Chaeyoung telah membawa bunga dan sebuket buah-buahan sambil berjalan dilorong rumah sakit. Dua hari telah berjalan, Mina masih di rawat dirumah sakit sejak kejadian itu. Banyak tulang rusuk Mina yang patah akibat siksaan dari Amber. Namun, bersyukurlah Mina karena penyakit jantung koronernya tidak kambuh dan masih dalam batas normal. Chaeyoung, dia tidak dirawat. Namun wajahnya saat ini masih dalam balutan perban setelah luka yang kemarin berhasil diobati. Sedangkan Momo, dia berhasil selamat setelah dioperasi gabungan kemarin yang diketua oleh Jihyo. Operasi gabungan tersebut berjalan lancar dan sekarang masih dalam masa pemulihan. Dahyun, dia sudah sadarkan diri dan mulai juga masa pemulihan. Semua berjalan baik begitu adanya.
Chaeyoung mulai menengok kanan dan kiri mencari sebuah ruang rawat inap. Dia semakin kebingungan karena lupa nomor ruang rawat inap tersebut. Akhirnya Chaeyoung mulai bertanya kepada salah satu perawat yang saat itu masih menulis rekam medis di ruang perawat.
"Permisi, mbak." tanya Chaeyoung.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya perawat tersebut tanpa melihat kearah Chaeyoung.
"Kamar tahanan 304, atas nama Amber. Ruang berapa ya mbak?" sang perawat mulai menghentikan aktivitasnya kemudian melihat Chaeyoung.
"Astaga." sang perawat justru kaget melihat wajah Chaeyoung penuh dengan balutan kassa.
"Hehe. Maaf mbak. Kaget ya." Chaeyoung mulai merasa malu sambil memegangi tengkuknya.
"Haduh, saya kira Mumi. Mas." kata sang perawat.
"Saya Mbak by the way." Sang perawat mulai tertawa.
"Maaf-maaf mbak. Habis mbaknya bawa bunga sama pakai topi. Kirain mau jenguk pacarnya." sang perawat mulai tertawa lebar.
Chaeyoung hanya tersenyum karena wajahnya masih sulit untuk membuatnya dapat tertawa. Dalam hati mah Chaeyoung udah ketawa keras.
"Tahanan 304, diruang VIP nomer 5 mbak. Mbaknya lurus aja dari sini lalu belok ke kiri dikit. Kalau tidak salah ada penjaganya." seru mbaknya menjelaskan.
"Oke, terima kasih mbak." Chaeyoung mulai berjalan keruangan yang telah ditunjukkan perawat tersebut. Benar saja. Ruangan tersebut telah dijaga ketat oleh satuan polisi dengan rompi anti peluru lengkap.
Kayak mau perang aja.
"Permisi pak, Saya Chaeyoung. Ini surat izin saya." Chaeyoung kemudian menyerahkan selembar kertas yang berupa surat izin menjenguk dari pihak kepolisian.
Awalnya sang polisi tidak mengizinkan karena mengingat Chaeyoung tidak bisa diidentifikasi wajahnya serta kartu identitas Chaeyoung sedang hilang. Hingga akhirnya sebuah telepun dari atasan sang polisi hingga akhirnya Chaeyoung diperbolehkan masuk namun seluruh alat yang dibawanya seperti jam tangan, handphone, serta peralatan lain harus ditinggalkan.
Chaeyoung sesungguhnya tidak keberatan dengan hal itu, karena tujuan dia cuman satu. Mengerti dan mengetahui masa lalunya serta bertanya siapakah Amber sesungguhnya.
Chaeyoung mulai masuk ruangan tersebut disambut dengan kondisi Amber yang masih terbilang lemah. Tubuhnya masih berhubungan dengan monitor yang selalu membantunya mengontrol tubuhnya.
Apa dia separah itu?
Kemudian Chaeyoung mulai berjalan mendekati Amber dan mulai duduk di kursi yang terletak disamping tempat tidur Amber. Tak lupa Chaeyoung juga menaruh buket buah serta bunga diatas meja didekatnya.
Chaeyoung hanya memandang tubuh amber yang masih tergeletak tersebut.
Begitu kayak gini aja aku kasihan padanya.
YOU ARE READING
FATE (MiChaeng) Season 2
FanficDua tahun telah berlalu, Mina kembali kambuh. Kali ini bukan Chaeyoung yang menolong Mina tetapi seorang Dokter Spesialis jantung yang di pindahkan dari Amerika. Dokter tersebut bernama Amber. Awalnya Mina tidak menyukai Amber, namun pada akhirnya M...