2

1.9K 276 40
                                    

"Rose astaga! Dicari kemana-mana gak taunya disini lo." June berseru sambil mengatur napasnya yang sedikit ngos-ngosan akibat berlari mencari Rose ke seluruh penjuru sekolah. Namun ternyata saudari angkatnya itu tengah duduk di bawah pohon maple di belakang sekolah. Sambil memaninkan ponsel hitam metalic dengan softcase bening. Ponsel itu milik June.

"Anak futsal ada ngechat ya? Latihan hari ini?" tanya June sambil merampas ponselnya dari tangan Rose. Matanya menyusuri layar ponsel yang menampilkan list chatroom.

"Tuh, kan. Ada. Lo kenapa gak bilang sama gue sih?" tanya June sedikit kesal. Namun Rose hanya mendongak menatap June tanpa membuka suara.

June yang tak mendengar penjelasan dari Rose pun beralih menatap gadis itu.

"Orang nanya tuh dijawab." sebal June sambil mendudukkan dirinya di samping Rose.

"Kamu pacaran sama Mina?" tanya Rose tiba-tiba. June menghentikan gerakannya yang tengah mengibaskan kerah seragam karena kegerahan.

"Lo ngebaca chating gue?" tanya June penuh selidik.

"Aku cuma baca pop-up. Dari Mina, dia manggil kamu sayang." jawab Rose.

"Lo lancang banget sih, Rose. Ini kan privasi gue."

"Siapa suruh punya hape gak di password?" cibir Rose.

"Karena gue percaya lo gak mungkin usik privasi gue."

Rose terdiam mendengar jawaban June. Gadis itu menunduk memainkan kakinya. Mana bisa dia menahan rasa penasaran pada seseorang yang memanggil pria pujaannya dengan sebutan sayang.

"Karena lo udah tau, jadi gue mau lo rahasiain ini dari Mama." ujar June membuat Rose menoleh.

"Kenapa?"

"Lo gak inget Mama selalu ngelarang gue pacaran? Padahal anak seusia gue harusnya dikasih kesempatan nikmatin punya pacar. Gak ngerti sama Mama. Pokoknya lo jangan bilang ke Mama. Dia bisa marah besar sama gue."

Dan Rose hanya terdiam. Tidak menyanggupi juga tidak membantah. Karena ia tahu, apa penyebab Mama June yang juga Mama angkatnya melarang June pacaran.

Karena dari kecil, June sudah digariskan menjadi pasangan hidupnya.

June membuka matanya dan membiasakan cahaya yang menyapu korneanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

June membuka matanya dan membiasakan cahaya yang menyapu korneanya. June menarik napas dan membuangnya perlahan.

Ia teringat mimpinya. Rose yang muncul dan tidur di sampingnya.

June menoleh dan menghembuskan napas lega melihat ruang kosong kasurnya yang rapi. Itu tandanya tidak ada orang yang tidur di sampingnya semalam.

"Beneran cuma mimpi." gumam June. Lelaki dewasa itu lalu bangkit dari tidurnya. Sedikit melakukan perenggangan otot sebelum ia membawa langkahnya menuju kamar mandi.

|JunRose| ClichéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang