8. Dilarang Musuhan

483 99 10
                                    

Sorry for typos and happy reading :")









Hubungan Sehun dan Nara menjadi semakin dekat setelah pulang dari Jeju. Bahkan Sehun tidak segan-segan mengajak Nara ke mini market hanya untuk membelikannya ice cream atau apapun yang sedang keponakannya inginkan. Pun ketika pulang kerja orang yang dicari Sehun setelah Wendy adalah Nara, dan Nara akan sangat senang menyambut kedatangan pamannya.

Seperti saat ini, Sabtu pagi yang biasa digunakan Sehun untuk istirahat dan tidak boleh ada satu orangpun mengganggu kini justru dia sedang menemani Nara menonton acara kartun kesukaannya sambil memangku cemilan di pangkuan pamannya. Sesekali Sehun terkekeh mendengar Nara yang selalu komentar tentang adegan yang membuatnya bingung.

"Uncle, aaa" Nara berniat menyuapkan cookies kering buatan Ibunya ke mulut Sehun. Setelahnya Nara bertepuk tangan merasa senang karena sang paman mau memakan pemberiannya.

"Thank you pretty." Sehun tersenyum sambil mengusap kepala keponakannya.

"Nara mau ikut daddy?" Dari arah belakang, Chanyeol yang mengenakan celana rumahan selutut dan kaus polos hitam berjalan ke arah ruang keluarga.

"Daddy mau ke mana?"

"Mommy ingin membeli beberapa keperluan. Mau ikut?" Tanya Chanyeol yang sudah duduk di samping adik iparnya dan mengambil alih putrinya.

"I want, tapi uncle Sehun juga harus ikut. Kalau uncle Sehun tidak ikut, Nara di rumah saja. Main dengan uncle Sehun dan uncle Jimin."

"Oke. Uncle Sehun pasti mau ikut. Sekarang Nara susul mommy ke kamar dan segera ganti bajumu."

"Hyung please, aku ingin istirahat." Melas Sehun saat Nara sudah berlari ke kamar orang tuanya. Chanyeol tertawa ringan seraya menepuk bahu Sehun.

"Cepat ganti bajumu. Kalaupun bukan Nara yang memintamu, sudah pasti kakakmu akan membujukmu ikut menemani Nara."

Sehun menghela nafas dibarengi dengan Chanyeol yang bangkit dan mengambil kunci mobil lalu melangkah menuju garasi.

***

"Irene-ssi?" Secara otomatis Irene menoleh saat seseorang memanggilnya dari belakang.

"Ah ya, eonni. Apa kabar?" Irene membungkuk membalas sapaan wanita yang ada di hadapannya.

"Aku baik. Kau sedang apa? Kebetulan kita bertemu disini. Lebih baik kita cari tempat untuk makan siang."

"Eh? Tidak usah. Aku dan adikku makan di tempat lain saja."

"Tolong jangan menolak ajakanku." Wanita dengan satu paper bag di tangan kanannya mengait lengan Irene serta membimbing Seulgi untuk ikut ke salah satu restoran di salah satu mall yang sering ia kunjungi itu.

"Kenapa banyak sekali?" Tanya Irene melihat pelayan sedang menata letak makanan yang dipesan wanita di depannya. Mereka memilih duduk di salah satu sudut restoran yang selalu ramai tiap akhir pekan seperti ini.

"Sebentar lagi suamiku datang. Dia sedang menuju kesini."

Deg!

Mendengar kata 'suami' yang keluar dari mulut kakak Direkturnya Irene refleks menegakkan badannya. Itu berarti Wendy tidak sendirian, ada Park Chanyeol yang menemaninya. Dan, what the hell?! Itu artinya dia juga akan makan siang bersama lelaki itu. Irene meremas telapak tangan adiknya kemudian tersenyum masam pada Wendy. Dia harus menetralkan hatinya dan harus bisa bersikap biasa saja.

"Aku ke toilet sebentar." Izin Irene yang diiringi tatapan bingung dari Seulgi karena tadi tiba-tiba meremas tangannya dan bibirnya mendadak tampak pucat.

Kacamata Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang