Taehyung kini sudah memasuki halaman sekolah dan memarkirkan motor kesayangannya itu dengan rapi.Suasana sekolah masih terlihat sepi, hanya satu dua orang yang melewati koridor sekolah. Taehyung berhenti memegang dadanya yang tiba tiba terasa sakit, ia mengumpat dalam hati.
Kenapa harus sekarang?
Dengan langkah lebar taehyung menahan rasa sakitnya untuk menuju kamar mandi, ia tau rasa sakitnya ini sudah sangat keterlaluan. Tak mungkin ia berada di koridor dan mengerang kesakitan, itu akan membuat semuanya berpikir bahwa taehyung sudah Gila.
Nafas tak teratur dan peluh yang kini membanjiri wajahnya, rasa sakitnya ini memang tak main main. Ingin rasanya taehyung berteriak dan menangis sekencang kencangnya untuk mengungkapkan rasa sakitnya. Tapi itu tak mungkin di lakukannya.
Aakkkhhh
Ia mengerang dalam bilik kamar mandi, peluh, air mata kini sudah menjadi satu. Ia tak bisa pungkiri jika sakit yang dirasakannya semakin hari semakin menjadi, apa penyakitnya ini samakin parah? Apa sekarang kehidupannya dapat dihitung dengan jari? Jika itu benar taehyung akan menerimanya dengan lapang dada. Jika hyungnya masih membencinya saat taehyung sudah benar benar pergi darinya, itu membuat taehyung cepat cepat pergi dan menghilang agar hyungnya bahagia.
Taehyung mulai mengendurkan cengkraman di dadanya, rasa sakitnya kini sudah menghilang. Taehyung bernafas lega karena sakitnya itu menghilang sebelum bell masuk berbunyi.
Dengan peluh dan air mata yang masih membanjiri wajahnya taehyung langsung keluar dari bilik kamar mandi untuk membersihkan wajahnya yang ia yakini sudah terlihat kusut.
Diputarnya kenop pintu dan betapa terkejutnya saat ia melihat seorang namja yang sangat ia kenal memenadang sama terkejutnya dengan taehyung.
Taehyung memandang namja itu datar mencoba menghilangkan rasa terkejutnya.
"Hyung" gumaman dari namja kelinci itu dapat di dengar jelas oleh taehyung.
Tanpa menjawab panggilan dari jungkook taehyung melewatinya begitu saja tanpa melihat ke arahnya.
Taehyung lebih memilih untuk membersihkan wajahnya agar terlihat lebih baik seperti sebelumnya, namun di sisi lain hatinya taehyung merasa takut jika jungkook mendengarnya."Hyung"
"Ada apa denganmu? " namja kelinci itu menunduk. Taehyung menghentikan kegiatannya dan memandang jungkook melalui ekor matanya.
Tak mendapat respon apapun dari hyungnya jungkook mendekat dan memegang tangan taehyung, membuat taehyung tersentak karenanya.
"Hyung kenapa? " tanya namja kelinci itu sekali lagi, tangan kecilnya yang masih memegang lengan hyungnya itu terlepas karena sentakkan dari taehyung.
"Itu bukan urusanmu" ucapan taehyung membuat jungkook tertunduk karena kalimat dingin dan penuh dengan penekanan keluar dari bibir hyung yang sangat ia sayangi.
Taehyung melangkah pergi meninggalkan jungkook yang tertunduk, sedikit ia mendengar sebuah isakan kecil keluar dari bibir jungkook.
Dalam hati taehyung merutuki kesalahannya, ia tak bermaksud membuat adiknya itu menangis terutama taehyung tak ingin jungkook mengetahui semuanya. Hanya kata 'maaf' yang terucap dari hati untuk dongsaeng tersayangnya itu, taehyung tak mampu mengucapkannya, ia lebih memilih meninggalkan jungkook dari pada melihat setiap airmata yang keluar dari mata jungkook.
Dengan langkah lebarnya Taehyung memilih untuk menuju kelasnya berharap sahabatnya berada di sana, dan ya saat taehyung memasuki kelasnya teriakan dari seseorang membuat taehyung menutup telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dwilo (Kim Taehyung)// Hiatus
Teen FictionAku pergi karena ingin melihat kalian tersenyum kembali. KIM TAEHYUNG