Chaeyoung melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah ruangan yang begitu besar. Ruangan tersebut sangat cantik namun asing bagi Chaeyoung. Dinding ruangan yang bercat pink serta ada berbagai hiasan yang tertempel di dinding memberi kesan lembut dan cantik. Chaeyoung sedikit ragu untuk melangkahkan kakinya lebih jauh untuk memasuki ruangan tersebut namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya dari ruangan tersebut.
Sebuah Gitar yang terbuat dari kayu dan sebuah piano tua di ujung ruangan membuat daya tarik tersendiri bagi Chaeyoung. Di ruangan tersebut tidak hanya terdapat dua alatmusik tersebut tetapi juga ada beberapa almari yang didalamnya terdapat beberapa piala entah milik siapa.
Pandangan pertama memang mematikan. Chaeyoung mulai melangkahkan kakinya menuju piano tua berwarna coklat tua tersebut. Bersih tanpa ada debu di atas piano tersebut dan tutsnya masih tertutup. Lalu, Chaeyoung membuka penutup tutsnya sambil tersenyum.
Aku merasa seperti merindukan sesuatu.
Merindukan bermain piano.
Namun besama siapa?
Kenangan Chaeyoung akan permainan sebuah piano sedikit samar di kepalanya. Kenangan akan bermain bersama dan menekan tuts satu persatu hingga menimbulkan nada membuatnya sedikit merindukan seorang kakak.
Chaeyoung mulai menarik kursi khusus piano tersebut dan mulai duduk. Memandang dari ujung kanan sampai ujung kiri tuts piano tersebut membuatnya semakin merindukan sosok dalam pikirannya.
Chaeyoung mulai menekan satu tuts untuk memulai memperjelas kerinduannya. Semakin lama Chaeyoung semakin memainkan beberapa tuts hingga memainkan sebuah lagu.
Dajeonghaessdeon saramiyeo nareul ijeossna
Beolsseo nareul ijeo beoryeossna
Geuriumman namgyeonohgo nareul ijeossna
Beolsseo nareul ijeobeoryeossna
A ibyeori geuri swiunga
Sewol gabeoryeossdago ijen nareul ijgoseo
Meolli meolli tteonaganeunga
A naneun mollassne geudae maeum byeonhal jul
Nan jeongmal mollasseossne
O na neo hanamaneul mitgo sarassne
Geudaemaneul mideossne
O nega bogopaseo naneun eojjeona
Geuriumman ssahine
Only Longging Grown cover by Nayeon
Chaeyoung masih memainkan beberapa tuts piano nya. Mencoba menggali lebih dalam kenangan yang tersamarkan tersebut. Mencoba mencari tau siapa sosok yang begitu dia rindukan sebagai seorang kakak. Apakah Chaeyoung memiliki seorang kakak? Itu yang coba dia pecahkan.
Hingga kenangannya pecah dan menghilang begitu sebuah tangan memeluk dirinya di bagian leher. Chaeyoung menghentikan aktifitasnya.
"Biarkan seperti ini sedikit lebih lama." kata orang yang memeluknya.
"Nuguya?" Chaeyoung mulai memegang lengan orang tersebut.
Tidak ada jawaban hanya ada suara hembusan napas yang lembut serta suara detak jantung dari sang pemilik tangan tersebut. Chaeyoung masih sedikit bingung namun pelukan tersebut sukses membuatnya merasa nyaman.
Semakin lama Chaeyoung justru memejamkan matanya dan menikmati kenyamanan yang diberikan oleh orang yang memeluknya.
"Apa kamu masih mengingatku?" sebuah suara pelan namun mampu membuat Chaeyoung terkejut. Orang tersebut mulai melepas pelukannya dan duduk disamping Chaeyoung.
YOU ARE READING
FATE (MiChaeng) Season 2
FanfictionDua tahun telah berlalu, Mina kembali kambuh. Kali ini bukan Chaeyoung yang menolong Mina tetapi seorang Dokter Spesialis jantung yang di pindahkan dari Amerika. Dokter tersebut bernama Amber. Awalnya Mina tidak menyukai Amber, namun pada akhirnya M...