4

2K 286 72
                                    

Brak!

"Jelasin ke gue ini apa maksudnya?!"

June membentak Rose di depan umum. Pria itu mengukung Rose diantara tubuhnya dan loker kampus.

"Jawab gue, anj---" June menghentikan makiannya dengan mendesah kasar. "Jawab gue, Rose!" ulangnya.

Rose memperhatikan sebuah kertas lusuh yang tertulis beberapa kalimat yang disodorkan June tepat di depan wajahnya. Rose sangat mengenali kertas itu. Kertas berisi puisinya untuk June. Kertas yang sudah bertahun-tahun ia simpan. Kenapa sekarang berada di genggaman June?

"I-itu..." cicit Rose. June kembali menggebrak loker di samping wajah Rose. Gadis itu terkejut bukan main hingga air matanya langsung mengalir.

"Jadi ini alasannya lo ngasih tau alamat rumah ke Mina waktu itu? Licik, lo, ya!" gumam June dengan sinis. Rose mendongak dan menggeleng kuat.

"Kita ini saudara, Rose! Gimana bisa lo suka sama gue!? Ini salah!" bentak June lagi.

Rose mengepalkan tangannya dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Ingin sekali rasanya ia membalas teriakan June. Namun Rose terlalu lemah untuk melakukan itu.

Maka, hanya tatapan terlukalah yang bisa Rose tunjukkan pada June.

"Udah puas kamu?" gumam Rose. "Udah puas kamu bikin malu aku? Kalo bisa, aku bakal milih gak suka sama kamu! Atau parahnya, aku lebih milih gak pernah ditakdirin buat kenal sama kamu! Ini hati aku yang rasain, Jun. Aku gak bisa nyangkal!"

June terdiam, perlahan melepaskan Rose dari kukungannya. Tiba-tiba Mina muncul dan menarik June dengan kasar.

"Kamu apa-apaan, sih, Jun?" sentak Mina. Mina beralih pada Rose, "Rose kamu gak apa-apa?" tanya Mina khawatir. Rose tak menjawab. Gadis itu masih menatap June yang juga menatapnya.

"Kenapa sih, Jun? Masalahin alamat? Itu aku yang maksa Rose! Puas kamu! Jangan salah-salahin Rose kayak gini!" seru Mina. Mina memandang nyalang seluruh pasang mata yang menatap mereka. "Liat apa kalian!? Pergi sana!" usir Mina.

June meremas kertas di genggamannya hingga membentuk bola. Kemudian melangkahkan kakinya pergi dari koridor loker. Pergi dengan sejuta perasaan sakit di hatinya.

Andai aja, Rose. Andai aja aku tau hal ini dari dulu, mungkin aku gak bakal jadiin Mina pelampiasan rasaku ke kamu. Dan aku gak mungkin sayang sama Mina ngelebihin sayang aku ke kamu.

Kenapa waktu begitu jahat mempermainkan kita?

Sejak percakapannya dengan Rose selama jalan pulang tadi, June tak mengeluarkan suaranya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak percakapannya dengan Rose selama jalan pulang tadi, June tak mengeluarkan suaranya lagi. Begitu juga dengan Rose. Bahkan sampai di apartemen pun, Rose masuk ke kamar duluan. Disusul June yang mengekorinya.

|JunRose| ClichéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang