7. Pemeran Pembantu

522 109 18
                                    

Irene kembali merebahkan dirinya setelah mengakhiri panggilan dari Oh Sehun. Beruntung hari ini dia bisa dibebaskan dari messy mon(ster)day yang selalu membuat kepalanya penat dengan setumpuk deadline. Di telepon tadi Sehun mengatakan Irene boleh mengistirahatkan diri sebelum mereka berangkat ke Jeju lusa untuk melakukan pertemuan dengan para petinggi perusahaan keluarga dan beberapa pemegang saham di masing-masing perusahaan. Tidak banyak yang harus dipersiapkan untuk pertemuan lusa, jadi Irene benar- benar bisa beristirahat karena persiapan yang akan dipresentasikan pada pertemuan tersebut sudah ia selesaikan Jum'at kemarin.

Waktu baru saja menunjukkan pukul 06:54 saat Seulgi membuat keributan kecil dengan terus membangunkan Irene untuk segera bersiap ke kantor. Irene hanya bergumam menanggapi adiknya dan kembali tidur memeluk guling. Pasrah, Seulgi berlalu keluar kamar karena kakaknya tidak juga beranjak dari kasur dan ia tidak mendengar dengan jelas gumaman Irene.

"Di mana kakakmu?" Tanya Bae Eunso ketika Seulgi menarik kursi di sebelah bibinya untuk ikut menyantap sarapan.

"Masih di kamar dan tidak mau bangun."

"Apa dia tidak berangkat ke kantor?" Bae Eunso menaruh sepotong ikan di atas nasi milik keponakannya.

"Entahlah. Dia hanya bergumam tidak jelas dan kembali memeluk guling." Jawab Seulgi mengedikkan bahu.

"Ya sudah kita selesaikan sarapan lalu pergi ke pasar. Biarkan kakakmu kalau memang dia tidak berangkat ke kantor, atau mungkin dia masuk siang." Seulgi mengangguk kemudian fokus pada sarapannya.

***

Berbeda dengan kediaman keluarga Bae, kediaman keluarga Oh pagi ini cukup ricuh dengan ulah dua lelaki Park, Chanyeol dan Jimin. Satu sama lain meributkan barang yang entah mereka simpan di mana.

Jimin terus membuntuti Ibunya yang membantu mencarikan barang putranya. Sedangkan Chanyeol dibantu oleh sang istri yang juga ikut pusing karena suaminya tidak berhenti mengoceh. Disaat empat orang dewasa tersebut sedang repot, tiga orang lainnya yang sudah siap di meja makan hanya menatap heran. Nara yang duduk di samping Sehun menarik-narik ujung kaus pamannya, meminta perhatian.

"Ada apa?" Sehun menoleh, menatap keponakannya yang sedang mendongak menatap dirinya.

"Help me uncle. Mommy belum menuangkan susu itu ke dalam gelasku." Arah pandang Sehun mengikuti wajah Nara, mengarah pada teko kaca yang ada di tengah meja makan.

Setelah menuang susu untuk keponakannya, Sehun yang berniat untuk menyuap sesendok nasi terpaksa harus ia hentikan karena lagi-lagi Nara menarik ujung kaus miliknya.

"Kenapa mommy dan daddy tidak ikut sarapan?"

"Daddymu lupa menaruh barang dan mommy sedang membantu mencarikannya."

Nara hanya mengangguk setelah mendengar jawaban dari Sehun dan membiarkan pamannya menikmati sarapan yang sempat tertunda.

***

Irene sudah siap dengan kemeja satin navy yang dimasukkan kedalam jeans putihnya. Siang ini dia akan ke salah satu mall untuk membeli beberapa perlengkapan yang akan ia bawa ke Jeju. Lima hari di Jeju tentu dia harus menyiapkan perlengkapan yang cukup banyak, karena selain menghadiri rapat keluarga juga ada pertemuan antara Direkturnya dengan salah satu perusahaan kontruksi di Jeju dan sisa waktunya sengaja diluangkan untuk liburan. Meskipun hanya satu hari, paling tidak Irene bisa memanjakan matanya untuk membeli beberapa barang dan menghilangkan penat setelah empat hari bekerja.

Irene mengunci pintu dan bergegas ke rumah makan milik bibinya untuk mampir sebentar memberikan kunci rumah. Setelahnya ia baru pergi berbelanja. Biasanya disaat seperti ini Seulgi atau Sunkyu yang menemani dan membantu memilihkan barang. Tapi, karena adik dan sahabatnya sibuk dengan pekerjaan mereka jadi kali ini pengecualian.

Kacamata Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang