Part 4 - Iba

21 5 0
                                    


Rere menggerutu kesal, sumpah serapah terus dilontarkannya.

Semua orang memandang nya aneh. Sepanjang trotoar jalan menuju pulang, bibir nya mencebik geram tanpa henti.

"stop mengikuti ku dii! "

" memangnya kenapa? Ini jalan umum, apa hakmu melarang ku? "

Lagi dan lagi rere mengusap dada sebel. Hantu keras kepala ini terus saja mengikuti nya.

" jauh jauh dariku! Kau membuatku risih! "

" tidak mau! Sebelum kau mengatakan mau jadi partner ku! "

" Tidak mau! Jangan mengecohku! "

" oke fine. Aku akan selalu membuntuti mu! " Ucap dii santai.

Rere menghentikan langkahnya, lalu memicingkan matanya.

" apa dulu kau adalah seorang penguntit? "

Dii membelalakkan matanya terkejut, dasar wanita aneh. Pikirnya

" aku bukan seorang penguntit! Lagipula aku hanya berkata akan membuntuti mu! Kau tau kan maksudku, membuntuti berarti mengikuti! Ohh aku tau.. Apa kau berharap aku akan selalu menguntitmu? " goda Dii pada rere

" apa kau bilang? Dasar hantu mesum! Pergi kau! " teriak rere melengking.

" hahaaa.. Jangan berteriak seperti itu re, lihatlah orang orang memandangmu dengan tatapan aneh"

Rere melihat sekelilingnya. dan benar saja, Semua orang bergidik ngeri melihat Rere yang berbicara sendiri.

Rere merunduk malu, ini semua karna hantu tengil itu. Dan dengarlah sekarang, suara tawa Dii yang pecah membahana. Demi dewa neptunus rere ingin sekali menampol kepala Dii saat ini juga.

Rere memasang wajah ketus ciri khas miliknya, ia sangat kesal!! Bisa-bisanya hantu sialan itu membuatnya malu.

"kau tau re? Aku sangat bersyukur. "

" sudah 10 tahun aku hidup dalam kesendirian, rasanya ingin mati saja. Hahaa" curhat Dii yang merasa miris sekali dengan kehidupannya.

"tapikan aku memang sudah mati! Mengingatnya saja aku muak. Mati tanpa tau penyebabnya membuatku tidak terima" cerocos Dii, terserahlah rere akan mendengarkannya atau tidak. Kalau Rere dengar ya bagus, tapi kalau Tidak pun ya sudahlah. Dengan ada yang merasakan kehadiran dan mendengarnya saja itu sudah membuat Dii senang bukan main.

"andaikan aku bisa hidup layaknya seperti mu. Diusia yang seharusnya aku menghabiskan masa-masa remaja hangus sudah digantikan dengan dunia gelap, huhhh.. " terdengar Dii yang menahan pedih.

Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang