12. Min Haera

345 83 7
                                    

Masih edisi gabut, makanya mulmednya random banget 😂 ngerasa cocok aja buat part ini ㅋㅋㅋ

Happy reading and sorry for typos 😉


••

Nara memperhatikan 7 orang dewasa di sekitarnya asyik dengan bahasan mereka. Entah kenapa ada rasa bahagia melihat ketujuh orang dewasa itu tertawa disaat hampir bersamaan. Apalagi melihat aunty cantiknya yang selalu memamerkan gigi putihnya. Nara sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bahas, tapi melihat Irene tertawa membuat bibir tipis miliknya itu otomatis tersenyum.

"Uncle Sehun tidak menyukai aunty Irene?" Enam kata yang keluar dari mulut mungil bocah umur 4 tahun itu seketika menghentikan tawa ketujuh orang dewasa yang larut dalam obrolan. Chanyeol yang saat itu sedang memangku putrinya lantas menunduk untuk menatap dalam pada Nara. Bingung terhadap putrinya yang bisa dengan mudah mengucapkan kalimat yang semestinya tidak terlontar dari mulut manis anaknya.

"Apa yang baru saja Nara katakan? Kenapa bisa keluar pertanyaan seperti itu dari mulutmu, hm?" Tanya Chanyeol lembut. Kini ketujuh pasang mata yang berada di meja bundar menatap pada Nara. Menunggu bocah kecil itu menjawab pertanyaan sang Ayah. Irene yang duduk diantara Sehun dan Wendy merasa canggung. Tidak menyangka sama sekali kalau putri kecil Chanyeol dan Wendy menanyakan hal yang seharusnya tidak terlintas dalam benak seorang anak kecil yang baru berumur 4 tahun itu.

"Uncle Sehun terus memandang aunty Haera."

Lantas? Seolah kata itu terucap serentak di masing-masing otak 7 orang dewasa tersebut, menanti Nara mengucapkan kalimat selanjutnya.

"Uncle Sehun selalu bersama aunty Irene, bahkan aunty Irene sudah beberapa kali bermain dengan Nara. Tapi malam ini uncle Sehun seperti tidak mengenal aunty Irene dan hanya melihat aunty Haera."

Bolehkah mereka semua menertawakan kepolosan Park Nara, si keponakan kesayangan Jimin dan Sehun itu? Demi apapun hal itu semestinya tidak perlu dipermasalahkan olehnya pun misal hanya terlintas di otaknya. Seharusnya di usianya sekarang Nara memikirkan bagaimana caranya agar Ayah atau Ibunya bisa membelikan mainan yang banyak untuk koleksinya. Bukan malah mempertanyakan kenapa orang dewasa A tidak menyukai orang dewasa B seperti yang tadi ditanyakan.

"Sweety, aunty Irene itu bekerja dengan uncle Sehun. Jadi aunty Irene dan uncle Sehun harus terus bersama selama bekerja." Jelas Wendy setelah mengambil alih putrinya dari pangkuan suaminya.

"Kenapa aunty Irene sering diajak ke rumah sedangkan aunty Haera tidak?"

"Nara tahu kan pekerjaan aunty Haera? Aunty Haera dokter yang merawat Nara waktu Nara sakit. Seorang dokter harus ada saat seseorang sedang sakit. Aunty Haera cukup sibuk sayang." Kecupan hangat mendarat di puncak kepala Nara.

"Sibuk? Like daddy?" Wendy dan Chanyeol terkekeh. Lelaki jangkung itu tidak menanggapi ucapan putrinya melainkan mengecup berulang-ulang seluruh wajah Nara. Gemas.

***

Jimin sesekali melirik ke kursi penumpang belakang melalui spion dalam kemudian tersenyum tipis tanpa sadar kalau seseorang di sebelahnya juga sedang memperhatikannya diam-diam. Jimin menawarkan mengantar Irene dan Seulgi pulang setelah acara. Sehun tidak mungkin mengantar mereka karena harus mengantar Haera pulang. Pun dengan Chanyeol yang tidak bisa mengantar karena harus menemani putrinya yang tiba-tiba tidak mau jauh dari sang Ayah.

"Jimin-ssi, bagaimana bisa Nara sangat menyukaimu?" Suara Irene menginterupsi aktifitasnya lantas menoleh kikuk ke arah Irene.

"Aku menyukai anak kecil, terutama perempuan. Begitu aku tahu jenis kelamin yang ada dalam kandungan Wendy noona adalah perempuan, aku langsung terbang ke Las Vegas untuk menemuinya dan mengajaknya belanja barang-barang yang sekiranya diperlukan untuk calon keponakan lucuku itu." Jimin tersenyum lebar. Matanya memancarkan betapa ia bahagia memiliki keponakan lucu seperti Nara.

Kacamata Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang