10. Kesialan Bae Irene

430 81 7
                                    

"Seulgi kau sudah selesai?" Bae Eunso masuk menenteng sekantung plastik belanjaan. Dengan sigap Seulgi mengambil belanjaan dari tangan Bibinya.

"Sudah hampir matang. Ada apa?"

"Bantu Jiyeol di depan. Sepertinya pelanggan kita siang ini sangat ramai."

"Aku tunggu sampai buburnya mat-"

"Tidak usah. Biar Bibi yang melanjutkan pekerjaanmu. Cepat keluar, kasihan Jiyeol sendirian."

Seulgi bergegas keluar tanpa melepaskan apron masaknya terlebih dahulu. Begitu di ambang pintu, dia tampak terkejut melihat pengunjung yang begitu banyak dan Jiyeol repot melayaninya sendirian. Setelah mengambil menu, buku kecil dan pulpen di meja kasir, wanita dengan rambut yang dicepol asal itu menghampiri salah satu pengunjung yang sepertinya belum dihampiri oleh Jiyeol.

"Permisi tuan, mau pesan ap-" Seulgi kaget begitu lelaki yang baru saja disapanya mengangkat kepala dari aktifitasnya dengan ponsel.

"Oh, Park-"

"Seulgi-ya, kakakmu telepon!" Seulgi belum menyelesaikan kalimatnya saat tiba-tiba Bibinya meneriaki kalau ada panggilan dari sang kakak. Tergesa ia menghampiri Jiyeol yang tampak menyebutkan pesanan kepada orang dapur.

"Jiyeol-ah, tolong kamu layanin orang yang pakai kemeja putih disana. Aku ada panggilan dari kakakku."

***

Sooyoung tampak cekatan mengatur semuanya sebelum meeting. Irene yang melihat direkturnya tampak biasa saja memperhatikan ketua tim baru P&D menyampaikan arahan mengerutkan kening. Heran, wanita secekatan itu bisa terlihat biasa saja di mata Oh Sehun. Sementara dirinya dan seluruh tim yang hadir terpesona dengan cara Sooyoung presentasi.

"Sekian presentasi dari Saya. Saya minta kerjasamanya, dan kalau ada masukan ataupun saran bisa langsung ke ruangan Saya. Terimakasih."

Wanita lulusan universitas terbaik jurusan Arsitek di London itu menutup pertemuannya dengan senyuman manis dan mempersilahkan anggota timnya keluar terlebih dahulu.

"Bagaimana presentasiku?" Sooyoung menutup laptop serta buku agendanya, kemudian memutar kursinya menghadap Sehun sambil menyilangkan kaki kirinya.

"Bagus. Kau membuktikan kalau kau benar-benar lulusan salah satu dari 10 besar Universitas Arsitek terbaik dunia. Tidak salah aku memposisikanmu sebagai ketua tim."

Sooyung hanya mengedikkan bahu menanggapi ucapan sepupunya seraya berdecak. Di sebelah Sehun, Sooyoung melihat Irene tampak tersenyum lega. Entah karena apa.

"Irene, kau mau menemaniku makan siang ini? Aku baru saja pulang dari London dan aku sudah lama ingin makan masakan korea." Sooyoung menoleh pada Irene yang duduk bersebelahan dengan Sehun.

"Oh? Makan siang? Tapi aku sudah janji dengan temanku. Apa tidak keberatan kalau kau ikut denganku dan juga temanku?" Irene kaget sekaligus canggung menjawab pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan padanya.

"Tidak masalah. Asal aku tidak makan dengan direkturmu yang pelit bicara itu."

***

Mayoritas karyawan sudah pulang sejak 20 menit yang lalu. Tapi Irene masih berkutat dengan komputer silvernya, mengkaji ulang bahan yang akan dipresentasikan Oh Sehun besok saat jam makan siang. Sebenarnya bisa saja Irene membawa pekerjaannya itu ke rumah. Sejak jam pulang tadi dirinya sempat ada pergulatan batin antara membawa tugasnya pulang atau diselesaikan di kantor, dan dia memilih menyelesaikan pekerjaannya di kantor agar bisa istirahat begitu tiba di rumah.
Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Irene sejenak. Dilihatnya Oh Sehun sudah akan segera pulang.

Kacamata Punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang