June tersenyum kecut mendengar pertanyaan polos yang keluar dari bibir mungil Mina.
"Gak tau, aku gak tau harus gimana bilangnya." balas June. Senyuman Mina perlahan memudar digantikan dahinya yang berkerut.
"Kamu kenapa?" tanya Mina sambil meraih jemari June yang sedikit bergetar. Perasaan khawatir kini melingkupi gadis itu.
"June?" panggil Mina sedikit berbisik.
June diam, hanya menatap Mina dengan pandangan terluka dan merasa bersalah.
"Kita... Kita putus."
Mina terdiam, masih dengan sejuta pertanyaan di kepalanya, ia melepaskan jemari June dengan perlahan.
"Hah? Kenapa? Aku bikin salah?" tanya Mina dengan pandangan bingung. Perasaannya kini bercampur aduk, jantungnya berdetak tak normal.
"Bukan kamu. Tapi aku. Aku yang gak bisa jaga hubungan ini. Maafin aku, Mina. Maaf."
"Tapi, kenapa? Karena kamu gak boleh pacaran? Aku gak apa-apa kalo harus nunggu kamu diizinin buat berhubungan sama aku. Aku sayang banget sama kamu June, sayang banget." ujar Mina menggebu-gebu dengan napas tak beraturan.
"Aku juga sayang sama kamu tapi maaf, kita gak bisa. Aku bakalan nikah." balas June ikut meluapkan emosinya.
Mina diam sejenak.
"Menikah? Dengan siapa?" cicit Mina.
June menunduk, "Rose."
Mina mendongak seketika, menatap June dengan pandangan tak percaya. Meminta penjelasan yang sebenar-benarnya. Namun June semakin menunduk, menandakan bahwa apa yang barusan keluar dari mulutnya adalah yang sebenarnya.
"Wow, haha..."
June menatap Mina yang tertawa dalam tangisnya.
"Kejutan kamu bener-bener bikin aku kaget, Jun. Kaget banget. Sampe aku rasanya pengen ngancurin Rose. Ngancurin orang yang udah ngancurin kebahagiaan aku sama kamu."
Dan June juga kaget mendengarnya. Sampai June rasanya ingin menampar mulut orang yang paling disayanginya itu karena telah berpikiran untuk menyakiti Rose-nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dimakan, ayo."
"Kamu kenapa gak berangkat kerja?"
"Rose, kamu udah nanyain itu lima kali."
"Aku bakal nanya terus sampe kamu jawab."
"Iya aku jawab, tapi kamu makan dulu buburnya. Ini Mina yang masak, pasti enak."
