7

1.7K 261 39
                                    

Rose menatap sendu pantulan dirinya di depan cermin besar. Gaun putih gading yang mewah, tatanan rambut yang indah, dan make-up yang sempurna, Rose sungguh sangat cantik.

Jika ada orang di dunia ini yang tidak bahagia ketika sebentar lagi melepas masa lajangnya, Rose lah orangnya.

Sebenarnya ia ingin sekali berbahagia. Dipersatukan dengan lelaki impiannya, siapa yang tidak bahagia?

Tapi Rose tidak. Karena lelaki itu sama sekali tidak menginginkannya. Kenyataan bahwa bukan Rose yang diinginkannya membuat hati gadis itu yang sudah rapuh menjadi melebur.

Suara decitan pintu yang dibuka membuat Rose melirik dari pantulan cermin.

Sosok gagah berbalut tuxedo hitam itu yang dilihatnya. Yang kini berjalan mendekatinya.

"Selamat, ya. Keinginan lo buat milikin gue akhirnya terpenuhi beberapa menit lagi." Ujar lelaki yang tak lain adalah June itu dengan nada sarkas. Membuat hati Rose kembali berdenyut.

"Padahal lo harusnya bisa bilang ke Mama Papa buat batalin pernikahannya. Lo nggak mikirin perasaan gue ya?"

Rose berbalik menatap June. "Jun, bukan gitu. Pernikahan ini juga bukan kemauanku----"

"Trus kemauan siapa?!" Bentak Junhoe membuat Rose membisu. Lelaki itu tiba-tiba saja berubah jadi orang lain baginya.

Dan kalimat kasar yang tak pernah Rose pikirkan akan keluar dari mulut June pun membuat air matanya jatuh seketika.

"Kemauan orang tua lo yang udah mati itu?"

June juga tak menyangka kalimat itu keluar dari mulutnya. Kejadiannya berlangsung sungguh cepat. June bahkan tidak sempat berucap maaf karena Rose sudah lebih dulu meninggalkannya.

ωᾰԻℵ!ℵ❡!!!
к✺ℵтḙℵ 17+

Tuk!

Bunyi gelas beradu meja terdengar samar-samar ditelan derasnya suara musik yang menggema dalam ruangan bercahaya minim ini. Terhitung sudah gelas kesembilan yang diminum June saat ini. Tak ada niat sedikit pun untuk berhenti meski kesadarannya mulai menghilang.

Sedangkan disampingnya, Mina, juga tak lelah menuangkan minuman beralkohol ke dalam gelas June. Sambil matanya melirik ke arah dancing floor. Memandangi sekumpulan manusia yang tengah bergoyang free style di sana.

"Mina, ayo pulang." Ujar June dengan kesadarannya yang masih tersisa. June tidak boleh mabuk di sini. Bisa rusak reputasinya sebagai seorang Dokter.

"Bentar lagi deh." Tolak Mina. Namun June menariknya.

"Aku mulai pusing, ayo." Tegas June yang mau tak mau Mina turuti.

" Tegas June yang mau tak mau Mina turuti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
|JunRose| ClichéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang