menggodanya'.
"hah, aku sakit perut. Ayo kita pergi, kelas hampir dimulai" anak berbaju merah merah mulai berlari ke arah kelas, begitu juga anak-anak lain ikut mengekori kepergiannya.
"apa yang kau lakukan Jean!?" salah satunya memanggil anak yang mereka lempari serangga lalu berlari pergi tanpa menunggu Jean yang melamun di belakangnya.
Jean tersadar. "tunggu aku!" teriaknya seraya menyusul teman-temannya.
Namanya Jean. Nama yang aneh untuk orang jepang. Bukan berarti dia orang asing, hanya saja ia memiliki darah campuran Turki. Kau akan tau jika melihatnya. Kulitnya lebih putih dari orang jepang biasanya membuat Jean terlihat seperti seorang perempuan. Dan memang beberapa kali orang-orang sering salah mengira Jean sebagai anak perempuan.
--
"mulai semester depan kau akan tinggal di Jepang, kau akan bertemu dengan orang tuamu, Jean. Apa kau bahagia?" Neneknya tersenyum hangat dengan mata berkaca-kaca. Cucu kesayangannya akan tinggal terpisah dengannya dan itu membuatnya tak bisa menahan kesedihannya.
Jean hanya termangu. Dia seharusnya senang karena akan bertemu dengan kedua orang tuanya setelah hampir sepuluh tahun tidak bertemu. tapi di sisi lain dia akan terpisah dari nenek yang selama ini merawatnya seperti ibu kandungnya sendiri, sedangkan Jean tidak tau apakah ibunya memiliki kelembutan hati yang sama dengan wanita di depannya. Dan lagi, dia harus tinggal di negara dengan bahasa yang berbeda, dan bisa jadi kebiasaan yang berbeda pula. Mungkin akan sulit mempunyai teman.
Jean memiliki banyak teman, namun butuh waktu yang lama sebelum akhirnya dia terbiasa dengan sekelilingnya. Meskipun orang-orang berpikir dirinya adalah seseorang yang humoris serta pandai bergaul, kenyataannya dia selalu bergantung kepada teman terdekatnya sebelum akhirnya dapat berbaur dengan lingkungan sekitar.
Perasaan ragu itu tiba-tiba menyeruak "bagaimana kalau aku tetap tinggal disini? Lagi pula ini sudah tahun terakhirku di SMP"
Neneknya menggeleng, "pergi ke Jepang adalah pilihan yang baik. Bukankah kau merindukan orang tuamu?"
Sebenarnya jawabannya adalah 'tidak'. Jean seperti mati rasa saat neneknya berkata dia akan bertemu kedua orang tuanya. Seperti halnya ada orang yang mengatakan padamu kalau 'langit itu sebenarnya berwarna biru!', hal yang biasa bagi Jean. Mungkin saja dia akan tertarik jika seseorang berkata 'tiba-tiba saja langit itu hilang!'dan dia akan bersemangat mencari tau kenapa hal itu bisa terjadi. Oke, lupakan saja.
Dia tidak berusaha memohon pada neneknya agar rencana itu dibatalkan. Dia hanya menurutinya saat neneknya berkata "pergilah" dengan air mata yang terus saja membuat hpipinya basah di bandara. Atau saat orang tuanya berkata "ayo ke rumahmu yang baru" dengan wajah sumringah saat mereka bertemu di Tokyo. Dan semuanya berlalu begitu saja.
--
Disinilah sekarang Jean berada. Di sekolahnya yang baru, dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Namun Jean bersyukur, dengan keterbatasan bahasa yang dia alami, dia mempunyai teman yang tidak sedikit disini.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Not Alone
FanficKoki Lelah, dan ingin mengakhiri semuanya. sebelum seseorang berkata "hidupmu masih berharga. karena sebenarnya kau tidak pernah sendiri" dan Koki tau, ada sisi baik jika dia masih hidup. namun, orang ini malah mencoba mengakhiri hidup lebih banya...