"June! Jelasin ke Mama siapa gadis yang sekarang ada di depan rumah?!"
June yang kepalanya berdenyut kini semakin berdenyut saat Sang Ibu berteriak marah padanya. June saat ini sedang terbaring lemas di kasurnya dengan sebuah kompres yang menutupi dahinya.
Pria itu sedang demam.
"Siapa sih, Ma?" tanya June dengan suara parau.
"Namanya Mina!"
Deg!
June langsung bangkit terduduk. Kemudian meringis kuat sambil memegangi kepalanya yang berdenyut. Sang Ibu yang dipenuhi emosi hanya melihatnya tanpa berniat membantu Sang Anak.
Rose yang tiba-tiba muncul langsung menghampiri June dan memijat kepala June.
"Kenapa Mina bisa kesini?" tanya June berbisik pada Rose. Rose hanya menggeleng.
"Aku udah ikutin mau Mama! Tapi aku gak bisa terus-terusan ikutin kemauan Mama! Aku punya masa muda, Ma!" June yang sudah terlanjur emosi kini membalas bentakan Sang Ibu. Tak dipedulikannya kepalanya yang berdenyut tak karuan.
June menepis tangan Rose. Lalu turun dari tempat tidur dan bergegas ke depan rumah. June sempoyongan saat menuruni tangga rumahnya. Membuat Rose yang mengikutinya dari belakang menggigit bibir khawatir.
"Mina," panggil June saat melihat sosok Mina yang berdiri membelakanginya. Mina yang mendengar namanya dipanggil langsung berbalik dan terkejut melihat June yang bersandar lemas pada pintu rumah.
"June! Kamu pucat banget!" seru Mina seraya menghampiri June. Gadis itu menyentuh dahi June.
"Badan kamu panas banget. Kamu udah minum obat?" tanya Mina khawatir.
"Kamu kenapa bisa kesini? Kenapa bisa tau rumah aku?" June menjawab pertanyaan Mina dengan sebuah pertanyaan.
"Aku nanya sama Rose." jawab Mina pelan.
June membelalakkan matanya. Rose? Kenapa Rose melakukan itu? Rose yang paling tau bagaimana Ibunya akan murka jika seorang perempuan mendatangi June!
"Kamu pulang aja, aku gak apa-apa. Jangan khawatir." ujar June.
"Tapi, Jun..."
"Mina, aku sayang sama kamu. Kamu harus inget itu. Sekarang kamu pulang, ya?"
Mina yang perasaannya mulai tak enak pun hanya bisa mengangguk pasrah dan meninggalkan rumah June.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
